Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang kronis. Penderita diabetes sangat rentan terhadap gangguan psikologis seperti depresi. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya depresi pada penderita diabetes mellitus adalah kurangnya dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik total sampling, dan didapatkan 34 responden penderita DM. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuisioner depresi berdasarkan Beck Depression Inventory II (BDI II) dan kuesioner dukungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang memberikan dukungan "baik" sebanyak 8 responden (24%), dukungan keluarga "cukup" sebanyak 22 responden (67%), dan dukungan keluarga "kurang" sebanyak 3 responden (19%). Data kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus diperoleh 12 responden (38%) tidak mengalami depresi, dan 22 responden (62%) mengalami depresi. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman rho dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien korelasi negatif (r =-0,743) dengan nilai p = 0,000 yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus di RS Muhammadiyah Gresik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif (searah) antara dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tidak terjadi depresi atau normal, sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga maka angka kejadian depresi yang dialami semakin berat. Kata kunci : diabetes mellitus, dukungan keluarga, depresi
Abstrak : Kondisi pasien di Intensive Psychiatric Care Unit (IPCU) menuntut perawat untuk melakukan observasi ketat selama 24 jam serta selalu menghadirkan dirinya dalam konteks terapeutik melalui interaksi dengan pasien. Rutinitas tersebut dapat menjadi stressor bagi perawat sehingga mengalami kelelahan mental atau burnout. Kelelahan mental dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal menjadi sangat penting karena penilaian individu terhadap faktor eksternal yang dialami sangat bergantung pada faktor internalnya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor internal dengan kejadian kelelahan mental (burnout) pada perawat di IPCU RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang.Penelitian ini menggunakan desain observasionalanalitik dengan pendekatan cross-sectional. Responden berjumlah 40 orang yang didapatkan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kematangan emosi dan kejadian kelelahan mental (p value = 0,001 dan r = -0,500), antara kesejahteraan psikologis dan kejadian kelelahan mental (p value= 0.000dan r = -0,601), serta antara penyesuaian diri dan kejadian kelelahan mental (p value= 0.001dan r = -0,523). Berdasarkan hasil uji regresi linier disimpulkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kelelahan mental adalah kesejahteraan psikologis (p value< 0,001 dan koefisien korelasi = -0.543). Hal inidimungkinkankarena RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis perawat sehingga meminimalisasi kejadian kelelahan mental. Kata kunci: kelelahan mental, perawat, intensifpsikiatri, faktor internal
ABSTRAKPenyakit diabetes mellitus yang tidak bisa disembuhkan secara total sering berdampak pada terjadinya kecemasan dan penurunan kualitas hidup. Untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien dapat dilakukan terapi progressive muscle relaxation. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi PMR (Progressive Muscle Relaxation) terhadap kecemasan dan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RS Muhammadiyah Lamongan. Metode quasi eksperimental dengan pendekatan pre-post test control group design dengan simple random sampling. Jumlah sampel 50 orang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing 25 orang. Alat ukur menggunakan kuisioner HARS untuk kecemasan dan DQOL (Diabetes Quality of Life) untuk kualitas hidup. Hasil analisis kecemasan dengan uji t pada kelompok perlakuan p 0,000, kelompok kontrol p 0,746. Analisis kualitas hidup pada kelompok perlakuan nilai p 0,000 dan kelompok kontrol p 0,098. Perbedaan kecemasan pada kelompok perlakuan dan kontrol p 0,019. Perbedaan kualitas hidup pada kelompok perlakuan dan kontrol p 0,076. Pengaruh faktor pendidikan terhadap kualitas hidup pada pasien DM tipe 2 sesudah diberikan terapi progressive muscle relaxation sebesar 4,9 % setelah dikontrol variabel lain. Terapi progressive muscle relaxation efektif untuk menurunkan kecemasan dan efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Terapi progressive muscle relaxation dapat dimasukkan kedalam intervensi keperawatan pada pelayanan rumah sakit. Kata Kunci: Diabetes Mellitus tipe 2, Kecemasan, Kualitas Hidup, Terapi Progressive Muscle Relaxation ABSTRACTDiabetes mellitus which cannot be cured completely often have an impact on the occurrence of anxiety and reduced quality of life. To reduce anxiety and improve the quality of life of patients can use progressive muscle relaxation therapy. This study aims to determine the effect of PMR therapy (Progressive Muscle Relaxation) in anxiety and quality of life in patients with type 2 diabetes mellitus in Lamongan Muhammadiyah Hospital. Quasi-experimental method with the approach of pre-posttest control group design with simple random sampling. Number of samples 50 people were divided into two treatment groups and control each 25 people. HARS questionnaire instrument used for measuring anxiety and DQOL (Diabetes Quality of Life) for measuring quality of life. Results of the analysis by the t-test anxiety in the experimental group p0.000, 0.746 p control group. Analysis of the quality of life in the treatment group p values of 0.000 and 0.098 p control group. Anxiety differences in the treatment group and the control p0.019. Differences in the quality of life in the treatment group and the control p 0.076. Results of the analysis by the t-test anxiety in the experimental group p 0.000, 0.746 p control group. Analysis of the quality of life in the treatment group p values of 0.000 and 0.098 p control group. Anxiety differences in the treatment group and the control p 0.019. Differences in the quality of life in the treatment group and the control p 0.076. Educational factors influence the quality of life in patients with type 2 diabetes mellitus after progressive muscle relaxation therapy by 4.9% after controlling other variables. Progressive muscle relaxation therapy is effective to reduce anxiety and effective to improve the quality of life of patients with type 2 diabetes. Progressive muscle relaxation therapy can be incorporated into nursing interventions on hospitals.Keyword : Type 2 Diabetes Mellitus, anxiety, quality of life, progressive muscle relaxation therapy
Keywords: back maasage, breastmilk produktionAbstrak : ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu. Hormon oksitosin adalah hormon yang mempengaruhi proses laktasi. Oksitosin yang sampai pada alveoli mamae menyebabkan kontraksi sel mioepitel yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus laktiferus. Pijat punggung pada cervical 5-6 sampai tulang belikat bagian bawah merangsang pengeluaran hormon endorfin dan oksitosin maupun meningkatkan sirkulasi darah daerah payudara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap produksi ASI ibu post partum di ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi November 2014. Desain penelitian Quasi Experimental dengan rancangan Control Group Pre-Test Post-Test Design dengan pengambilan data secara Non Random dengan Consecutive Sampling (1 minggu) dengan jumlah populasi 24 dan besar sampel 20 responden. Analisis data dengan uji Beda Dua Mean (T Test) Independent dengan menggunakan uji Paired Sample Test dengan H1 diterima bila nilai p<0,05 dan uji Independent Sample Test H1 diterima bila nilai p<0,05. Dan hasil penelitian pada uji Paired Sample Test menunjukkan nilai signifikan (p) 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05, dan ada pengaruh pijat punggung terhadap produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Dari hasil penelitian disarankan semua ibu post partum untuk dilakukan pijat punggung.Kata kunci: pijat punggung, produksi ASI
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.