Saat ini Indonesia sedang memasuki era Bonus Demografi. Namun untuk dapat meraihnya, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi yaitu kebutuhan akan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Hal ini juga menjadi tantangan dalam menyongsong era Bonus Demografi kedua seiring meningkatnya jumlah lanjut usia. Terkait dengan persyaratan tersebut, kajian ini memberikan gambaran kondisi lanjut usia dan capaian parameter demografi provinsi di era Bonus Demografi. Sumber data kajian adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2019, dan hasil proyeksi penduduk Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Data hasil kajian disajikan secara deksriptif dalam bentuk tabel dan gambar. Kondisi lanjut usia dilihat dari sosial, ekonomi, dan kesehatan, dan parameter demografi provinsi dilihat dari fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Hasil kajian memperlihatkan bahwa pada saat era Bonus Demografi, kondisi lanjut usia masih didominasi oleh mereka yang tingkat sosial ekonominya rendah. Dari sisi kesehatan, 26,2 persen lanjut usia mengalami keluhan kesehatan hingga mengganggu aktivitas mereka sehari-hari. Pada tingkat provinsi, beberapa provinsi masih memerlukan peningkatan penanganan fertilitas dan mortalitas. Berbagai upaya perlu dilakukan oleh pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kondisi lanjut usia melalui pendidikan, ekonomi, dan kesehatan penduduk untuk menjadi lanjut usia dengan masa depan yang lebih berkualitas. Itu sebabnya, penduduk perlu dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan akses untuk persiapan masa tua.
Latar belakang: Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 masalah gizi Anak Usia Sekolah di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu cara yang paling efektif dalam menyosialisasikan pengetahuan gizi melalui lembaga pendidikan.Tujuan : Mengetahui efektivitas permainan monopoli gizi dan diskusi untuk meningkatkan pengetahuan gizi seimbang sekolah dasar di Kabupaten Bogor.Metode : Penelitian kuantitatif eksperimen dan kualitatif dengan jenis Quasi Eksperiment dipadukan diskusi dan observasi pada siswa sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Penelitian dirancang dengan pre and post with control desain. Jumlah sampel masing masing sebanyak 64 orang pada kelompok kontrol SDN 01 dan intervensi SDN 02. Kelompok intervensi adalah siswa yang diberikan permainan monopoli dan diskusi. Subjek penelitian adalah siswa sekolah dasar kelas 4. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon.Hasil : Ada perbedaan yang signifikan peningkatan pengetahuan gizi seimbang pada skor pre test dan post test kelompok intervensi p-value <0,001 sedangkan skor pre test dan post test kelompok kontrol p value 0,001 (<0,05). Perbandingan skor pengetahuan pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan skor pre test p value 0,638 (>0,05), post test 1 p value 0,582 (>0,05), dan p value post test 2 0,106 (>0,05) tidak ada perbedaan yang signifikan Skor Pre test, Post test 1, dan Post test 2 pada peningkatan Pengetahuan gizi seimbang. Berdasarkan perhitungan N-Gain hasil efektivitas sebesar 1,40 dapat disimpulkan kelompok intervensi dinyatakan lebih efektif daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor Sikap Gizi seimbang dan sikap terhadap media pada kelompok intervensi dan kontrol.Simpulan : Media monopoli dapat digunakan sebagai alat pembelajaran dibidang pendidikan sebagai sarana edukasi pengetahuan gizi seimbang.
P eningkatan kesehatan merupakan suatu keharusan apabila bangsa Indonesia ingin mencapai pembangunan manusia yang tinggi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia termasuk hak dasar anak yang harus dipenuhi dengan baik. Anak yang sehat akan menjadi investasi bagi modal manusia yang berkualitas di masa depan. Berbagai indikator kesehatan di Indonesia
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.