ABSTRAKLatar Belakang: Banyak ibu sangat takut mengalami rasa sakit saat persalinan melalui vagina sehingga lebih memilih persalinan Caesar. Rasa takut akan semakin mencekam ketika tanggal persalinan semakin dekat. Penelitian menunjukkan, faktor mengurangi rasa takut adalah mendapat dukungan positif dari keluarga dan memilih beberapa metode penghilang rasa sakit (Danuatmadja, 2008). Untuk mengurangi efek stres fisiologis maupun psikologis akibat nyeri persalinan dapat dilakukan melalui penanganan non farmakologi.Salah satu terapi tersebut adalah olah nafas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Olah Nafas Belly Breathing Terhadap Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di Klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah. Metode: Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan pendekatan one group Pre-Post test Design. Populasi penelitian adalah ibu bersalin di klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah dengan jumlah sampel 38 dan menggunakan teknik accidental sampling. Analisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat perbedaan antara nyeri sebelum diberikan terapi olah nafas dengan nyeri pasca pemberian olah nafas pada kala 1 fase aktif dengan nilai P= 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan rasa nyeri yang bermakan antara sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan. Kesimpulan: Terdapat 29 responden (76,32%) setelah diterapkan olah nafas belly breathing, nyeri berkurang, 1 responden (2,63%) nyeri bertambah, dan terdapat 8 responden (21,1 %) dengan nyeri tetap.Kata Kunci : Belly Breating, Nyeri PersalinanTHE EFFECT OF BELLY BREATHING TO REDUCE LABOR PAIN DURING 1 ACTIVE PHASE AT DHIAULHAQ MAGELANG CLINICABSTRACTBackground: Many women are frightened of the pain during vaginal delivery so they prefer a caesarian delivery. The fear will be more gripping as the due date draws near. Research shows the factors that reduce fear are getting positive support from family and choosing several methods of pain relief (Danuatmadja, 2008). To reduce the effects of physiological and psychological stress due to labor pain can be done through non-pharmacological treatmen. One the therapies is breathing exercise. Objective: This study is aimed to determine the Influence of Belly Breathing to Pain of Labor Kala 1 Phase Active In Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java. Methods: The design of this research is Quasy Experimental with a one group Pre- Posttest Design approach. The population of the study was maternal birth in Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java with 38 samples and using accidental sampling technique. The analysis was using Wilcoxon test. Results: There is a difference between pain before brathing therapy and after having breathing therapy in kala I active phase p=0.000<0.05. There is significant difference of pain level between before and after the tharapy was applied. Conclusion: After applying the Belly Breathing exercise there were 29 respondents (76.32 %) experienced reducing pain, one respondent (2.63 %) experienced increasing pain, and 8 respondents (21.1%) increasing pain constantly.Keyword: Belly Breathing, Labor Pain
ABSTRAKLatar Belakang: Banyak ibu sangat takut mengalami rasa sakit saat persalinan melalui vagina sehingga lebih memilih persalinan Caesar. Rasa takut akan semakin mencekam ketika tanggal persalinan semakin dekat. Penelitian menunjukkan, faktor mengurangi rasa takut adalah mendapat dukungan positif dari keluarga dan memilih beberapa metode penghilang rasa sakit (Danuatmadja, 2008). Untuk mengurangi efek stres fisiologis maupun psikologis akibat nyeri persalinan dapat dilakukan melalui penanganan non farmakologi.Salah satu terapi tersebut adalah olah nafas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Olah Nafas Belly Breathing Terhadap Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di Klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah. Metode: Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan pendekatan one group Pre-Post test Design. Populasi penelitian adalah ibu bersalin di klinik Dhiaulhaq Magelang Jawa Tengah dengan jumlah sampel 38 dan menggunakan teknik accidental sampling. Analisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat perbedaan antara nyeri sebelum diberikan terapi olah nafas dengan nyeri pasca pemberian olah nafas pada kala 1 fase aktif dengan nilai P= 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan rasa nyeri yang bermakan antara sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan. Kesimpulan: Terdapat 29 responden (76,32%) setelah diterapkan olah nafas belly breathing, nyeri berkurang, 1 responden (2,63%) nyeri bertambah, dan terdapat 8 responden (21,1 %) dengan nyeri tetap. Kata Kunci : Belly Breating, Nyeri PersalinanTHE EFFECT OF BELLY BREATHING TO REDUCE LABOR PAIN DURING 1 ACTIVE PHASE AT DHIAULHAQ MAGELANG CLINICABSTRACTBackground: Many women are frightened of the pain during vaginal delivery so they prefer a caesarian delivery. The fear will be more gripping as the due date draws near. Research shows the factors that reduce fear are getting positive support from family and choosing several methods of pain relief (Danuatmadja, 2008). To reduce the effects of physiological and psychological stress due to labor pain can be done through non-pharmacological treatmen. One the therapies is breathing exercise. Objective: This study is aimed to determine the Influence of Belly Breathing to Pain of Labor Kala 1 Phase Active In Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java. Methods: The design of this research is Quasy Experimental with a one group Pre- Posttest Design approach. The population of the study was maternal birth in Dhiaulhaq Clinic Magelang, Central Java with 38 samples and using accidental sampling technique. The analysis was using Wilcoxon test. Results: There is a difference between pain before brathing therapy and after having breathing therapy in kala I active phase p=0.000<0.05. There is significant difference of pain level between before and after the tharapy was applied. Conclusion: After applying the Belly Breathing exercise there were 29 respondents (76.32 %) experienced reducing pain, one respondent (2.63 %) experienced increasing pain, and 8 respondents (21.1%) increasing pain constantly.Keyword: Belly Breathing, Labor Pain
Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Sumber daya alam hayati Indonesia salah satunya sebagai penghasil bahan dasar obat-obatan tradisional telah mengekspor ke berbagai manca negara dalam jumlah yang sangat besar. Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia. Masalah-masalah pada remaja diantaranya adaah seks bebas yang berakibat penularan penyakit menular seksual, kebersihan organ intim, Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi remaja adalah dismenorhea, keputihan, Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup akib Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Sumber daya alam hayati Indonesia salah satunya sebagai penghasil bahan dasar obat-obatan tradisional telah mengekspor ke berbagai manca negara dalam jumlah yang sangat besar. Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia. Masalah-masalah pada remaja diantaranya adaah seks bebas yang berakibat penularan penyakit menular seksual, kebersihan organ intim, Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi remaja adalah dismenorhea, keputihan, Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup akibat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Karena itu perlu adanya kesadaran dan peran serta dari berbagai instansi terkait untuk mampu memberikan pengetahuan mungkin mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan juga mensosialisasikan bahan alam untuk menjaga kesehatan organ reproduksi remaja . Hal ini dapat dilakukan secara nyata melalui upaya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian masyarakat yang berupa Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja terjadi peningkatan pengetahuan dari remaja, yang pertama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan yang kedua terjadi peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahan alam apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi komplementer untuk kesehatan reproduksi at pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Karena itu perlu adanya kesadaran dan peran serta dari berbagai instansi terkait untuk mampu memberikan pengetahuan mungkin mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan juga mensosialisasikan bahan alam untuk menjaga kesehatan organ reproduksi remaja . Hal ini dapat dilakukan secara nyata melalui upaya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian masyarakat yang berupa Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Untuk Kesehatan Reproduksi Remaja terjadi peningkatan pengetahuan dari remaja, yang pertama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan yang kedua terjadi peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahan alam apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi komplementer untuk kesehatan reproduksi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.