HISTORICAL RELATIONSHIP OF INFECTIOUS DISEASE WITH STUNTING EVENTS IN CHILDREN AGED 12-59 MONTHS Background:Stunting events in the highest Central Lampung district are in Pubian Sub-District, Kecamanatan Anak Tuha, Seputih Agung Sub-District, and Seputih Raman Sub-District, In Seputih Raman sub-district there are 2 Working Areas of Puskesmas Seputih Raman with 4 villages stunting data obtained as many as 153 children, and Rama Indra Health Center with 5 villages with the number of stunting children as many as 183 childrenPurpose : Known to know the history of infectious diseases with stunting events in children aged 12-59 months Methods : Type of quantitative research, design of analytical survey research with cross sectional approach, population and sample is stuntinng child, sampling technique using purposive sampling. Analysis of univariate and bivariate data using chi square test.Results : Incidence of infection in children aged 12-59 as many as 65 respondents (31.9%) and 139 respondents (68.1%). Stunting incidents, as many as 102 respondents (50%) 102 respondents (50%). P-Value = 0.000 to P-Value <α (0.000<0.05) Conclusion: It can be concluded there is a history of infectious diseases with stunting events in children aged 12-59 months in the Working Area of Rama Indra Kec. Seputih Raman Kab.Lampung Tengah Year 2019. Based on the results and discussions, researchers suggest that health promotion related to the prevention of infectious diseases in children needs to be improved to address the problem of toddler stunting in Rama Indra Health Center Working Area. Suggestion As input for mothers to provide exclusive breastfeeding and nutritious food as well as maintaining the cleanliness of drinking food and a place to live for many people to avoid stunting. Based on the results and discussion, the researchers suggest that health promotion related to the prevention of infectious diseases in children needs to be improved again to overcome the problems of toddlers. stunting in the working area of Rama Indra Health Center. Keywords : Infection, Stunting, Child 12-59 Months ABSTRAK Latar Belakang: Kejadian stunting di kabupaten Lampung Tengah tertinggi berada di Kecamatan Pubian, Kecamanatan Anak Tuha, Kecamatan Seputih Agung, dan Kecamatan Seputih Raman, Pada Kecamatan Seputih Raman terdapat 2 Wilayah Kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Seputih Raman dengan 4 desa data stunting diperoleh sebanyak 153 anak, dan Puskesmas Rama Indra dengan 5 desa dengan jumlah anak stunting sebanyak 183 anakTujuan: Diketahui mengetahui hubungan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulanMetode: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi dan sampel adalah anak yang mengalami stuntinng, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisa data univariat dan bivariat mengguankan uji chi square.Hasil : Kejadian infeksi pada anak usia 12-59 sebanyak 65 responden (31.9%) tidak infeksi sebanyak 139 responden (68.1%). Kejadian stunting, sebanyak 102 responden (50%) tidak stunting sebanyak 102 responden (50%). P-Value = 0,000 sehingga P-Value <α (0,000<0,05)Simpulan : Ada hubungan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka peneliti menyarankan promosi kesehatan terkait pencegahan penyakit infeksi pada anak perlu ditingkatkan lagi untuk mengatasi permasalahan balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Rama Indra.Saran Menjadikan masukan bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan makanan yang bergizi serta menjaga kebersihan makanan miunuman dan temnpat tinggal bagi banak agar dapat terhindar dari stunting.Berdasarkan hasil dan pembahasan maka peneliti menyarankan promosi kesehatan terkait pencegahan penyakit infeksi pada anak perlu ditingkatkan lagi untuk mengatasi permasalahan balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Rama Indra. Kata Kunci : Infeksi, Stunting, Anak 12-59 Bulan
NURSING MANAGEMENT OF FEVER IN CHILDRENBackground: Compresses is a method to reduce body temperature when have a fever. Tepid sponging is an intervention to wipe the whole body with warm water using a washcloth.Purpose: In the study it was found to be effective in decreasing body temperature between warm compresses and water tepid sponges on children with fever in pediatric ward, DKT TK IV 02.07.04 Hospital Bandar Lampung in 2017.Methods: Types of quantitative research with Quasi Experiment approach with samples as many as 80 clients. Accidental sampling techniques. Retrieving data using observation sheets, data analysis techniques using statistical independent t tests.Results: The average temperature value was known before warm compresses 38.7oC, after warm compresses 37.7oC, the average temperature value before water tepid sponge 38.6oC, after water tepid sponge 37.4oC, There is an influence between before and after warm compresses with different mean is 0.89oC. The results of statistical tests obtained p-value 0,000 <0.05. There are influences before and after the water tepid sponge with different mean is 1.2oC. The results of the statistical test obtained p-value 0,000 <0.05.Suggestion: To health workers, the need for socialization of parents regarding the handling of fever children using warm compresses in the hospital or at home.Keywords: Body temperature, warm compresses, water tepid spongePendahuluan: Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh bila mengalami demam. Tepid sponging merupakan tindakan untuk mengelap sekujur tubuh dengan air hangat menggunakan waslap. Tujuan : Pada penelitian diketahui efektifitas penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dan water tepid sponge pada Klien anak dengan demam di ruang anak rumah sakit DKT TK IV 02.07.04 Bandar Lampung Tahun 2017.Metode : Jenis Penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi Experiment dengan sampel sebanyak 80 klien. Pengambilan sampel dengan teknik accidental Sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi, Teknik analisis data menggunakan uji statistik uji t independent.Hasil penelitian: Diketahui rata-rata nilai suhu sebelum kompres hangat 38,7oC, setelah kompres hangat 37,7oC, rata-rata nilai suhu sebelum water Tepid sponge 38,6oC, setelah water Tepid sponge 37,4oC, Ada pengaruh antara sebelum dan sesudah kompres hangat dengan beda mean adalah 0,89oC. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05. Ada pengaruh sebelum dan sesudah water Tepid sponge dengan beda mean adalah 1,2oC. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05.Saran: Kepada tenaga kesehatan perlunya diadakan sosialisasi pada para orang tua tentang penanganan anak demam menggunakan kompres hangat baik di lingkup rumah sakit maupun di lingkup komunitas.
THE INFLUENCE BETWEEN GADGET USE AND EYE HEALTH ON STUDENTS OF AL AZHAR 1 BANDAR LAMPUNG ELEMENTARY SCHOOL Introduction: improper gadget use such as excessive frequency of use, incorrect position and bad lighting may decrease visual acuity that will impact career, social economy, education and intelligence. As addition the increase of myopia on children may cause various types of complications like permanent visual impairment (blindness), cataract and glaucoma. The other myopia complications are chorioretinal degeneration (Chorioretinal athropy), ablasio retina, and ocular irritation on children with high myopia. Based on a pre-survey conducted by the researcher on 30th January 2018, Al Azhar 1 Elementary School had the biggest number of student wearing eyeglasses amounting to 187 students compared with 143 students at Al Azhar 2 Elementary School and 57 students at Way Halim 1 Elementary School. Eight out of 30 students (26.7%) at Al Azhar 1 Elementary School wear glasses. The interview found that 21 of them (70%) use gadget. Objective: this study was to identify the effect of gadget use towards eye health on students of Al Azhar 1 Bandar Lampung Elementary School in 2019. Method: This research is quantitative. The design was analytical survey that indicated this research tried to scrutinize how and why a certain health phenomena happened. The approach of this research was retrospective. The population of this research is the whole four to five grade students at Al Azhar 1 Bandar Lampung Elementary School in 2019 amounting to 360 students. The minimum samples were 190 respondents. The sampling technique was simple random sampling. Result: based on the statistical analysis, p value was 0.003 or p value < 0.05 Conclusion: which can be meant there was an effect of gadget use twards eye health on students of Al Azhar 1 Bandar Lampung Elementary School in 2019. The school stakeholders are suggested to give additional time to educate their students on taking care of eye health. Keywords : gadget use, eye health INTISARI: PENGARUH PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KESEHATAN MATA ANAK DI SEKOLAH DASAR AL AZHAR I BANDAR LAMPUNG Pendahuluan : Penggunaan gadget yang salah seperti frekuensi penggunaan gadget yang berlebihan, posisi yang tidak benar dan intensitas pencahayaan yang tidak baik, akan berdampak terhadap penurunan tajam penglihatan, yang akan berefek pada karir, sosial ekonomi, pendidikan bahkan juga tingkat kecerdasan. Selain itu, semakin bertambahnya miopi pada anak juga akan meningkatkan berbagai risiko komplikasi, seperti gangguan permanen visual (kebutaan), katarak dan glaucoma. Komplikasi lainnya yang dapat ditimbulkan oleh miopi yaitu Chorioretinal Degeneration (Chorioretinal athropy), Ablasio retina, serta gangguan okuler pada anak dengan miopi tinggi. Dari hasil survei yang peneliti lakukan pada tanggal 30 Januari 2018, diketahui bahwa penggunaan kacamata pada anak sekolah dasar tertinggi adalah di SD Al Azhar 1 (187 siswa) jika dibandingkan dengan SD Al Azhar 2 (143 siswa) atau SD Negeri 1 Way Halim (57 siswa). Hasil presurvey yang dilakukan terhadap 30 orang anak di SD Al Azhar 1 diketahui bahwa sebanyak 8 orang (26,7%) menggunakan kacamata. Dan berdasarkan wawancara diketahui bahwa sebanyak 21 orang anak (70%) menggunakan gadget.Tujuan : Diketahui pengaruh penggunaan gadget terhadap kesehatan mata anak di Sekolah Dasar Al Azhar I Bandar Lampung Tahun 2019.Metode : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan survey analitik yang artinya penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, dengan menggunakan pendekatan retrospective. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4-5 Sekolah Dasar Al Azhar I Bandar Lampung Tahun 2019 yang berjumlah 360 siswa, Sehingga sampel minimum yang didapatkan berjumlah 190 responden. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling.Hasil : Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan p-value 0,003 atau p-value < 0,05.Kesimpulan: terdapat pengaruh penggunaan gadget terhadap kesehatan mata anak sekolah di Sekolah Dasar Al Azhar I Bandar Lampung Tahun 2019. Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan pendidikan kepada anak tentang kesehatan mata melalui jam tambahan belajar khusus untuk membahas tentang kesehatan mata. Kata Kunci : Penggunaan Gadget, Kesehatan Mata
A comparison of distractors for controlling pain and discomfort in young children during medical procedures Background: The problem that often occurs in the pediatric ward is when going to take medical procedures, there are several procedures that will cause a pain and discomfort in young children. During the performance, a nurse needs a full concentration and a calm environment. Meanwhile, a young children need a distraction for controlling pain and discomfort during medical procedures. Procedure need to apply to make easily and smoothly until end of the performance.Purpose: A comparison of distractors for controlling pain and discomfort in young children during medical proceduresMethod: A quantitative study and a purposive sampling experimental design (pre-test and post-test). The population and sample taken 60 participants by a purposive sampling divided into two groups intervention, 30 participants by video cartoons and 30 participants with storytelling. A medical procedure when taking a venous blood sample. The measuring instrument used the face, legs, activity, cry and consolability (FLACC) pain scale with the lowest score of 0 and the highest score of 10. Statistical test using the T test.Results: Finding that there was a significant effect on young children by distraction technique with cartoon video media and storytelling media when taking venous blood samples. Both groups obtained p-value 0.000, indicating that both distraction techniques are effective to use. While the difference in the mean value (pre test-post test) on video cartoon media is 0.97 and storytelling media with a mean value of 1.50. It means that storytelling media is more effective than video cartoon media.Conclusion: Both distraction techniques, such as videos, cartoon media and storytelling media, have a significant level of effectiveness and storytelling media is more effective than cartoon video media, that could as an alternative as a permanent procedure in the pediatric ward.Keywords: Distractors; Controlling pain; Discomfort; Young children; Medical proceduresPendahuluan: Masalah yang sering terjadi diruang anak yaitu pada saat akan melakukan tindakan medis, dimana ada beberapa prosedur yang akan membuat rasa sakit dan ketidaknyamanan pada anak. Selama tindakan tersebut, seorang perawat akan mengerjakannya dengan penuh konsentrasi dan perlu ketenangan. Sedangkan pada anak tersebut dibutuhkan tindakan distraksi supaya tindakan medis dapat dilakukan dengan mudah dan lancar.Tujuan: Untuk melihat efektivitas pemberian teknik distraksi terhadap skala nyeri anak selama prosedur medis di rumah sakitMetode: Penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu (pre-test dan post-test) dan pemilihan sampelnya menggunakan purposive sampling. Populasi dan sampel sebanyak 60 partisipan yang dibagi dalam dua grop perlakuan yaitu 30 partisipan dengan media video cartoon dan 30 partisipan dengan media storytelling. Prosedur medis yang dilakukan pada saat pengambilan sampel darah vena. Alat ukur yang dipakai untuk mengujkur skala nyeri menggunakan skala nyeri face, legs, activity, cry and consolability (FLACC) dengan skor terendah 0 dan tertinggi skor 10. Uji statistik menggunakan uji T.Hasil: Didapatkan adanya pengaruh yang signifikan pada anak jika dilakukan perlakukan distraksi dengan media video kartun dan media storytelling saat pengambilan sampel darah vena. Kedua kelompok didapatkan p-value 0.000 menunjukkan bahwa kedua intervensi efektif untuk digunakan. Sedangkan perbedaan nilai mean (pre test-post test) pada media video cartoon 0.97 dan media storytelling dengan nilai mean 1.50. artinya media storytelling lebih efektif dibandingkan media video cartoon.Simpulan: Intervensi menonton video kartun dan storytelling mempunyai tingkat efektivitas yang sukup signifikan dan media storytelling lebih efektif dibandingkan media video cartoon, sehingga dapat jadikan alternatif sebagai prosedur tetap diruangan anak.
Pendahuluan: Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA merupakan infeksi yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru. ISPA adalah penyakit yang paling sering berada dalam daftar 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di puskesmas maupun di rumah sakit. Penyakit ini dimulai dengan panas, tenggorokan sakit atau nyeri pada saat menelan, pilek, batuk kering atau berdahak. Virus penyebab ISPA adalah golongan Mikrovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikomavirus, dan Herpesvirus. Tujuan: Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan anak secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual pada keluarga dengan keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan pendekatan proses keperawaan keluarga. Metode: Desain student oral case analysis (SOCA) menggunakan desain studi kasus dalam bentuk penerapan dengan cara pendekatan sesuai metode deskriptif, metode ini bersifat mengumpulkan data terlebih dahulu, menganalisis data lalu menarik kesimpulan data. Unit yang menjadi kasus tersebut secara lebih jauh dianalisis dan diberikan suatu tindakan terapi. Hasil : Berdasarkan implementasi , semua tindakan telah dilakukan pada An.S dan An.V. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5x24 jam masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi dengan frekuensi napas 22x/m. Kesimpulan dan Saran : Maka dapat ditarik pengaruh pemberian rebusan jahe merah dan madu dapat mengurangi tingkat keparahan batuk. Saran Bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan banyak terapi sederhana yang mudah dilakukan pasien dan tanpa efek samping sehingga keluarga dan pasien mampu menerapkannya diluar pantauan fasyankes. Bagi keluarga pasien untuk lebih memahami pendidikan kesehatan yang telah disampaikan oleh pihak-pihak medis dan berusaha tetap menerapkannya meskipun diluar pantauan tenaga medis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.