Safety riding dapat diartikan sebagai cara berkendara yang aman dan nyaman baik bagi pengendara, safety riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup. Data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia mencatat jumlah kecelakaan di Indonesia sepanjang 2018 sebanyak 109.215, jumlah tersebut naik 4,69% dibandingkan pada tahun 2017 dengan 104.327 kejadian, selama kurun waktu 2014-2018, jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami kenaikan rata-rata 3,30% per tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding) pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2020”.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan jumlah responden dalam penelitian yaitu 107 sampel. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dalam bentuk google form. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square pada perangkat lunak statistikAda hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pengetahuan, dan self efficacy dengan perilaku aman berkendara (safety riding) (P value = 0,000), tidak ada hubungan yang signifikan antara masa berkendara dengan perilaku aman berkendara (safety riding) (P value = 0,171).Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) yaitu jenis kelamin, pengetahuan, dan self efficacy. Perlunya pihak universitas dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian lalu lintas dalam mengadakan penyuluhan atau pelatihan untuk para mahasiswa terkait perilaku aman berkendara (safety riding).---Safety riding can be interpreted as a way of driving safely and comfortably for drivers, safety riding refers to ideal driving manners with adequate safety level for drivers. Data from the Indonesian Police Traffic Corps recorded the number of accidents in Indonesia throughout 2018 as many as 109,215, this number increased by 4,69% compared to 2017 with 104,327 incidents, during the 2014-2018 period, the number of traffic accidents increased by an average of 3,30% per year.The purpose of this study is to discover Factors Related to Safety Riding Behavior on Students of the Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Muhammadiyah Jakarta in 2020. This study is a quantitative research with cross sectional experiment design with 107 samples of respondents. Questionnaire through google form is used for data collection. The data analysis in this study used the chi-square statistical test in the SPSS 23 application.There is a significant correlation between gender, knowledge of driving, and self efficacy with safety riding (P value = 0,000) while there is no significant correlation between driving time with safety riding (P value = 0,171).This study indicates that gender, knowledge and self efficacy are the influencing factors of safety riding. It’s necessary to joint action between university and government/police officials is needed to provide seminar or training programs regarding safety riding for university students.
Data dari ILO tahun 1998 menyebutkan hampir setiap tahun sebanyak 2 juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan kerja. Penelitian tersebut menyatakan dari 58.115 sampel, 32,8% diantaranya atau sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja di Department Area Produksi MCD, Plant M, PT. “X”, Tahun 2017. penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja di Department Area Produksi MCD, Plant M, PT ”X”. Jumlah responden sebanyak 109 orang diambil dengan teknik accidental sampling dan dianalisis dengan analisis univariat dan analisis bivariat. Berdasarkan hasil analisis univariat, responden yang paling banyak mengalami kelelahan sedang (51,4%), berusia 23 tahun (10,1%), status normal(47,7%), tidak memiliki riwayat penyakit (72,5%), riwayat penyakit dengan gangguan pencernaan (14,7%), kebiasaan merokok (52,3%), <10 batang/hari (33,9%), bekerja secara shif (87,2%), terpapar ≥85 Dba (60,6%). Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat variabel yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan kelelahan yaitu variabel kebiasaan merokok ( p=0,045, OR=2,4; CI95%=1,0-5,3 ), shift kerja ( p=0,005, OR=5,6; CI95%=1,6-19,6 ) dan kebisingan ( p=0,000, OR=5,1; CI95%=2,2-12,0 ). Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan dengan kelelahan adalah usia, status gizi, dan riwayat penyakit.---Data from the ILO in 1998 states that almost 2 million workers die every year due to work accidents caused by work fatigue. The study stated that of 58,115 samples, 32.8% of them or around 18,828 samples suffered from fatigue. This study aims to examine the factors associated with work fatigue in the MCD Production Area Department, Plant M, PT. "X", 2017. This study uses quantitative research methods with cross sectional study design. The population in this study were all workers in the MCD Production Area Department, Plant M, PT "X". The number of respondents was 109 people taken by accidental sampling technique and analyzed by univariate analysis and bivariate analysis. Based on the results of univariate analysis, the respondents who experienced the most moderate fatigue (51.4%), aged 23 years (10.1%), normal status (47.7%), had no history of disease (72.5%), history diseases with digestive disorders (14.7%), smoking habits (52.3%), <10 cigarettes / day (33.9%), working as a shif (87.2%), exposed to ≥85 Dba (60.6%) %). Based on the results of bivariate analysis, there are variables that show a significant relationship with fatigue, namely the smoking habit variable (p = 0.045, OR = 2.4; CI95% = 1.0-5.3), work shift (p = 0.005, OR = 5.6; CI95% = 1.6-19.6) and noise (p = 0.000, OR = 5.1; CI95% = 2.2-12.0). While the variables that are not related to fatigue are age, nutritional status, and disease history.
Angka kecelakaan kerja berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO) tahun 2010, di seluruh dunia terjadi lebih dari 337 juta kecelakaan dalam pekerjaan per tahun. Setiap hari, 6.300 orang meninggal karena kecelakaan kerja atau penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Sekitar 2,3 juta kematian per tahun terjadi di seluruh dunia. Angka kecelakaan kerja di Indonesia tergolong cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan faktor-faktor perilaku pekerja dalam penggunaan APD pada industri pengelasan informal di Kecamatan “X”, Kota Tangerang tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja industri informal pengelasan di Kecamatan “X”, Kota Tangerang yang berjumlah 154 orang dan di analisis dengan analisis univariat dan analisis bivariat. Berdasarkan hasil analisis univariat, responden yang paling banyak menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja 83 (53,9%), Usia < 30 Tahun 97 (63,0%), berpendidikan tinggi 74 (48,1%), Masa kerja yang sudah lama, yaitu sebanyak 90 (58,4%), pelatihan kerja 95 (61,7%), fasilitas APD yang lengkap 101 (65,6%), hukuman dalam bekerja bila tidak menggunaka APD 105 (68,2%), penghargaan bila menggunakan APD 98 (63,6%) responden, pengawasan dalam penggunaan APD 92 (59,7%), pengetahuan yang baik mengenai penggunaan APD 61 (39,6%), sikap setuju dalam penggunaan APD 119 (77,3%). Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat variabel yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan penggunaan APD. Ada hubungan antara faktor usia, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, pelatihan sikap, fasilitas APD, hukuman, penghargaan dan pengawasan dalam mempengaruhi pengguanaan APD pada industri informal pengelasan di Kecamatan “X” Kota Tangerang. ---The number of work accidents based on the report of the International Labor Organization (ILO) in 2010, worldwide more than 337 million accidents at work per year. Every day, 6,300 people die from work accidents or work-related diseases. Around 2.3 million deaths per year occur worldwide. The number of work accidents in Indonesia is quite high. This study aims to examine the relationship of worker's behavior factors in the use of PPE in the informal welding industry in the District "X", Tangerang City in 2017. This study uses quantitative research methods with cross sectional study design. The population in this study was welding informal industry workers in the District "X", Tangerang City, amounting to 154 people and analyzed with univariate analysis and bivariate analysis. Based on the results of univariate analysis, the respondents who used the most personal protective equipment at work were 83 (53.9%), Age <30 Years 97 (63.0%), highly educated 74 (48.1%), years of service a long time ago, namely 90 (58.4%), job training 95 (61.7%), complete PPE facilities 101 (65.6%), penalties for work if not using PPE 105 (68.2%) , appreciation when using PPE 98 (63.6%) of respondents, supervision in the use of PPE 92 (59.7%), good knowledge about the use of PPE 61 (39.6%), agreeing attitude in using PPE 119 (77.3 %). Based on the results of bivariate analysis, there are variables that indicate a significant relationship with the use of PPE. There is a relationship between the factors of age, education, years of service, knowledge, attitude training, PPE facilities, punishment, awards and supervision in influencing the use of PPE in the informal welding industry in the "X" District of Tangerang City.
Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.
International Labor Organization (2012), mengatakan bahwa stres kerja merupakan salah satu masalah terbesar dari berbagai negara dan jenis pekerjaan. Data statistik stres, depresi, atau kegelisahan yang berhubungan kerja di Inggris Raya pada tahun 2017 menunjukkan 526.000 pekerja yang menderita stres kerja, depresi atau kegelisahan. Di Indonesia telah banyak peneliti yang mengkaji mengenai stres kerja, seperti yang telah dilakukan oleh Siregar (2018) pada pengendara gojek community Medan menunjukkan bahwa terdapat 66,7% responden mengalami stres ringan, 31,3% responden mengalami stres sedang, dan 2,1% responden mengalami stres berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada pengendara ojek online saat terjadi pandemi COVID-19 di Kota Tangerang Selatan tahun 2020. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif bersifat cross sectional dengan jumlah responden 132 pada 2 perusahaan ojek online di Kota Tangerang Selatan dan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan bahwa diketahui p-value umur (0,009), status pernikahan (0,086), status pekerjaan (0,612), lama kerja (0,029), pendapatan (0,028), dukungan sosial (0,000), dan hubungan interpersonal (0,000). Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan stres kerja adalah variabel umur, lama kerja, pendapatan, dukungan sosial, dan hubungan interpersonal dan status pernikahan dan status pekerjaan tidak memiliki hubungan yang bermakna antara stres kerja. Pengendara ojek online melakukan manajemen stres dengan berpikir positif terhadap kemampuan diri dan mengembangkan keterampilan diri dalam bekerja serta membangun relasi dengan rekan kerja ataupun atasan di perusahaan.---International Labor Organization (2012), said that work stress is one of the biggest problems for various countries and types of work. Statistics on work-related stress, depression or anxiety in the United Kingdom in 2017 showed 526,000 workers were suffering from work stress, depression or anxiety. In Indonesia there have been many researchers who have studied work stress, as has been done by Siregar (2018) on the motorbike taxi drivers in the Medan community, showing that 66.7% of respondents experienced mild stress, 31.3% of respondents experienced moderate stress, and 2.1. % of respondents experienced severe stress. The purpose of this study was to determine the factors related to work stress in online motorcycle taxi drivers during the COVID-19 pandemic in South Tangerang City in 2020. The research method used a cross-sectional quantitative descriptive study with 132 respondents at 2 online motorcycle taxi companies in Tangerang City. South and the sampling technique using accidental sampling. The data analysis in this study used the chi-square statistical test. The results of the bivariate analysis showed that the known p-value was age (0.009), marital status (0.086), employment status (0.612), length of work (0.029), income (0.028), social support (0.000), and interpersonal relationships (0.000). . Factors that have a significant relationship with work stress are variables of age, length of work, income, social support, and interpersonal relationships and marital status and work status do not have a significant relationship between work stress. Online motorcycle taxi drivers do stress management by thinking positively about their own abilities and developing personal skills at work and building relationships with colleagues or superiors in the company
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.