This research reveal about culture of Arab-Malay could not escape the series of Islamization that is not separated from the contribution of the Arab nation. From man of the desert this is Islam exuberantly and check in Malay. His natural aridity, does not affect the subtlety of the attitude and friendliness of speak so unable to convince the population of the Islands for religious Unity. Of those entities in order to at maturity, and can synergize with the global community. The synergy of trade-Da'wah is no longer the offensive problems of Commerce, here in after have led to the phenomenon of history to mixture of both cultures. People Arabic or Malay has a cultural attachment that cannot be released. This makes the second Southeast Asian ethnic group as a vehicle of Islamic civilization in the other country of origin faced. In the regional area, nesting and Islamic showed to its light able to be felt until the present. Culture that woke up, became the unifying node that displays an openness and smoothness is maintained in a long time. This paper will peel back the issue of how Arab-Malay articulation happen and dialectical. --- Abstract Penelitian ini mengungkap tentang kebuadaayan Arab-Melayu tidak bisa lepas dari rangkaian Islamisasi yang tidak lepas dari kontribusi bangsa Arab. Dari manusia padang pasir inilah Islam merimbun dan menyemak di lingkungan Melayu. Kegersangan alam tempat tinggalnya, tidak mempengaruhi kehalusan sikap dan keramahan bertutur sehingga mampu meyakinkan penduduk kepulauan untuk beragama Tauhid. Dari mereka entitas kemelayuan sampai pada maturitas, hingga dapat bersinergi dengan komunitas global. Sinergi dagang-dakwah bukan lagi menyinggung masalah perniagaan, selanjutnya telah membawa pada fenomena menyejarah yakni percampuran budaya keduanya. Orang Arab maupun Melayu memiliki keterikatan kultural yang tidak bisa dilepaskan. Kedua etnis ini menjadikan Asia Tenggara sebagai wahana tampilnya peradaban Islam yang berwajah lain dari negeri asalnya. Di kawasan regional tersebut, Islam bersarang dan menerang hingga sinarnya mampu dirasakan hingga masa kini. Budaya yang terbangun, menjadi simpul pemersatu yang menampilkan kehalusan dan keterbukaan yang terjaga di waktu yang lama. Makalah ini akan mengupas masalah bagaimana akluturasi Arab-Melayu terjadi dan berdialektika.
Asumsi umum mengatakan bahwa arsip identik dengan sejarah.Ilmu sejarah adalah ilmu yang keper mempelajari tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Untuk penge mengetahui masa lampau itu, perlu melihat pada arsip. Sebenamya, arsip dapat dipakai oleh siapa sajabahkan oleh masyrakat awam. Tentu saja disesuaikan dengan tingkat intelektual masing-masing.
This article explores the resistance of the Bengkulu people to the Dutch East Indies government in the last XIX century to the beginning of the XX century. It is suspected that the colonial government's interest in building colonies in this country is to control and monopolize the trade of various spices such as pepper, cloves, nutmeg and so on. In addition, they are also interested in mastering the gold mine in Rejang Lebong. Searches of various Dutch archives such as the Koloniaal Verslag were carried out in order to obtain primary sources on this topic. The research method used is to raise the social history of the Bengkulu community, especially regarding the role of community elites such as regional heads, clerics, hajj who have an important contribution in moving the people. The novelty obtained is that information about the war in Bengkulu occurred communally and partially but was quite troublesome for the colonial position there. Artikel ini mengupas seputar perlawanan masyarakat Bengkulu terhadap pemerintah Hindia Belanda pada kahir abad XIX hingga awal abad XX. Ditengarai, ketertarikan pemerintah kolonial membangun koloni di negeri ini adalah guna menguasai dan memonopoli perdagangan aneka rempah-rempah seperti lada, cengkeh, pala dan lain sebagainya. Di samping itu, mereka juga tertarik meguasai tambang emas yang ada di Rejang Lebong. Penelusuran aneka arsip Belanda seperti Koloniaal Verslag dilakukan guna mendapat sumber primer mengenai topik ini. Metode penelitian yang digunakan adalah mengangkat sejarah sosial masyarakat Bengkulu, khususnya mengenai peran para elit masyarakat seperti kepala daerah, ulama, haji yang memiliki kontribusi penting dalam menggerakkan rakyat. Kebaruan yang diperoleh adalah informasi mengenai perang di Bengkulu terjadi secara komunal dan parsial namun cukup merepotkan kedudukan kolonial di sana.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.