<p>Analisis Risiko paparan SO2, dan Kebisingan Terhadap Kesehatan Pekerja Di PT Indonesia Power dilakukan pada area Coal Yard. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya dan menganalisis risiko faktor lingkungan kerja yang mencakup pencemar udara, dan kebisingan. Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan dan wawancara. Sedangkan dalam menganalisis risiko faktor lingkungan dilakukan menggunakan metode kuesioner dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode regresi logistik dengan jumlah responden 140 karyawan dari populasi karyawan yang bekerja di area coal yard dan sekitar area coal yard. Hasil identifikasi bahaya yang dapat menimbulkan risiko tinggi di coal yard adalah paparan dri gas SO2 yang diakibatkan proses dari pembakaran batu bara pada unit pembakit dan, adanya area penyimpanan batu bara. Batu bara yang berada di area penyimpanan tersebut terbakar karena suhu yang panas dan menimbulkan gas SO2 di sekitar area tersebut. Selain paparan gas SO2 proses yang terjadi di unit pemangkit menimbulkan kebisingan di sekitar area kerja coal yard sehingga pekerja yang bekerja di area tersebut perlu memperhatikan kedua hal tersebut selama bekerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan selama bekerja. Dari hasil identifikasi potensi bahaya di area kerja coal yard dapat diamati faktor-fakor yang paling dominan berisiko terhadap gangguan kesehatan pekerja adalah paparan SO2 dan paparan kebisingan,yang ditunjukan dengan hasil analisis regresi logistik (P= 0,001) untuk pengaruh kebisingan, dan SO2, serta umur pekerja dan ketaatan penggunaan alat pelindung diri berhubungan dengan gangguan kesehatan. Ditunjukan dengan hasil analisis regresi logistik (p= 0,006) untuk variabel umur, dan (p=0,001) untuk variabel APD. Pada analisis hubungan pekerja terhadap paparan SO2 didapatkan bahwa faktor tingkat SO2 tidak berhubungan dengan keluhan pusing maupun sesak nafas pada pekerja. Faktor yang berhubungan spesifik adalah faktor lamanya masa kerja terhadap keluhan sesak nafas (OR =2,006), faktor tidak menggunakan APD terhadap keluhan pusing (OR =3,484). Pada analisis hubungan pekerja terhadap paparan kebisingan didapatkan bahwa faktor tingkat konsentrasi kebisingan tidak berhubungan dengan keluhan pusing, darah tinggi, dan cepat lelah namun berhubungan dengan keluhan kurang pendengaran pada pekerja (p=0,001). Faktor yang berhubungan berdasarkan hasil analisis regresi logistik adalah faktor kebisingan terhadap kurang pendengaran (OR = 3,136), faktor tidak menggunakan APD terhadap keluhan pusing (OR =3,484) dan kurang pendengaran (OR = 2,077) </p><p>Key word: SO2, Noise, Risk Analysis, Health Problem/Issue </p>
A B S T R A KTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya dan menganalisis faktor risiko pada proses produksi yang mencakup paparan dari kebisingan dan kadar gas H2S. Analisis risiko paparan kebisingan dan gas H2S terhadap pekerja dilakukan pada proses produksi JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering), Sumatera Selatan, Indonesia. Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara dan observasi pada area kerja proses produksi JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering) sedangkan analisis risiko faktor lingkungan dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner dan selanjutnya dianalisis dengan jumlah responden sebanyak 80 responden yang tersebar pada area proses produksi dan sekitar area proses produksi. Hasil identifikasi resiko pekerjaan diantaranya sumber bising berasal dari kompresor, pompa-pompa, penggunaan alat berat, dan perawatan pada kompartemen alat pendukung pada proses produksi. Bahaya gas H2S berasal dari minyak bumi dan gas ikutan yang mengandung H2S. Sumber gas H2S berada di area separator, FWKO, dan H2S removal. Dari paparan kebisingan terdapat kebisingan yang paling tinggi dan melewati nilai ambang batas yang ditentukan oleh Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2011 sedangkan temuan kadar H2S masih berada di bawah nilai ambang batas yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 tahun 2011. Nilai paparan kebisingan terhadap risiko gangguan sakit kepala sebesar 1,32 kali lebih besar dan gangguan pendengaran sebesar 1,37 kali lebih besar dibandingkan dengan area pekerja yang tidak terpapar bising (office room) sedangkan risiko penyakit darah tinggi dan cepat lelah tidak disebabkan oleh faktor kebisingan. Nilai paparan kadar H2S tidak berpengaruh terhadap penyakit yang ada Kata Kunci: kebisingan, H2S, analisis risiko, migas, faktor resiko PENDAHULUANDunia usaha Indonesia saat ini, tengah menghadapi perubahan besar dan cepat sebagai dampak globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia, sehingga peningkatan daya saing melalui proses ekplorasi produksi minyak dan gas bumi dengan mutu terbaik pada tingkat harga yang kompetitif sangat diperlukan. Pada dasawarsa ini perusahaan di dunia industri dan produksi, dituntut untuk tidak hanya memperhatikan kualitas dan kuantitas dari barang, tetapi hal ini juga harus disertai dengan kualitas kesehatan dan keselamatan para pekerjanya sebagai bagian dari
<p>Risiko kecelakaan kerja tidak mungkin untuk dihilangkan sama sekali, beberapa jenis risiko hanya dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dari setiap kegiatan, menentukan nilai variabel akibat kegiatan, menentukan nilai frekuensi kegiatan, menentukan nilai <br />variabel peluang terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di PT. Yuasa Battery Tangerang, Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2011 pada empat lokasi yaitu di sebelah selatan pabrik, sebelah utara pabrik, assembling manufacturing area, dan plat manufacturing <br />area. Metode penelitian risiko K3 yang digunakan dalam penelitian in adalah metode fine yang merupakan aplikasi penilaian secara semi-kuantitatif. Sampling udara ambien memberi hasil sebesar 0,82 µg/Nm 3 masih memenuhi baku mutu 2 µg/Nm 3 , sampling udara di lingkungan kerja didapatkan hasil <br />sebesar 0,0027 mg/m 3 masih memenuhi baku mutu 0,05 mg/m 3 .Pengukuran kebisingan di 2 lokasi berbeda yaitu di sebelah selatan pabrik menunjukkan 58,8 dB(A) dan di sebelah utara pabrik sebesar 66,1 dB(A) masih memenuhi baku mutu 70 dB(A), sedangkan kebisingan terukur di dalam ruangan yaitu di <br />ruangan Assembling Area adalah 78,8dB(A) dan di ruangan Plat Manufacturing Area adalah 76,5dB(A) masih memenuhi baku mutu 85 dB(A). Penilaian risiko terhadap keseluruhan faktor yang terkait dengan setiap kegiatan menunjukan bahwa dengan kontrol yang sudah ada terdapat 11 kegiatan yang berkategori <br />risiko tinggi, empat kegiatan dengan risiko sedang dan empat kegiatan berisiko rendah. Hasil wawancara terhadap 100 karyawan menunjukkan sekitar 40% menyatakan kurangnya perhatian terhadap suhu dan udara di lingkungan kerja dapat menghambat proses kegiatan kerja, 25% menyatakan kurangnya <br />penyediaan alat pelindung diri (APD), dan 35% menyatakan adanya keamanan dalam lingkungan kerja. <br />Kata kerja : risk hazards, control, frekuensi, konsekuensi, kesempatan</p>
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi secara umum yang terdiri dari tahap penerimaan buah, perebusan, Thressing, Pressing, pemurnian minyak, dan pengolahan biji sawit. Mengetahui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan oleh pengelola pabrik kelapa sawit PT Steelindo Wahana Perkasa apakah sudah berjalan dengan baik, Populasi penelitian ini adalah sebanyak 110 orang yaitu seluruh pekerja pada pabrik kelapa sawit PT Steelindo Wahana Perkasa Belitung Timur.. Hasil penelitian: Program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah diterapkan di pabrik kelapa sawit Tanjung Medan seperti rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, penggunaan alat pelindung diri, papan peringatan/rambu-rambu kecelakaan kerja, sanksi dan penghargaan, sehingga diharapkan kinerja, keselamatan dan kesehatan kerja semakin meningkat. Penggunaan alat pelindung diri seperti penggunaan helm sekitar 100%, sepatu boot dipakai 100% pekerja, sarung tangan dipakai 72,73% pekerja, penutup telinga dipakai 88,24% pekerja, penahan radiasi komputer dipakai 62,50% pekerja, penutup mulut dipakai 77,78% pekerja, pelindung dada dipakai 53,34% pekerja. Berdasarkan kondisi yang ditemui di lapangan saat ini maka prioritas utama pengendalian risiko dari seluruh kegiatan pada lingkungan fasilitas produksi pada PT Steelindo Wahana Perkasa mencakup 8 kegiatan yang berisiko tinggi, prioritas kedua yaitu penanganan risiko terhadap 4 kegiatan berisiko sedang dan prioritas terakhir yaitu penanganan risiko terhadap 27 kegiatan yang berisiko rendah. Kata kunci : Safety Management System and Occupational Health, risiko, perangkat pengaman
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.