This research was aimed to obtain algae biofuels as an alternative energy which comes from tropical microalgae biomass Chlorella sorokiniana and Closterium sp. The cultivation was performed at a controlled room in batch culture photobioreactor, temperature 27°C, pH 6, aeration with air flow rate of 150 mL/sec, and light intensity at 2400 lux. These nutrient sources used artificial PHM with KNO3 variation as a nitrogen source of 0 grams; 0.25 grams; 0.5 grams; 1 gram. The research involved microalgae lipid extraction with Blight & Dyer method and also carried out support of alcohol, chloroform and distilled water (1:1:1) with optimum temperature 30oC. Oil yields that obtained were analyzed with Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) method, dry weight with a gravimetric method and cell density with spectrophotometry. The result showed that the reduction of KNO3 materials (0,25 gr) can produce biomass and highest total lipid content at 0,41 g/L and 20,31 %/(w/w). The results showed that KNO3 decreased the amount of biomass which was not significant but the total lipid content of microalgae was increased. Lipid content and fatty acids extracted from Blight & Dyer showed oil content that could potentially be the raw material of biodiesel.
<p>Aktivitas di terminal berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan antara lain kebisingan. Penelitian dilakukan di Terminal Pakupatan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten menggunakan 7 titik pengamatan, pada hari Senin (mewakili hari kerja), Jum’at (mewakili hari terakhir kerja), Sabtu (mewakili hari libur) dan Minggu (mewakili hari libur). Nilai Leq rata-rata di Terminal Pakupatan sebesar 77,82 dB(A) dan nilai Lsm sebesar 79,03 dB(A). Nilai ini dibandingkan dengan baku mutu menurut KepMen LH No.48/MENLH/11/1996 sesuai dengan peruntukannya, yakni peruntukkan perdagangan dan jasa sebesar 70 dBA. Selanjutnya dilakukan pemetaan tingkat kebisingan di kawasan terminal Pakupatan dengan bantuan software Surfer 11. Koefisien korelasi serta signifikan yang didapat menunjukkan hubungan antara jumlah kendaraan yang masuk dengan kebisingan yang berkorelasi kuat dengan koefisien korelasi R2=0,996 pada titik satu hari Senin yang menandakan adanya hubungan kuat antara tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan yang melintas. Upaya pengelolaan lingkungan untuk mengurangi kebisingan terutama pada daerah penelitian yang memiliki tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu antara lain dengan menanam tanaman berkanopi tebal sebagai barrier rambatan bising di area pintu masuk sebelah utara dan selatan Terminal Pakupatan dan memanajemen lamanya kendaraan berhenti di terminal sehingga tingkat kebisingan di lingkungan sekitar terminal menjadi berkurang dan menciptakan suasana nyaman bagi penumpang. </p><p>Keywords: Noise. Leq, Lsm, Mapping, Terminal Pakupatan </p>
Abstract. The aims of research is to studying the efficiency of copper removal by combining immobilized microalgae with optimizations of temperature and initial Copper concentration. The research was conducted in batch culture with temperature variations of 25°C, 30°C, and 35°C, as well as initial Cu 2+ concentrations (mg/l) of 3, 5, 10, 15 and 20 using monoculture of S. cerevisiae, Chlorella sp., and mixed culture of them both as immobilized biosorbents. The optimum adsorption of 83.4% obtained in temperature of 30°C with an initial waste concentration of 17.62 mg/l, initial biomass concentration of 200 mg, pH of 4, and 120 minutes detention time by the immobilized mixed culture biosorbent. The cell morphology examined using Scanning Electron Microscope (SEM) has proved that the biosorbent surface was damaged after being in contact with copper (waste), implying that heavy metals (molecules) attach to different functional cell surfaces and change the biosorbent surface. The adsorption process of this research follows Langmuir Isotherm with the R 2 value close to 1. The immobilized mixed culture biosorbent is capable of optimally removing copper at temperature of 30°C and initial Cu 2+ concentration of 17.62 mg/l.
<p>Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan.. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), mengetahui langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan ditempat kerja pabrik serta menentukan prioritas pengendalian resiko dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG). Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada karyawan serta studi kepustakaan. Perusahaan telah berhasil menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan Permenaker No. PER-05/MEN/1996 yang dilihat dari program-program penerapan SMK3 .Adapun Potensi yang sering terjadi terdapat pada kategori klasifikasi jenis fisika dengan persentase sebesar 90,32 % sedangkan klasifikasi jenis biologi terjadi dengan presentase 9,68%. Kategori bahaya fisika ini merupakan bahayabahaya yang dapat menyebabkan potensi bahaya jatuh terpeleset, terkena panas tinggi, tertimpa benda, tangan tergores. Kategori bahaya biologi seperti potensi bahaya bagian tubuh terkena iritasi. Jenis kegitan yang memiliki bobot nilai risiko tertinggi yaitu kegiatan potong batu yang dapat mengakibatkan cacat atau cidera permanen seperti tangan terpotong dengan nilai 270, sehingga kegiatan dengan kategori risiko besar “perlu dilakukan perbaikan secepatnya dan kegiatan sebaiknya dapat dikurangi”. Adapun jenis kegiatan yang memiliki bobot nilai risiko terendah yaitu Pick up, Checker, Forklift/Truck Driver, Work Shop Maint, Washing & Chemical, Checker Cleaning dan Patrol yang dapat mengakibatkan cidera yang tidak serius dan hanya memerlukan penanganan P3K seperti jatuh terpeleset dengan nilai 3, sehingga termasuk dalam kategori “risiko sebaiknya diminimalisir tanpa penundaan, tetapi situasi bukan darurat”.</p><p>Keyword : System Occupational Health and Safety Management, Risk, Control</p>
<p>Air limbah rumah tangga sebagian besar terdiri dari minyak dan deterjen dan dapat berdampak buruk bagi lingkungan, karena sukar diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan limbah dengan proses elektrokoagulasi secara kontinu dengan menggunakan reaktor elektrokoagulasi dalam skala laboratorium. Pada proses ini digunakan konsentrasi NaCl untuk memperbesar penguraian Aluminium terlarut dengan variasi deterjen 10 mg/L, 30 mg/L dan 50 mg/L dengan perbandingan minyak 1 ml,variasi konsentrasi NaCl yang digunakan adalah 0 gr/L, 0,5 gr/L, 1 gr/L dan variasi waktu tinggal 45 detik, 55 detik, 60 detik serta variasi kecepatan pengadukan 150 rpm, 180 rpm, 200 rpm. Kecepatan pengadukan di unit flokulasi adalah 2 rpm dengan waktu pengendapan selama 2 jam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kondisi operasional optimum adalah dengan konsentrasi NaCl 0,5 gr/L, kecepatan pengadukan 150 rpm, waktu tinggal 45 detik, konsentrasi deterjen 10 mg/L akan menghasilkan % penyisihan COD 92.68%, BOD 83.60%, TSS 93.52%, Deterjen 99.29%, Minyak Lemak 94.55%, TKN 90.40%, VSS 93.49%, Total Phosphat 88.92%, Kekeruhan 98.43%, Aluminium terlarut 0.02 mg/L. Kondisi optimum ini dapat diterapkan dalam limbah rumah tangga.<br />Keywords: Emulsion Oil-Detergent, Electro coagulation Treatment, Dissolved Aluminium</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.