Keywords:Bioethanol, taro root, hydrolysis, fermentation PendahuluanBahan bakar minyak (BBM) dalam negeri menjadi semakin berkurang, bahkan di beberapa tempat terpencil mengalami kelangkaan pasokan. Oleh karena itu, sudah saatnya bangsa Indonesia mencari bahan bakar alternatif yang sifatnya terbarukan. Sebagai negara agraris dan tropis, Indonesia telah dianugerahi kekayaan alam yang melimpah yang dapat digunakan sebagai bioenergi. Selain merupakan solusi menghadapi kelangkaan energi fosil pada masa mendatang, bioenergi bersifat ramah lingkungan, dapat diperbaharui (renewable), serta terjangkau masyarakat (Hambali dkk., 2007).Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berperan penting dalam mengurangi dampak negatif pada pemakaian bahan bakar fosil (Cardona & Sanchez, 2007). Bioetanol dapat dibuat dari berbagai bahan baku, seperti gas hidrokarbon, bahan-bahan yang mengandung sakarosa (tebu dan gula biet), bahan-bahan yang mengandung pati (ubi kayu, jagung, beras), maupun bahan-bahan yang mengandung selulosa (kayu, limbah pertanian, dan lain sebagainya) (Gusmarwani dkk., 2010).Peluang mengkonversi umbi-umbian termasuk umbi talas menjadi etanol sebagai bahan bakar sangat rasional dan penting. Hal ini dipicu oleh keterbatasan cadangan energi tak terbarukan. Sebaliknya kebutuhhan energi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Pemilihan talas sebagai bahan baku pembutan etanol karena talas termasuk golongan umbi seperti halnya singkong yang memiliki kandungan pati sebanyak 66,8% dan kadar air sebanyak 7,2% (Retno dkk., 2009).Tanaman talas merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang memiliki peranan cukup strategis tidak hanya sebagai sumber bahan pangan, dan bahan baku industri tetapi juga untuk pakan ternak. Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, minyak essensial, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kirakira sebanyak 18,2%, sukrosa serta gula preduksinya 1,42% dan karbohidrat sebesar 23,7%. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi pada talas sangat berpotensi sebagai salah satu alternatif untuk bahan baku pembuatan etanol (Setiasih, 2011).Etanol adalah alkohol yang didapat dari fermentasi bahan-bahan yang mengandung gula, pati atau selulosa. Etanol merupakan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.