The rule base on the fuzzy inference system (FIS) has a major role since the output generated by the system is highly dependent on it. The rule base is usually obtained from an expert but in this study proposed the rule base generated based on input-output data pairs with generating rule bases using lookup table scheme, then consequent part of each rule optimized with ordinary least square(OLS), so finally formed rule base from model FIS Takagi-Sugeno orde zero. The exchange rate dataset of EURO to USD is used for the development and validation of the system. In this study, 12 FISs were developed from a combination of linguistic values of n = 3,5,7, 9 with the number of lag (k) assumed to have an effect on output for k = 2,3,5. In training data, values R<sup>2</sup> ranged between 0.989 and 0.993, MAPE values ranged between 0.381% and 0.473% where the FIS with the combination of n = 9 and k = 5 has the best performance. In the testing data, values R<sup>2</sup> ranged between 0.203 and 0.7858, MAPE values ranged between 0.5136% and 0.9457% where FIS n = 3 and k = 2 perform best.
AbstrakPenelitian dilakukan untuk melakukan pemetaan data dan visualisasi kedalaman air suatu waduk. Hasil dari pemetaan dan visualisasinya digunakan untuk mengetahui kontur endapan dan volume waduk. Pemetaan dilakukan dengan memprediksi titik-titik yang tidak diketahui kedalaman airnya berdasarkan titik-titik yang diketahui kedalaman airnya. Metode prediksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode interpolasi IDW (Inverse Distance Weighting), yaitu perhitungan rata-rata n buah titik, dimana titik-titik terdekat memiliki bobot pengaruh yang lebih besar dibandingkan titik-titik hasil pengukuran yang lebih jauh. Digunakannya metode ini bertujuan agar proses prediksi yang dilakukan dapat dilakukan dengan cepat, karena prediksi dilakukan untuk banyak titik-titik lain yang belum diketahui kedalaman airnya. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa jumlah titik yang paling baik digunakan untuk memprediksi titik yang tidak diketahui kedalaman airnya adalah sebanyak 5 buah titik terdekat. Data yang digunakan sebagai data percobaan pada penelitian ini adalah data pengukuran kedalaman air di waduk atau bendungan Wonorejo tahun 2004 dan tahun 2005. Hasil dari penelitian ini adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pemetaan dan memvisualisasikan kedalaman air di suatu waduk atau bendungan. Kata kunci: visualisasi, pemetaan, interpolasi, inverse distance weighting (idw) Abstract Prediction has been widely used in every research
Data from The International Labour Organisation 2018 implement as Man as Two million workers were victimized each year by work accidents due fatigue factors. BPJS Workership data on accident such 157,313 cases. According the World Health Organisation, 35 percent to half of the world’s workers are exposed to physical, chemical, biological hazards and also work in physical and ergonomic workload that exceed their capacity, including psychological and stress burdens. This studi aim to know how relation every variables. The design this study analytics corelational and cross sectional methods. Population of these study is all men workers in purnama cracker factory Malang 2020. The sample this study was 33 workers. Proportional random sampling are the sampling techniques. Collecting case use interview, questionnaires and work environment measurement. Data analyst uses pearson corelation test and multiple linear regression test. Pearson’s correlation results show that p-value of the work environment and workload variabel 0,000 with significant degree (α) 0,05. This sense there are significant link amongs physical work environment and workload for fatigue. variabel were able explain work fatigue variabel 84.9 percent and workload 1.6 percent, while 13.5 percent were impacted with another variabel that not in this regression model or other variabel that were not studied. Abstrak: Data Organisasi Buruh Dunia tahun 2018 menyatakan bahwa 2 juta pekerja setiap tahunnya mengalami kecelakaan kerja karena kelelahan kerja sebagai faktor risikonya. Data BPJS Ketenagakerjaan menandakan jumlah kejadian kecelakaan kerja sejumlah 157.313 kejadian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia sebanyak 35 persen hingga setengah dari pekerja dunia bekerja dalam kondisi pekerjaan fisik dan ergonomis ekstrem serta beban mental dan stres terlebih lagi, ada bahaya fisik, alami dan sintetis. Bertujuan mengetahui hubungan tiap variabel dalam penelitian. Rancangan analitik dengan menggunakan korelasional dan metode Cross sectional. Populasi riset ialah seluruh pekerja pria Pabrik Kerupuk Purnama Kota Malang tahun 2020. Spesimen pada riset ini yaitu 33 pekerja. Teknik pengumpulan sampel penelitian menggunakan proporsional random sampling. Pengumpulan data teknik wawancara, kuesioner dan pengukuran lingkungan kerja. analisis data dengan uji korelasi Pearson dan uji regresi linier berganda. Perolehan korelasi pearson menandakan bahwa: nilai p-value variabel lingkungan kerja dan beban kerja sejumlah 0,0000 pada taraf signifikan (α) 0,05. Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja fisik dan beban kerja terhadap kelelahan kerja. hasil uji regresi linier berganda variabel lingkungan kerja fisik mampu menjelaskan variabel kelelahan kerja sejumlah 84,9 persen dan beban kerja sejumlah 1,6 persen, selagi selisihnya 13,5 persen diakibatkan variabel lain diluar model regresi atau variabel lain diluar penelitian ini.
Graha Rectorate, State University of Malang ever held a training on the use of APAR in the Safety and Health (K3) Disaster Response Simulation Training on April 26, 2019. However after the activity have done, there were no observations regarding whether there was a difference between security which has been followed and haven’t followed. The purpose of this study was to determine differences between the ability to use APAR and Preparedness berween security who had been trained and security who had not been trained at the Graha Rectorate, State University of Malang. The research method that used in this study is Comparative Method with a Cross Sectional Approach, that is the measurement of data is carried out at one time, it can be interpreted that the variables are measured one time. The subject in this study were two security groups, that is security who has been trained and security who has not been trained. This research was conducted by providing questionnaire questions. The result of this study using the independent sample T-test on the level of difference in the ability to use APAR obtained t value is 5.021 and the level/ significance value is P equal to 0.000. While at the level of preparedness, the t value/ level is 5.753 and significance level/ value is P equal to 0.000. So, based on the result indicate the difference in the ability to use APAR and Preparedness between security who has been trained and security who has not been trained at the Graha Rectorate, State University of Malang. Abstrak: Graha Rektorat Universitas Negeri Malang pernah mengadakan pelatihan penggunaan APAR dalam kegiatan Pelatihan Simulasi Evakuasi Tanggap Bencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada 26 April 2019. Namun, setelah kegiatan berakhir, belum ada observasi terkait apakah ada perbedaan antara security yang sudah mengikuti pelatihan tesebuat dengan yang belum mengikutinya.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan penggunaan APAR dan kesiapsiagaan antara security yang sudah pelatihan dan security yang belum pelatihan di Graha Rektorat Universitas Negeri Malang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dengan pendekatan cross sectional, yakni pengukuran data yang dilakukan dalam satu kali waktu, maka dapat diartikan variabel diukur satu waaktu. Subjek pada penelitian ini adalah dua kelompok security, yaitu security yang sudah pelatihan dan security yang belum pelatihan. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan soal kuisioner. Hasil penelitian dengan uji Independent Sample T-test pada tingkat perbedaan kemampuan penggunaan APAR diperoleh nilai t adalah 5,021 dan taraf/nilai signifikansi p sama dengan 0,000. Sedangkan pada tingkat kesiapsiagaan diperoleh hasil nilai/taraf t sebesar 5,753 dan taraf/nilai signifikansi p sama dengan 0,000. Maka dari hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan kemampuan penggunaan APAR dan kesiapsiagaan antara security yang sudah pelatihan dan security yang belum pelatihan di Graha Rektorat Universitas Negeri Malang.
The need for cigarette consumption in Indonesia judging by the number of smokers is 64.5 million. As a result, each cigarette factory will produce continuously with one of the resources for production activities coming from human labor, where they are tasked with achieving company goals. However, in practice, human labor is always directed to have a high level of productivity by paying attention to the workload and fulfilling nutritional intake in order to minimize excessive fatigue and maintain stamina. This study was conducted to determine the partial impact of nutritional status and subjective fatigue level on the productivity of the cigarette-rolling workers at PT. X Kabupaten Malang. Where the model used is quantitative analysis with an analytical observational research design, namely a cross-sectional study. The instruments used include the International Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire, Glass Electronic Personal Scale with Camry brand model: EB9003, and Gea brand microtoise. The significance value of the nutritional status variable was 0.857 for the normal BMI category and 0.708 for the obese BMI category which showed no influence between nutritional status and productivity, and the significance value of the subjective fatigue level variable was 0.215 for the low subjective fatigue level category which showed no the effect of subjective fatigue level with productivity. Abstrak: Kebutuhan konsumsi rokok di Indonesia dilihat dari jumlah perokok ialah sebаnyаk 64,5 jutа рerоkоk. Akibatnya setiap pabrik rokok akan memproduksi secara kontinu dengan sumber daya untuk kegiatan produksi salah satunya berasal dari tenaga kerja manusia, dimana mereka bertugas untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun dalam pelaksanaannya, tenaga kerja senantiasa diarahkan agar memiliki tingkat produktivitas tinggi dengan cara memperhatikan beban kerja serta pemenuhan asupan gizi guna meminimalisir kelelahan berlebih serta menjaga stamina. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara status gizi dan tingkat kelelahan subjektif terhadap produktivitas tenaga kerja bagian linting rokok di PT. X Kabupaten Malang. Dimana model yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan rancangan penelitian observasional analitik yakni studi potong lintang. Instrumen yang digunakan antara lain kuesioner International Fatigue Research Committee (IFRC), Glass Electronic Personal Scale dengan merk Camry model: EB9003, serta microtoise merk Gea. Didapatkan nilai signifikansi dari variabel status gizi sebesar 0.857 untuk kategori IMT normal dan 0.708 untuk kategori IMT gemuk yang menunjukkan tidak ada pengaruh antara status gizi dengan produktivitas, serta nilai signifikansi dari variabel tingkat kelelahan subjektif sebesar 0.215 untuk kategori tingkat kelelahan subjektif rendah yang menunjukkan tidak ada pengaruh antara tingkat kelelahan subjektif dengan produktivitas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.