Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan keragaan usahatani bawang putih; 2) menganalisis kandungan unsur metabolid sekunder; 3) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi usahatani bawang putih; 4) menganalisis pendapatan yang dipeoleh petani dari usahatani bawang putih, dan; 5) mengetahui startegi pengembangan usahatani bawang putih. Metode yang dugunakan adalah survei dan eksperimen laboratorium. Analisa data menggunakan analisis FTIR dan GC-MS, Analisis Cobb Douglass, analisis pendapatan dan Analisis SWOT. Hasilnya keragaan usahatani meliputi pengolahan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran. Unsur metabolid sekunder yang terdapat dalam bawang putih adalah adsiri, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi antara lain lahan, benih, tenaga kerja, pengalaman, dan pendidikan. Pendapatan yang diperoleh sebesar 534.429.503/musim tanam. Strategi pengembangannya adalah 1) strategi SO : kekuatan yang dimiliki adalah letak lahan yang strategis, kerjasama dalam kelompok, iklim yang mendukung dan pengalaman dan peluangnya dukungan dari PEMDA, permintaan pasar yang selalu ada, eban merupakan sentral/pusat produksi bawang putih di wilayah TTU; 2) strategi WO : meningkatkan modal berusahatani bawang putih, kurang promosi, sistim pemasaran dan penguasaan teknik budidaya yang masih rendah; 3) Strategi ST : kekuatan yang ada adalah letak lahan memiliki sendiri, kerja sama dalam kelompok, iklim yang mendukung dan pengalaman yang telah dimiliki; 4) Strategi WT : meningkatkan modal yang di miliki petani untuk dapat bersaing deengan usahatani bawang putih sejenis lainnya dari luar daerah Eban dan meningkatkan promosi untuk jangkauan pemasaran yang lebih luas lagi. ©2016 dipublikasikan oleh Agrimor.
Pemberdayaan kelompok tani merupakan upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kelompok tani tersebut yang Penelitian ini dilakukan di Kelompok tani Basam Tasa Kelurahan Atmen Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara sejak bulan Februari sampai bulan April 2014 dengan tujuan: 1) Untuk mengetahui gambaran proses produksi tortila pada Kelompok Tani Basam Tasa di Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, 2) Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh dari usaha agroindustri tortila pada Kelompok Tani Basam Tasa di Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara. Metode yang digunakan adalah metode survei. Untuk menjawab tujuan pertama dan kedua digunakan metode deskriptif dan pendapatan, Hasil penelitian menunjukkan : 1) Dalam proses pengolahan tortila, tahapannya: a.) Jagung yang digunakan adalah jagung kuning yang sudah dijemur kering. b) Jagung yang telah ditumbuk, dicuci kemudian dimasak. c). Jagung yang telah masak digiling dengan menggunakan blender sampai halus. d. Pencetakan dilakukan saat adonan yang dikukus sudah berubah warna. e) adonan yang telah dicetak dijemur sampai setengah kering, lalu dipotong persegi panjang dan di jemur lagi sampai kering. f). Tortila yang sudah kering dikemas untuk di jual. 2) Berdasarkan analisis pendapatan dapat diketahui bahwa: Produksi tortila adalah jumlah fisik tortila yang dihasilkan mencapai 2790 bungkus dengan rata-rata produksi yang diperoleh mencapai 174,375 bungkus bahan baku yakni jagung sebanyak 557 kg. Rata-rata penerimaan Rp.1.064.250 dengan variasi penerimaan tertinggi adaalah Rp.1.290.000 dan penerimaan terendah Rp. 900.000. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata pendapatan adalah Rp.556.938/responden/bulan dengan variasi pendapatan tertinggi adalah Rp.640.000 dan pendapatan terendah adalah Rp.384.500. ©2016 dipublikasikan oleh Agrimor.
Penelitian dilakukan di kelompok tani Nekmese Desa Manusasi Kecamatan Miomaffo Barat, pada bulan Maret - Mei 2014 dengan tujuan mendapatkan gambaran dinamika kelompok, mengukur kedinamisan serta mengetahui hubungan antara kedinamisan kelompok tani dengan tingkat kemampuan dalam melakukan kegiatan usahatani ternak sapi potong.. Metode yang digunakan adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) dalam satu tahun satu ekor sapi betina dewasa memproduksi satu ekor anak sapi bakalan, kepemilikan sapi setiap anggota kelompok 4-11 ekor, jumlah keseluruhan ternak sapi di Desa Manusasi 256 ekor, sedangkan jumlah ternak sapi Kecamatan Miomaffo Barat 4601 ekor; 2) Kedinamisan terhadap usaha ternak sapi didasari oleh tujuan, struktur, fungsi, pembinaan, kekompakan, suasana, keefektifan, tekanan dan maksud tersembunyi, rata-rata petani peternak puas dengan skor rata-rata 3,916 (78,33%) dengan penyebarannya sebanyak 22 orang (92%), sedangkan petani peternak berpendapat cukup puas sebanyak 0,08 (8,33%); 3) Hubungan kedinamisan kelompok terhadap kemampuan melakukan usaha ternak sapi petani peternak kelompok Nekmese berpendapat puas dengan skor rata-rata 4,08 (81,66%), sedangkan berdasarkan hasil analisis Rank Sperman hubungan dinamika meliputi umur memiliki hubungan nyata terhadap kedinamisan kelompok dimana nilai Rshitung lebih besar Rstabel : umur (0,665>0,409), pendidikan formal (0,713>0,409), non formal (0,624>0,409), pengalaman usaha (0,641>0,409). Sedangkan hubungan kemampuan meliputi umur memiliki hubungan nyata dimana nilai Rshitung lebih besar Rstabel : umur (0,711>0,409), pendidikan formal (0,696>0,409), non formal (0,775>0,409), pengalaman (0,695>0,409). ©2016 dipublikasikan oleh Agrimor.
Sebagian pemenuhan kebutuhan akan tempe di kabupaten TTU khususnya dalam kota Kefamenanu berasal dari industri kecil atau industri rumahan yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah usaha pembuatan tempe di kelurahan Oelami kecamatan Bikomi Selatan. Industri kecil tempe menjadi salah satu primadona industri berbasis keluarga bagi masyarakat di Kelurahan Oelami, karena secara ekonomis industri ini cukup menjanjikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) gambaran usaha pembuatan tempe; 2) dampak faktor sosial ekonomi terhadap produksi home industri tempe di kelurahan Oelami, kecamatan Bikomi Selatan, kabupaten TTU. Penelitian dilaksanakan di kelurahan Oelami, kecamatan Bikomi Selatan, kabupaten TTU, pada bulan Desember 2016 sampai April 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengusaha tempe di kelurahan Oelami yang berjumlah 11 pengusaha. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan Cobb-Douglass. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan pembuatan tempe di kelurahan Oelami meliputi kacang kedelai disortir dari kotoran, direbus dengan air selama 30 menit, direndam dengan air dingin selama 5-8 jam, dicuci untuk dipisahkan dari kulit kacang, disiram dengan air panas untuk membunuh kuman dan menghilangkan zat asam, dicampur dengan ragi, dibungkus dengan menggunakan plastik yang dilubangi kecil dengan ukuran plastik 15 x 25 cm, kemudian diratakan untuk memperlancar proses fermentasi. Secara bersama-sama umur, tenaga kerja, pendidikan, pengalaman, bahan penolong, biaya produksi, dan bahan baku berpengaruh nyata pada produksi tempe. Pendidikan, bahan penolong, biaya produksi, dan bahan baku secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap produksi tempe sedangkan umur, tenaga kerja, dan pengalaman tidak berpengaruh secara nyata. ©2017 dipublikasikan oleh Agrimor.
Pemberdayaan kelompok tani merupakan upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kelompok tani tersebut yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat atau anggota kelompok tani tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Kelompok Wanita Tani Lestari, Desa Subun Tua’lele, Kecamatan Insana Barat dan untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor pembentuk efektivitas kelompok tani di Kelompok Wani Tani Lestari, Desa Subun Tua’lele, Kecamatan Insana Barat.Penelitian ini dilaksanakn dari bulan Desember-Januari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif. Sedangkan teknik atau cara analisa data yang relevan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rank spearman yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara faktor pembentuk efektivitas kelompok tani dengan efektivitas kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tingkat efektivitas wanita tani lestari berada pada kategori sedang. Faktor penyebab umum yang dapat dilihat adalah karena sedikitnya bahan yang digunakan untuk produksi dan rendahnya kualitas sumber daya manusia dalam pengolahan pasca panen sehingga tidak mendatangkan hasil yang banyak. Oleh karena itu diperlukan upaya yang lebih maksimal untuk meningkatkan produktivitas pengolahan pasca panen.Hasil analisis rank spearman juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pembentuk efektivitas kelompok tani dengan efektivitas kelompok tani di desa Subun Tua’lele Kecamatan Insana Barat. ©2016 dipublikasikan oleh Agrimor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.