This study aims to find out to what extent the Internet users in line with media literacy. According to Indonesia Internet Service Provider Association (APJII) and BPS Statistic Indonesia, it was found that Internet users in Indonesia have grown since three years ago up to 13% or become 71.19 million people until the end of 2013. According to research survey MarkPlus Insight, “netizen” or Internet users who spend more than three hours per day on Internet. Moreover, they are increasing from 24,2 Million people in 2012 and become 31,7 million people in 2013. This research used qualitative method by gathering the data through Focus Group Discussion (FGD) to private university students who spent for Internet 5 hours per day and less than 5 hours per day. The theory used in this research was media literacy. The result of this research stated that students who accessed the Internet below 5 hours per day were already busy with work and not too intense in using the Internet either via smartphone or a computer. Different findings came up from the students who accessed the Internet over 5 hours per day. Most of the time, they used the Internet for social media and instant messaging (instant messenger) through smartphones. Critical attitude towards the media message depends on the informants’ interest toward the information.
Tahun 2018, reformasi di Tanah Air memasuki usia 20 tahun. Era di mana kebebasan berpendapat dan berekspresi hadir hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat Indonesia, tidak terkecuali pada pekerja media. Namun, kondisi ini rupanya tidak sepenuhnya dialami jurnalis perempuan. Sebagian besar dari mereka masih mengalami diskriminasi di organisasi tempat bekerja dan saat bertugas di lapangan. Standarisasi jurnalis perempuan di setiap media belum sama. Semua itu tergantung pada kebijakan masing-masing redaksi. Pandangan bahwa pekerjaan ini lebih cocok untuk laki-laki, masih tampak dengan lebih banyak jumlah jurnalis pria dibandingkan perempuan. Penelitian ini ingin melihat perbedaan perlakuan perusahaan media terhadap jurnalis perempuan di dunia kerja dan bagaimana jurnalis perempuan berupaya untuk memperjuangkan nasibnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada tiga jurnalis perempuan dari tiga media cetak nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis laki-laki masih dominan dibandingkan perempuan di sektor media, dan sedikitnya jurnalis perempuan yang berada di jajaran puncak manajemen. Perbedaan perlakuan dalam hal fasilitas pekerjaan pun masih dijumpai, misalnya saja, fasilitas kesehatan, tunjangan keluarga yang dikaitkan dengan status single walaupun sudah berkeluarga, dan penyediaan ruang laktasi. Walaupun gerakan memperjuangkan kesetaraan gender di sektor media telah dilakukan oleh para jurnalis perempuan ini, akan tetapi budaya patriarki yang masih tertanam lekat membuat para jurnalis perempuan terutama yang telah menikah kehilangan semangat dan profesionalisme untuk menuju jajaran puncak.
Tahun 2018, reformasi di Tanah Air memasuki usia 20 tahun. Era dimana kebebasan berpendapat dan berekspresi hadir hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat Indonesia. Namun kondisi ini rupanya tidak sepenuhnya dialami jurnalis perempuan. Pandangan bahwa pekerjaan ini lebih cocok untuk laki-laki masih tampak dengan lebih banyaknya jumlah jurnalis pria dibandingkan perempuan. Penelitian ini ingin melihat perbedaan perlakuan perusahaan media terhadap jurnalis perempuan di dunia kerja dan bagaimana jurnalis perempuan berupaya untuk memperjuangkan nasibnya. Penelitian ini menggunakan konsep gender dan muted group theory. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada tiga jurnalis dari tiga media cetak nasional sebagai tehnik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih dominannya jurnalis laki-laki dibandingkan perempuan di sektor media dan sedikitnya jurnalis perempuan yang berada di jajaran puncak manajemen. Perbedaan perlakuan dalam hal fasilitas pekerjaan pun masih dijumpai, misalnya saja fasilitas kesehatan, tunjangan keluarga yang diperoleh dikaitkan dengan status single walaupun sudah berkeluarga.
>Ponsel Wulan Tilaar berdering. Ibunya, Martha Tilaar menghubungi dia dengan sebuah pesan penting. Wulan diminta kembali ke Tanah Air untuk meneruskan bisnis keluarga. Jejak keluarga tak boleh terputus di satu generasi. Sebuah misi besar dalam kehidupan putri ketiga Martha Tilaar tersebut—harus dijalankan, bahwa ia dilahirkan ke dunia bukan hanya sebagai seorang ibu rumah tangga.
The arrival of the internet has no doubt affected the media business. As of now, the amount of online media outnumbers print media. However, the presence of female journalists across online media newsrooms has not shown significance, especially in decision-making levels. This study examines female journalists working in online media. The glass ceiling theory is used in this study and coupled with the concept of jender and organizational communication. Phenomenology will be the methodology used to examine the journalists’ experience to reach the editorial leader level, editor, or assistant editor. The result of this study also showcases that media outlets with an equal amount of female and male journalists will have equal reporting duties and script editing regardless of jender. The tasks are adjusted to work schedules even with jender- related training programs given to anyone. Meanwhile, media outlets with more male journalists compared to female counterparts provide greater chances for male workers to reach the top level. Despite not annulling the chances for female journalists to reach decision-making levels. Female journalists who succeed in breaching this glass ceiling can do it by showing exceptional work performances. Female employees must be able to penetrate the patriarchal culture that still exists in several Indonesian media because the existence of female journalists provides balanced coverage regarding women.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.