Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena berkaitan dengan meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas pada saat ibu melahirkan. Anemia pada kehamilan akan menyebabkan ibu hamil mengalami perdarahan pada proses kelahiran bayi yang dapat mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor risiko penyebab anemia ibu hamil. Metode Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan pada Juli 2019 sampai dengan Oktober 2019. Sampel penelitian ini yaitu ibu hamil yang ditentukan dengan metode accidental samplin sebanyak 94 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara status gizi sebelum hamil, usia ibu hamil, gravida dan tingkat pendidikan dengan kejadian anemia (p>0.05). Terdapat hubungan signfikan antara usia kehamilan, status KEK, paritas dengan kejadian anemia ibu hamil (<0.005). Kesimpulan penelitian bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kebon Jeruk yaitu usia kehamilan, status KEK dan paritas.
Extraordinary Events in Indonesia in 2019 recorded the second-highest food poisoning case, namely 97 cases of food poisoning processed by catering services. School food service is a mass food service that needs special attention because it’s handled by many people and can increase food contamination. Food safety practices can be influenced by predisposing factors were characteristics of food handlers, knowledge and attitudes of food handlers and the reinforcing factor is food safety training participation. The purpose of this study was to determine factors that effecting food safety practices in school food service. This study was descriptive with cross-sectional. The study was conducted in August 2020 with a sample of 33 food handlers with a total sampling technique. The data analysis used the Chi-Square test. The inclusion criteria were being in the kitchen area of the Asy-Syukriyyah Foundation and the Al-Muslim Foundation, willing to be interviewed, and healthy. Exclusion criteria were outside the kitchen area of the Asy-Syukriyyah Foundation and the Al-Muslim Foundation, unwilling to be interviewed, and sick. There was no relationship between age (p 1,000), education level (p 0,550), length of work (p 1,000), knowledge (p 0,121), attitudes (p 0,330), food safety training (p 1,000) with food safety practices and there was a relationship between gender and food safety practices (p-value≤0,05). Kitchen managers need to standardize in recruiting food handlers and give food safety training for food handlers. ABSTRAK Kejadian Luar Biasa di Indonesia tahun 2019 mencatat kasus keracunan makanan tertinggi kedua yaitu 97 kasus keracunan makanan olahan jasaboga. Penyelenggaraan makanan sekolah merupakan penyelenggaraan makanan massal yang perlu mendapat perhatian khusus karena ditangani oleh banyak orang dan bisa meningkatkan kontaminasi makanan. Praktik keamanan pangan bisa dipengaruhi oleh faktor presdiposisi karakteristik penjamah makanan, pengetahuan dan sikap penjamah makanan dan faktor pendorong yaitu keikutsertaan pelatihan keamanan pangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi praktik keamanan pangan pada penyelenggaraan makan di Sekolah. Penelitian ini deskriptif dengan desain Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan selama bulan Agustus 2020. Sampel penelitian ini berjumlah 33 penjamah makanan dengan teknik total sampling. Analisis data menggunakan Uji Chi Square. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu berada di dalam wilayah dapur Yayasan Asy-Syukriyyah dan Yayasan Al-Muslim, bersedia diwawancarai dan sehat. Kriteria eksklusi yaitu berada di luar wilayah dapur Yayasan Asy-Syukriyyah dan Yayasan Al-Muslim, tidak bersedia diwawancarai dan sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia (p 1.000), tingkat pendidikan (p 0.550), lama bekerja (p 1,000), pengetahuan (p 0,121), sikap (p 0,330), keikutsertaan pelatihan keamanan pangan (p 1,000) dengan praktik keamanan pangan dan ada hubungan antara jenis kelamin dengan praktik keamanan pangan (p-value≤0,05). Pengelola dapur perlu mengadakan standarisasi dalam melakukan perekrutan penjamah makanan dan memberikan pelatihan keamanan pangan pada penjamah makanan.Kata kunci: penjamah makanan, praktik keamanan pangan, penyelenggaraan makanan sekolah
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit memerlukan penanganan medis berupa pengaturan diet, pola hidup yang teratur serta terapi pengobatan. Penanganan medis terutama kualitas diet yang buruk pada penderita diabetes dapat mengakibatkan komplikasi seperti arteri koroner dan penyakit pembuluh darah perifer, stroke, nefropati diabetes, amputasi, gagal ginjal dan kebutaan. Mengingat besarnya dampak negatif yang disebabkan oleh progresivitas penyakit diabetes tersebut perlu dilakukan evaluasi kualitas diet penderita DM agar dapat dijadikan ajuan dalam penentuan rekomendasi perbaikan diet. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas diet penderita diabetes melitus tipe II di Jakarta Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian diambil dengan cara accidental sampling yang memenuhi kriteria sampel dan didapatkan saampel sebanyak 102 orang. Pengumpulan data konsumsi menggunakan metode food recall 2x24 jam kemudian kualitas diet dianalisis menggunakan metode Diet Quality Index-International (DQI-I). Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata skor keberagaman pangan sebesar 17.3±1.74 (mean±SD). Rata-rata skor kecukupan 20.2±3.45 (mean±SD). Rata-rata skor moderasi sebesar 15.4±3.93 (mean±SD). Rata-rata skor keseimbangan zat gizi 1.3±1.35(mean±SD). Rata-rata skor DQI-I (kualitas diet) secara menyeluruh 54.2±7.03(mean±SD). Keberagaman pangan responden cukup baik namun kecukupan, keseimbangan asupan lemak, keseimbangan zat gizi responden masih perlu perbaikan. Oleh karena itu perlu dilakukannya sosialisasi mengenai penatalaksanaan diet DM tipe II yang tidak hanya fokus ke pembatasan konsumsi karbohidrat dan gula saja tetapi secara menyeluruh agar dapat meningkatkan kualitas diet responden.
One of the problems arising from overconsumption of meat is degenerative diseases and many people are turning to vegetarianism. Vegetarians tend to experience protein deficiency problems, therefore one of the most popular food preparations for the community and have high nutritional value is making jerky analogue of banana hearts with the addition of black soybean tempeh flour. To analyze differences in nutrient content and acceptability (color, taste, aroma and texture) with the addition of black soybean tempe flour. This type of research is an experimental study, there are 4 formulations with a ratio of black soybean tempeh flour banana heart and in analog jerky, namely F0 (100%), F1 (15%: 85%), F2 (20%: 80%), F3 (25%: 75%). The Nutritional Testing which was conducted was the analysis of proximate levels and crude fiber content. Organoleptic assessment uses a Likert form with a scale of 1-5 against 50 consumer panelists. Based on the assessment of the results of nutrition and consumer panelists, the selected formulations were F3 with 27.24 g protein, 11.23 g fat, 22 g carbohydrates, 5.71 g crude fiber content, 36.05 g moisture content and ash content 3.46 g. There is an effect of adding black soybean tempe flour to the nutritional value of analog jerky. There is a significant difference in the acceptability of texture and taste in analog jerky.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.