One of the causes of death among pregnant women is preeclampsia/eclampsia. The presence of protein in urine (proteinuria) in pregnant women is one of the signs of preeclampsia/eclampsia. This study was aimed to obtain the description of urine protein level in third trimester pregnant women at Robert Wolter Mongisidi Hospital Manado. This was a descriptive study with a cross sectional design. This study was conducted from August to December 2018 at Obstetry Clinic Robert Wolter Mongisidi Hospital. Samples were obtained by using total sampling technique. There were 39 subjects in this study based on inclusion and exclusion criteria. The results showed that 30 subjects (76.93%) had no proteinuria (negative result) and 9 subjects (23.07%) had proteinuria (positive result). Conclusion: Most of the third trimester pregnant women at Robert Wolter Mongisidi Hospital Manado had no proteinuria (negative result).Keywords: proteinuria, pregnant woment, third trimester pregnancy Abstrak: Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil ialah preeklamsia/eklamsia. Kehadiran protein dalam urin (proteinuria) pada ibu hamil merupakan salah satu tanda dari preeklamsia/eklamsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar protein dalam urin ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi. Jenis penelitian ialah dekriptif dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2016 di Poli Kebidanan Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Terdapat subyek penelitian sebanyak 39 orang. Hasil penelitian menunjukkan 30 subjek (76,93%) dengan protein dalam urin negatif dan 9 subjek (23,07%) dengan protein positif. Simpulan: Pada sebagian besar ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado tidak didapatkan protein dalam urin.Kata kunci: proteinuria, ibu hamil, hamil trimester III
Physical activity is one of the factors which can affect blood glucose level in human body. Vigorous physical activity for 20 minutes can lower one’s blood glucose level. Futsal is categorized as a vigorous activity. During the activity, body will use endogenous fuel from blood to take care of glucose levels homeostasis in it. This study aimed to determine the ratio of blood glucose levels before and after vigorous physical activity at the 2011 batch students of the Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi using futsal. This was a pre and post experimental study. Respondents were 21 males aged 20-22 years. The results showed a decrease of all respondents’ blood glucose average from104.14 mg/dL before the physical activity to 95.40 mg/dL after it with p < 0.05 that meant there was a significant decrease in glucose level. Conclusion: In this study, there was a significant difference in blood glucose levels of the students between before and after vigorous physical activity.Keywords: blood glucose levels, vigorous physical activityAbstrak: Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah dalam tubuh manusia. Aktivitas fisik intensitas berat yang dilakukan selama 20 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah dalam tubuh. Futsal merupakan salah satu permainan yang tergolong dalam aktivitas intensitas berat. Selama aktivitas fisik dilakukan, tubuh akan menggunakan bahan bakar endogen dan dari darah untuk menjaga homeostasis kadar glukosa dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah aktivitas fisik intensitas berat pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi melalui permainan futsal. Penelitian ini bersifat pre dan post eksperimental. Pada penelitian ini responden terdiri dari 21 orang laki-laki dengan umur 20-22 tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan glukosa dari rata-rata 104,14 mg/dL sebelum aktivitas fisik menjadi 95,40 mg/dL setelah melakukan aktivitas fisik dengan nilai p < 0,05, yang berarti terjadi penurunan yang signifikan. Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah mahasiswa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik intensitas berat.Kata kunci: kadar glukosa darah, aktivitas fisik intensitas berat
Micronutrients such as iron have an important roles in human body. Vigorous activity could lead to change in iron levels, whether to be high or to be low. The purpose of this study was to determine the iron levels in construction workers. The study was conducted in a descriptive cross sectional arrangement. Thirty respondents who were eligible to the inclusion criteria. Samples were taken using a total sampling methods. The results showed that 27 respondent (90%) with a normal iron levels of 30-400 ng/mL, 2 respondent (6.67%) with high iron levels, and 1 respondent (3.33%) with low iron levels.Conclusion: Most of the iron levels in construction workers are in a normal limit.Keywords: Iron levels, construction workers, vigorous activity Abstrak: Mikronutrien seperti besi sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada aktivitas fisik terutama dengan intensitas berat dapat menyebabkan kadar besi berubah, antara menjadi tinggi atau menjadi rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar besi pada pekerja bangunan. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional study.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang sesuai kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Metode pemilihan sampel menggunakan cara total sampling. Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki kadar besi normal sesuai rujukan antara 30-400 ng/mL terdapat sebanyak 27 orang (90%), 2 orang (6.67%) dengan kadar besi yang lebih dari nilai normal, dan 1 orang (3.33%) dengan kadar besi yang kurang dari normal. Simpulan: Gambaran kadar besi pada pekerja bangunan sebagian besar dalam batas normal. Kata kunci: kadar besi, pekerja bangunan, aktivitas intensitas berat.
High level of total cholesterol in blood or known as hypercholesterolemia causes atherosclerosis or constriction of the blood vessels. Aterosclerosis is considering as an important factor in coronary heart disease event. Consuming food with high cholesterol plays an important role on elevating total blood cholesterol. Vegetarian has better health quality than meat-eaters. This group has lower total blood cholesterol, triglicerid and LDL compared to meat eaters. The pourpose of this study was to find out the description about total blood cholesterol level in vegetarian lacto-ovo students. This descriptive study was followed by 25 respondents total that consist of 14 male respondents (56%) and 11 female respondents (44%). The result of this study shown that 23 respondents (92%) have normal total blood cholesterol level and 2 respondets (8%) have borderline high blood total cholesterol level. According to the results, it can be concluded that the description of total cholesterol blood level in vegetarian lacto-ovo students mostly are in normal level.Keywords: total cholesterol, vegetarian lacto-ovo studentsAbstrak: Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah atau hiperkolesterolemia menyebabkan aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Aterosklerosis adalah faktor penting pendukung terjadinya penyakit jantung koroner. Mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol tinggi berperan dalam terjadinya peningkatan kolesterol darah. Vegetarian memiliki mutu kesehatan yang baik. Kelompok ini memiliki kadar kolesterol total, trigliserol, dan LDL yang lebih rendah dibandingkan pemakan daging. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kolesterol total darah pada mahasiswa vegetarian lacto-ovo. Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan metode total sampling. Penelitian ini diikuti oleh 25 orang responden yang terdiri dari 14 responden laki-laki (56%) dan 11 responden perempuan (44%). Hasil penelitian ditemukan 23 orang (92%) dengan kadar kolesterol total normal dan 2 orang (8%) dengan kadar kolesterol total pada ambang batas tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran kadar kolesterol total darah pada mahasiswa vegetarian sebagaian besar memiliki kadar kolesterol total normal.Kata kunci: kolesterol total, mahasiswa vegetarian lacto-ovo
Hyperglycemia is a state of elevated level of blood sugar in human body that exceeds normal level. The causes are not known yet for sure but it is often associated with insulin insufficiency and predisposition factors such as genetic, age, and obesity. Prolonged hyperglycemia may lead to the development of diabetes mellitus and as a risk factor of other metabolic diseases. Morbidity in hyperglycemia is increased along with the age and body weight. This study aimed to obtain the random blood glucose level among young adults aged 20-30 years with a body mass index (BMI) ≥23 kg/m2. This was a descriptive study. The population consisted of 20 to 39 years old young adults with body mass index (BMI) ≥23 kg/m2 who lived in the working area Community Health Center in Beo, Talaud. Data consisted of BMI measurements and random blood glucose levels by using stick device. The results showed that of 30 respondents with BMI ≥23 kg/m2, there was 1 respondent (3.33%) had hyperglycemia meanwhile the other 29 respondents (96.6%) had normal blood glucose level. Conclusion: In this study, the random blood glucose level among young adults aged 20-30 years with body mass index (BMI) ≥23 kg/m2 were in normal range.Keywords: random plasma glucose level, 20-30 years old young adults, BMI ≥ 3 kg/m2Abstrak: Hiperglikemia adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh seseorang yang melebihi kadar normal. Penyebab belum diketahui pasti tetapi sering dihubungkan dengan kurangnya insulin dan fator predisposisi yaitu genetik, umur, dan obesitas. Hiperglikemia yang tidak dikontrol secara terus menerus akan berkembang menjadi penyakit diabetes mellitus dan merupakan faktor risiko untuk penyakit metabolik lainnya. Angka morbiditas pada hiperglikemia juga meningkat seiring bertambahnya umur dan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa darah pada dewasa muda yang berusia 20-30 tahun dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥23 kg/m2. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi ialah dewasa muda berusia 20-30 tahun dengan IMT ≥23 kg/m2 yang tinggal di wilayah Puskesmas Beo Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud. Data diperoleh dengan pengukuran IMT dan pemeriksaan kadar glukosa darah sesaat dengan menggunakan alat stick. Terdapat 30 responden dengan IMT ≥23 kg/m2 dimana 1 orang (3.33%) yang mengalami hiperglikemia dan 29 orang (96.6%) dengan kadar glukosa darah dalam batas normal. Simpulan: Sebagian besar dewasa muda usia 20-30 tahun dengan IMT ≥23 kg/m2 mempunyai kadar glukosa darah sesaat normal.Kata kunci: glukosa darah sesaat, dewasa muda usia 20-30 tahun, IMT ≥23 kg/m2
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.