Teeth and mouth are important parts in human body. In order to perform its function properly, dental and oral hygiene need to be considered. Dental and oral hygiene can be observed from the formation of plaque. The effort to prevent plaque formation is called plaque control. Plaque control can be done naturally by masticating fibrous foods, inter alia apple. This study aimed to determine whether there were any difference in plaque index between before and after masticating an apple. Samples were collected by using total sampling method. There were 44 samples, obtained from 72 students of Senior High School Sorong, West Papua. The results showed that the average of plaque index before and after masticating an apple was 2.1 and 1.2. The paired sample t-test showed a P value of 0.000. Conclusion: There was a significant difference in plaque index before and after masticating an apple.Keywords: plaque index, masticating, appleAbstrak: Gigi dan mulut merupakan bagian penting dalam tubuh manusia.Agar dapat menjalankan fugsinya dengan baik, kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan.Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari pembentukan plak.Upaya pencegahan timbulnya plak disebut dengan kontrol plak.Kontrol plak dapat dilakukan secara alamiah yaitu dengan mengunyah makanan berserat, salah satunya adalah buah apel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pengunyahan buah apel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Pra eksperimental dengan rancangan pretest and posttest one group only yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorong Papua Barat. Metode pengambilan sampel yang digunakan ialah total sampling dengan jumlah responden 44 dari 72 siswa. Hasil penelitian menunjukkan rerata indeks plak sebelum pengunyahan buah apel ialah 2,1 dan rerata indeks plak sesudah pengunyahan buah apel ialah 1,2. Analisis data menggunakan uji paired t-test menunjukkan P = 0,000. Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara indeks plak sebelum dengan sesudah pengunyahan buah apel.Kata kunci: indeks plak, pengunyahan, buah apel
Prolonged hyperuricemia is the cause of gout arthritis, which has become one of burden diseases in the wide society. Several conditions can increase hyperuricemia and one of that conditions is insulin resistance associated with decreased physical activity. People with low physical activity like office workers have a higher risk of hyperuricemia. This study was aimed to describe the level of blood uric acid among office workers. This was a descriptive study with a cross-sectional design using total sampling method to obtain respondents. The results showed that there were 52 respondents in this study. Thirty eight respondents (79,1%) had normal blood uric acid level and 14 respondents (26,9%) had high blood uric acid level. The average of blood uric acid level was 6,09 mg/dL,the median was 6.15 mg/dL, the minimum and maximum values were 3 mg/dL and 9,36 mg/dL respectively, and the standard of deviation was 1,615 mg/dL. Of 14 respondents with high blood uric acid level, one was female (7.1%) and the rest were males (92.9%). Conclusion: The majority of office workers had normal blood uric acid.Keywords: blood uric acid, office workers. Abstrak: Hiperurisemia yang berkepanjangan merupakan penyebab terjadinya penyakit gout arthritis, yang telah menjadi salah satu beban penyakit dimasyarakat. Beberapa keadaan dapat meningkatkan kejadian hiperurisemia, salah satunya ialah resistensi insulin yang terkait dengan penurunan aktivitas fisik. Orang dengan aktivitas fisik yang rendah seperti pekerja kantor berisiko tinggi terhadap terjadinya hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada pekerja kantor. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan metode total sampling. Hasil penelitian mendapatkan 52 pekerja kantor sebagai responden. Terdapat 38 orang (79,1%) memiliki kadar asam urat dalam batas normal dan 14 orang (26,9%) memiliki kadar asam urat tinggi. Nilai rerata kadar asam urat darah 6,09 mg/dL, nilai median 6,15 mg/Dl, nilai minimum dan maksimum pada 3 mg/dL dan 9mg/dL serta standar deviasi 1,615 mg/dL. Dari 14 responden tersebut terdapat satu orang perempuan (7,1%) sedangkan sisanya ialah laki-laki (92,9%) . Simpulan: Sebagian besar pekerja kantor memiliki kadar asam urat darah normal. Kata kunci: asam urat darah, pekerja kantor.
The increase of blood uric acid beyond the normal limit (hyperuricemia) results an increase of risks and mortalities in several diseases. Nowadays, the prevalence of hyperuricemia appears to be increasing in develop countries. Hyperuricemia is a disease correlated with obesity in children and adults. This study aimed to determine the blood uric acid among the students of Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University 2011 with body mass index (BMI) ≥23 kg/m2. This was a descriptive study, using a purposive sampling method. There were 26 respondents that participated in this study. The results showed that there were 23 respondents (88.46%) who had normal blood uric acid and three respondents (11.54%) with hyperuricemia. Conclusion: the majority of students of the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University 2011 with body mass index ≥23 kg/m2 had normal blood uric acid. Keywords: hyperuricemia, uric acid, purine, BMI ≥23 kg/m2. Abstrak: Peningkatan kadar asam urat darah di atas normal (hiperurisemia), menyebabkan peningkatan risiko dan mortalitas pada beberapa jenis penyakit. Dewasa ini, prevalensi hiperurisemia terus meningkat pada negara berkembang. Hiperurisemia merupakan penyakit yang berhubungan dengan obesitas baik pada anak maupun dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan indeks massa tubuh (IMT) ≥23 kg/m2. Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel penelitian sebanyak 26 responden. Hasil penelitian memperlihatkan 23 responden (88,46%) memiliki kadar asam urat darah normal dan tiga responden (11,54%) dengan hiperurisemia. Simpulan: sebagian besar mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan indeks massa tubuh ≥23 kg/m2 memiliki kadar asam urat darah yang normal. Kata kunci: hiperurisemia, asam urat, purin, IMT ≥23 kg/m2.
In 2010, Indonesia is among the top five countries with the highest number of elderly people in the world that reached 18.1 million or 9.6 percent of the population. One of health problems in the elderly that needs serious attention is osteoporosis, a disease characterized by decreased in bone density. Calcium is the main mineral in bone formatting. It is also needed to regulate the contraction and relaxation of the muscles, involve in nerve transmission, blood cothing, and regulation of hormones and growth factors. The purpose of this study is to discover the description of serum calcium levels at age 60-74 years old. Twenty six elderly participated in this cross-sectional observation study. From the results of laboratory tests, 21 respondents has normal serum calcium levels, one respondent has low serum calcium levels, and four has high serum calcium levels. Conclusion: Most Calcium serum levels at age 60-74 years old at BPLU Senja Cerah were in normal range.Keywords: Calcium serum levels, ages 60-74 years old.Abstrak: Pada tahun 2010, Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yang mencapai 18,1 juta jiwa atau 9,6 persen dari jumlah penduduk. Salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius pada lanjut usia ialah osteoporosis yang merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang. Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang yang juga diperlukan untuk mengatur kontraksi dan relaksasi otot, terlibat dalam transmisi saraf, membantu pembekuan darah, serta mengatur hormon-hormon dalam tubuh dan faktor pertumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran kadar kalsium serum pada usia 60-74 tahun. Dua puluh enam orang lanjut usia berpartisipasi dalam penelitian yang merupakan studi observasional dengan pengamatan sewaktu (cross-sectional). Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh 21 responden memiliki kadar kalsium serum yang normal, satu responden memiliki kadar kalsium serum yang rendah, dan empat responden memiliki kadar kalsium serum yang tinggi. Simpulan: Sebagian besar kadar kalsium serum pada usia 60-74 tahun di BPLU Senja Cerah berada dalam batas normal.Kata kunci: kadar kalsium serum, usia 60-74 tahun.
Blood glucose must be maintained in a constant concentration. Hyperglycemia, an increase of blood glucose level, can be a symptom of diabetes mellitus. One of the factors that affect the blood glucose level is physical activity. Low physical activity can be influenced by work. Sedentary lifestyle is identic with office workes. Office workers do not enough time to do physical activity. This study was aimed to describe the fasting blood glucose level among office workers. This was a descriptive study with a cross sectional design. Respondents were obtained by using total sampling method. There were 52 respondents in this study consisted of 25 males and 27 females. The results showed that 45 respondents (86.54%) had normal fasting blood glucose levels, 5 respondents (9.62%) had high fasting blood glucose levels (hyperglycemia), and 2 respondents (3.84%) had low fasting blood glucose levels (hypoglycemia). The maximum value was 243 mg/dL, the minimum value was 63 mg/dL, the median value was 83 mg/dL, the average value was 94.42 mg/dL, and standard of deviation was 37.85 mg/dL. Conclusion: Most office workers had normal blood glucose levels.Keywords: fasting blood glucose, office workers Abstrak: Glukosa darah dalam tubuh manusia harus dijaga dalam konsentrasi yang konstan. Kadar glukosa darah dalam tubuh yang meningkat (hiperglikemia) dapat menjadi gejala penyakit diabetes mellitus. Salah satu faktor yang memengaruhi kadar glukosa darah ialah aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang kurang dapat dipengaruhi oleh pekerjaan. Pola hidup sedentary lifestyle identik dengan pekerja kantor dewasa ini. Pekerja kantor tidak memiliki waktu untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa darah puasa pada pekerja kantor. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pemilihan responden dilakukan dengan metode total sampling. Responden terdiri dari 25 orang laki-laki s dan 27 orang perempuan. Hasil penelitian mendapatkan 45 responden (86,54%) memiliki kadar glukosa darah puasa normal, 5 responden (9,62%) memilki kadar glukosa darah puasa tinggi (hiperglikemia), dan 2 responden (3,84%) memilki kadar glukosa puasa rendah (hipoglikemia). Hasil pengukuran kadar glukosa darah puasa mendapatkan nilai maksimum 243 mg/dL, nilai minimum 63 mg/dL, nilai median 83 mg/dL, nilai rata-rata 94,42 mg/dL dan standar devisiasi 37,85 mg/dL. Simpulan: Sebagian besar pekerja kantor masih memiliki kadar glukosa darah puasa yang normal. Kata kunci: glukosa darah puasa, pekerja kantor
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.