Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. Perusahaan yang mempunyai bisnis penyedia solusi transpotasi dan logisik terpadu, laporan keuangan berisi informasi mengenai pendapatan dan beban usaha selama satu priode akuntansi. Laporan ini merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan mengelola investasi yang telah ditanamkan oleh pihak investor. Penelitian ini menganalisa beban usaha dan pendapatan usaha jasa pada PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk terhadap laba perusahaan. Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang akan dihadapi perusahaan pada tahun 2019 dalam kebijakan moneter suku bunga tinggi dan sisi finansial pelayaran nasional dan juga sejumlah pajak yang membebani. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling method. Jenis data penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pengumpulan Annual Report (Laporan Keuangan) PT. Arpeni Pratama Ocean yang dimuat dalam IDX 2013 sampai dengan 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah regresi linier berganda ditemukan bahwa pengaruh beban usaha terhadap laba usaha signifikan dan laba perusahaan dipengaruhi oleh beban usaha sebesar 36%. Sedangkan pengaruh pendapatan usaha terhadap laba usaha perusahaan signifikan dan laba perusahaan dipengaruhi sebesar 12% dari pendapatan usaha.

The pandemic of COVID-19 has changed many aspects of life across the globe including in Indonesia. In order to prevent the spread of COVID-19 the president of Indonesia announced national distancing rule and encouraged citizen to work and study at home. Universities have changed the learning system into online learning by using technology and internet connection. This situation was not easy for learners since they needed to change learning system immediately while facing some issues due to the pandemic. Therefore, this study intended to investigate Learners' Perception toward Online Classroom Environment during Coronavirus Pandemic using qualitative approach with a case study design. The data was gathered by using questionnaire and interview. This study found that generally learners have positive perception on English online classroom based on ten aspects, they were:

From the pre observation it was found that there was a learner, Bunga, who was very unusual. She was shaking and speaking inaudibly when she sat in English classroom. Pre investigation has been done before this study was conducted. In the pre investigation the researchers gave foreign language classroom anxiety scale questionnaire to 50 learners. Bunga has got the highest score in her anxiety questionnaire. Therefore, Bunga was considered as an anxious language learner that was needed to be studied further. The aim of this study was to investigate factors that contribute to foreign language anxiety possessed by Bunga in learning Maritime English which have made her different with other learners. The result of the study showed that there were some factors attributed to her foreign language anxiety, they were: classroom activities which related to teacher's instruction and task, such as instructed to read text aloud and speaking in front of the class. Besides classroom activities, it was also found that there were some factors came from herself which made her anxious in learning English, they were: believe about language learning, lack of English proficiency, low self-esteem due to self-comparison, fear of making mistake, and afraid of being laughed by other students.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Green Shipping pada industri Perkapalan dan Transportasi Laut Kalimantan Timur yang sesuai aturan International Maritime Organization yang dimuat dalam Marine Pollution Regulasi Annex VI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data spesifikasi kapal TB. Rezky 27. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu mengolah data perhitungan jumlah konsumsi bahan bakar, menghitung faktor emisi, simulasi perhitungan penggunaan bahan bakar dan membandingkan biaya konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menemukan bahwa berdasarkan perhitungan konsumsi lima bahan bakar yang dapat digunakan kapal, bahan bakar LNG memiliki biaya konsumsi paling kecil dibanding bahan bakar lainnya namun ketersediaan LNG sebagai bahan bakar alternatif masih kurang untuk memenuhi kebutuhan industri pelayaran selanjutnya biaya konsumsi bahan bakar Solar dan HSFO (High Sulfur Fuel Oil) memiliki biaya yang kecil namun mengharuskan kapal menggunakan scrubber sehingga berdampak pada perusahaan pelayaran yang harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembelian Scrubber. Penggunaan bahan bakar methanol sebagai bahan bakar alternatif karena ramah lingkungan dapat digunakan di industri pelayaran namun diperlukan modifikasi dan penyesuaian pada mesin kapal sehingga berdampak pada biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Penggunaan bahan bakar LSFO (Low Sulfur Fuel Oil) berdasarkan perhitungan konsumsi bahan bakar memiliki biaya yang paling tinggi diantara bahan bakar lainnya namun bahan bakar ini adalah bahan bakar yang sesuai dengan aturan IMO.