The purpose of this study is to improve inclusion teacher '
05). Gratitude training was effective to improved inclusion teacher's quality of life.
Key words: quality of life, gratitude, inclusion teachers
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup guru sekolah inklusi melalui pelatihan kebersyukuran. Subjek penelitian adalah 16 guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi 'X' dan 'Y' di Kota Yogyakarta yang memiliki skor kualitas hidup yang sedang dan rendah berdasarkan skala kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan skala kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan kebersyukuran dan subjek yang tidak mengikuti pelatihan kebersyukuran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara skor prates dan paskates kualitas hidup pada kelompok eksperimen dan kontrol (F = 8.082, p = 0.002; p < 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan kebersyukuran efektif dalam meningkatkan kualitas hidup guru inklusi.
Guru inklusi dituntut memiliki kompetensi yang memadai untuk bisa memberikan layanan pendidikan kepada siswa berkebutuhan khusus. Tuntutan kompetensi itu bisa memunculkan stress kerja guru di sekolah inklusi. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi untuk mengatasi stress kerja guru inklusi, yaitu pelatihan kebersyukuran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan kebersyukuran dalam menurunkan stres kerja guru di sekolah inklusi. Rancangan penelitian menggunakan untreated control group design with dependent pretest and postetst. Subjek penelitian sebanyak 14 orang terbagi ke dalam 7 orang kelompok eksperimen dan 7 orang kelompok kontrol. Analisis data menggunakan Anava Mixed Design untuk melihat perbedaan skor dalam kelompok (prates, pascates, dan tindak lanjut) serta perbedaan skor antar kelompok (eksperimen dan kontrol). Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan skor yang signifikan pada prates, pascates, dan tindak lanjut antar kedua kelompok (F = 7,393; dan p = 0,003 (p<0,05)). Hasil analisa juga menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami penurunan tingkat stres kerja setelah diberi pelatihan kebersyukuran sementara kelompok kontrol yang tidak diberi pelatihan kebersyukuran mengalami peningkatan stres kerja. (F = 7.393, p = 0.003 (p <0.05)). In addition, there was significant changes in work stress at experimental group (MD = 13.857 and p = 0.012), whereas in the control group there was no significant change
This research aimed to determine the effect of Adversity Quotient training on learning motivation. Ythe subject of this research were 32 students of class IX SMP N 3 "X" Sleman Yogyakarta, which divided into experimental and control groups. Data was collected using learning motivation scale and adversity quotient scale. The research used pre-post control group design. Analysis of the study were quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis using Independent Sample T-test to determine learning motivation after the Adversity Quotient training given. The qualitative analysis was done based on observation, interviews and worksheets. The results of the research, showed that there was increased learning motivation after training given by the value of t = 3,392 dan p = 0,002 (p < 0,05).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.