Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ruang lingkup, kata kerja operasional (KKO) kompetensi dasar (KD), kata kerja operasional tujuan pembelajaran, higher order thinking skills (HOTS) atau lower order thinking skills (LOTS), 4C, literasi dasar, dan pendidikan karakter khusus pada materi pokok matematika dilihat dari buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 revisi 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan teknik analisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik dari buku guru maupun siswa sudah cukup baik yaitu dominan untuk ruang lingkup terdapat pada materi geometri dan pengukuran sederhana sebesar 44%, dominan untuk KKO KD terdapat pada tingkat C2 "memahami" sebesar 55%, dominan untuk KKO tujuan pembelajaran terdapat pada tingkat C3 "mengaplikasi" sebesar 50%, pada materi pokok matematika kelas III MI/SD lebih dominan lower order thinking skills (LOTS) sebesar 77%, dominan untuk 4C terdapat pada tingkat critical thinking sebesar 83%, dominan untuk literasi dasar terdapat pada literasi numerasi sebesar 97%, dan dominan untuk pendidikan karakter terdapat pada sikap mandiri dan percaya diri sebesar 75%.
This research is motivated by the current era of strengthening character education is an important thing to do considering the number of loss of character education values currently very alarming. One of the characters that must be possessed by students as an effort in social problems is the character of discipline. The formulation of the problem in this study is how to model the discipline of disciplinary character through scout extracurricular activities in MI Al-Muhsin Yogyakarta. The purpose of this study was to determine the model of disciplinary character habituation through scout extracurricular activities at MI Al-Muhsin Yogyakarta. This research method is a type of descriptive research with a qualitative approach. Research subjects include the headmaster of madrasas, teachers, scoutmaster, and students. This research was conducted at MI Al-Muhsin Yogyakarta. When thhis research was conducted around March-April 2020. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. Data collection tools used are audio, video and photo recording. Check the validity of the data by triangulating data and sources. While the data analysis used is data reduction, data presentation and data verification. The results showed that there was a model for disciplining character through the scout extracurricular activities at MI Al-Muhsin Yogyakarta through rewards and punishments applied. There is a relationship between scout extracurricular activities and disciplinary character. Evidence of the success of the Boy Scouts extracurricular activities in building disciplinary character at MI Al-Muhsin Yogyakarta, namely five minutes before the ceremony the students are ready and gathered by wearing the full boy scout uniform, students in an orderly manner paying front group contributions, and students are willing to pay fines and money Scoutmaster also pays if he does not order too. This research can add knowledge, experience as well as insights on the disciplinary character refraction model through scout extracurricular activities so that it can improve and be considered for other researchers, as prospective educators to enter the world of education.
Mengajar yaitu kegiatan memberikan ilmu dimilki oleh seorang guru kepada muridnya. Dalam mengajar guru bukan hanya sekedar menyampaikan informasi atau gagasan, namun guru harus membimbing siswa dalam kepahaman suatu materi pembelajaran. Dan ketika dalam proses pendidikan guru juga mempunyia kedudukan yang sangat signifikan untuk mecapai sebuah tujuan pemelajaran, dalam mencapai sebuh tujuan pembelajaran guru harus mempunyai metode unutuk memberi kepahaman kepada siswa dikarnakan metode sangat penting dalam proses pengajaran. Bahkan seperti diketahui metode adalah sebuah seni pengajaran untuk memberikan/mentransper sebuah ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang dijarkan oleh seorang guru dan metode juga sebagai alat untuk membantu para pelajar untuk memperoleh keterampilan-keteramplan yang ada didalam dirinya. Untuk itu pengajaran IPS MI tidak bisa dilakukan dengan sekedarnya, tetapi sebalikya harus diberengi dan didukug oleh metode-metode yang yang menarik yang bisa meningkatkan berfikir kritis siswa dan menarik gairah siswa dalam proses, pembelajaran. Pemngajaran yang berhasil menuntut menggunakan metode yng tepat dan jitu yang bisa cepat memehamkan siswa dalam sebuah pembelajaran khususnya dalam mata peajaran IPS dikarnakan IPS sangat mempengaruhi sosial pesrta didik baik itu keluarga dan masyarakat oleh karnanya metode mengajar dalam pelajaran IPS sangat penting.
This research is motivated by one of the key factors in supporting the success of madrasas with achievements is the leadership or management of madrasah principals. The quality of a madrasa leader is the key to the success of education in this educational institution. leadership style encompasses how a person acts in an organizational context Good leadership is always associated with school success. There is a significant correlation between school performance and the effectiveness of a leader. Edmonds mentioned that a good school is led by a good leader. Still in line, Rutherford stated that effective leaders always have a clear vision, so he also has a work program. Meanwhile, Rutter, as quoted by Sergiovanni, stated that the main is the key to the success and improvement of the quality of their students. However, to become a good leader is not only due to the prize factor, but also requires strong effort. A leader's cultural and social background and school become a very influential factor on the main leadership, it explains the social development of school residents and the leader's cultural and social background then becomes a necessity to express the success of an educational institution, such as Madrasas. This study aims to determine Islamic leadership in terms of theological perspective. The research method in this article is library research research using qualitative-interpretative data presentation. The research results of this journal are the Teacher as a leader in Islamic education with various terms that have moral, professional, and spiritual implications.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata sikap ilmiah pada kelas eksperimen menggunakan metode group investigation dan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional sebelum diberi perlakuan serta serta setelah diberi perlakuan. Serta melihat pengaruh Group Investigation terhadap sikap ilmiah peserta didik di MI Al-Huda Karangnongko Yogyakarta. Variabel yang diukur adalah sikap ilmiah pada peserta diidk kelas IV di MI Al-Huda Karangnongko Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi eksperimen). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di MI Al-Huda Karangnongko Yogyakarta yang berjumlah 56 orang peserta didik yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian ini ialah kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol. Sampel ini diambil menggunakan teknik random class sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan pedoman dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan mann whiney (non-parametrik) untuk hasil skala setelah perlakuan. Data statistik menunjukan terdapat peningkatan rata-rata sikap ilmiah kelas eksperimen sebelum menggunakan metode group investigation sebesar 19,5 serta setelah menggunakan metode group investigation sebesar 23,4. Hal tersebut mengalami peningkatan metode sebesar 3,9. Pada kelas kontrol rata-rata sikap ilmiah juga mengalami peningkatan dari data skala skala sebelum perlakuan 157,2 dan setelah perlakuan 23,03. Maka peningkatan nilai rata-rata pada keals kontrol sebesar 5,83. Hasil statistik deskriptif dengan bantuan SPSS 16.00 terlihat skala sebelum perlakuan analisis mann whiney (non-parametrik) menunjukkan nilai Signifikansi Sig.(2 tailed) = 0,487 > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata sebelum dan sesudah sikap ilmiah. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap sikap ilmiah pada peserta didik kelas IV MI Al-Huda Karangnongko Yogyakarta.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.