<p><span>Masalah kecemasan akibat pandemi COVID-19 perlu mendapat perhatian khusus untuk diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui konseling, dengan alternatif pendekatan <em>Rational Emotive Behavor Therapy</em> (REBT). Dalam hal ini, <em>cyber counseling</em> dapat dilakukan karena kondisi sekarang yang mengharuskan untuk <em>physical distancing</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri atau gejala kecemasan akibat pandemi COVID-19, serta kontribusi pendekatan <em>Rational Emotive Behavor Therapy</em> (REBT) melalui <em>cyber counseling</em> untuk mengatasi kecemasan di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. <em>Purposive sampling</em> digunakan dalam penelitian ini, di mana subyek penelitian adalah konseli yang memiliki masalah kecemasan akibat pandemi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>Pertama</em>, ciri kecemasan subyek, meliputi aspek fisik, kognitif, emosi, dan perilakunya. <em>Kedua</em>, subyek mampu mengatasi kecemasan yang dialaminya. <em>Ketiga, </em>subyek mampu mengontrol pikiran negatif yang ditimbulkan akibat pandemi. <em>Keempat</em>, subyek dapat lebih menerima kondisi yang terjadi akibat pandemi. <em>Kelima,</em> subyek mampu melakukan kegiatan aktifnya sebagaimana biasanya meskipun terbatas, dengan memperhatikan protokol kesehatan.</span></p><em></em><em><strong></strong></em>
<p class="Normal1">Penyembuhan melalui rehabilitasi yang berdasarkan nilai-nilai keagamaan dapat dianggap sebagai salah satu mediator yang sangat efektif dalam memberikan pembinaan kesehatan fisik, psikologis, mental, sosial, dan spiritual bagi korban Napza, maka penelitian ini bertujuan untuk menggali bentuk pendekatan yang berbasis nilai keagamaan yang dapat dijadikan sebagai teknik pengubahan tingkah laku terhadap korban Napza. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis hermeneutika bersusun. Data yang digunakan berupa data teks pemikiran Abah Anom, observasi, dan wawancara lapangan. Hasil penelitian ini adalah (1) proses pengubahan tingkah laku berfokus pada pola pikir; (2) analisis dan diagnosis berfokus pada pola pikir, kondisi psikologis yang tidak sehat, keyakinan, dan kebiasaan; dan (3) terdapat lima bentuk intervensi pengubahan tingkah laku melalu metode penyadaran diri, yaitu mandi taubat, shalat, dzikir, qiyamu al-lyail, dan puasa.</p><p class="Normal1" align="center"><strong> <em>Abstract</em></strong><em></em></p><em>Healing in the form of rehabilitation based on religious values occupies a strategic and organized position in providing psychological, mental, social, and spiritual physical health assistance for drug victims, then this study aims to explore the form of approaches based on religious values, can be used as a technique to change behavior towards drug victims. This study employs hierarchical hermeneutic analysis within qualitative approach. The data used are the text of Abah Anom’s thoughts, observation, and field interview. The result of the study shows (1) the process of behavioural change focusing on the mindset; (2) analysis and diagnose focusing on the mindset, psychologically-illed condition, belief, and habit; and (3) the presence of five intervention form of behavioural change through self awareness method, i.e. taubat shower, shalat, dzikr, qiyamu al lail, and fasting.</em>
The personal quality of the counselor is very supportive of the process and results of counseling activities. However, in practice there are still often some problems related to the counselor's personal, although there have been many expert formulations about the personal qualities of the counselor. This is due to the standards used in the formulation of the personal qualities of the Western formula counselors that are not in accordance with the socio-psychological conditions of the Indonesian people. So it is important to attempt to internalize the values of local wisdom into the formulation of the personal qualities of the counselor. One approach that can be used is a formula that is explored from the values of pesantren. The aim of the study is to develop the personal qualities of counselors based on the values of pesantren. This study uses a library study approach. The values of boarding schools that can be extracted into the formulation of the ideal personal qualities of the counselor include, (1) sincerity, (2) patience, (3) firm and respectful, (4) caution, (5) openness, (6) pious, (7) compassion, and (8) fair.
Satu tahun berlalu Pandemi melanda bangsa ini, ini segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, seperti pemberlakuan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) pada daerah-daerah tertentu. Namun, upaya-upaya tersebut sampai saat ini belum mampu membuahkan hasil manis. Permasalahannya adalah sebagian besar masyarakat acuh dan lalai memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Karenanya, diperlukan sebuah solusi alternatif pemecahan permasalahan tersebut, yaitu melalui pendekatan budaya lokal (indigenous). Konseling indigenous diyakini dapat mengkonstruk pandangan masyarakat untuk memandang realitas dan permasalahan kehidupan berdasarkan keyakinan dan budayanya sehingga mampu menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan bahaya Covid-19.
Bimbingan dan konseling di Indonesia telah resmi masuk sejak 1975. Namun, dalam praktiknya bimbingan konseling kerap mengalami kendala, sehingga eksistensinya cendrung bernada negatif. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu keterbatasan kualitas sumber daya manusia dalam bidang bimbingan dan konseling. Karenanya, dalam implementasinya layanan konseling di sekolah kurang efektif. Model konseling KIPAS hadir menjadi tawaran alternatif terhadap problematik tersebut. Konsepsi KIPAS menawarkan posisi diri sebagai syarat kualitas upaya meminimalisir nada negatif terhadap bimbingan dan konseling. KIPAS yang merupakan akronim (posisi diri) dari (1) kawan, (2) inovator, (3) pamong, (4) abdi, dan (5) supporter. Dalam implementasinya, langkah model KIPAS yaitu, (1) kabar gembira; (2) integrasi dan internalisasi; (3) perencanaan tindakan; (4) aktualisasi; dan (5) sertifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa konsepsi konseling KIPAS memang dipersiapkan untuk menjadi tawaran mencerahkan bagi ketimpangan pelaksanan bimbingan konseling selama ini. Melalui konsepsi ini, diharapkan terciptanya suasana baru yang lebih menggembirakan dan mengubah stigma konseling ke arah yang lebih baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.