Ketersediaan sumberdaya bambu yang berlimpah di Indonesia telah mendorong kemungkinan penggunaan bambu sebagai pengganti bahan baku konvensional (dalam hal ini kayu) yang saat ini cenderung menurun. Bambu menghasilkan manfaat yang menyeluruh baik yang bersifat berwujud ( ), maupun manfaat tidak berwujud ( ) yang belum dihitung secara ekonomi. Manfaat bambu tidak semuanya memiliki harga pasar, sehingga perlu pendekatan untuk mengkuantifikasi nilai ekonomi sumber daya bambu dalam satuan moneter. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi total ( ) sumber daya bambu di Kecamatan Sajira sebagai salah satu sentra utama areal bambu di Kabupaten Lebak. Nilai-nilai sumber daya bambu yang diestimasi adalah nilai guna langsung (nilai tegakan bambu), nilai guna tidak langsung berupa nilai stok karbon dan nilai pencegahan erosi, serta nilai pilihan bambu surat ( ). Metode penelitian yang digunakan antara lain dengan pendekatan nilai sisa turunan, harga pasar, biaya pengganti dan (CVM). Hasil yang diperoleh adalah nilai guna langsung (nilai tegakan bambu) sebesar Rp 35 126 575 400, nilai stok karbon sebesar Rp 224 840 000, nilai pencegahan erosi sebesar Rp 695 341 881 dan nilai pilihan bambu surat sebesar Rp 82 014 259. Dengan demikian, nilai ekonomi total sumber daya bambu untuk luas areal tegakan bambu sebesar 140 ha adalah Rp 36 128 771 540 Sumberdaya bambu, nilai ekonomi total, nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai pilihan Kata kunci: IDR 36,128,771,540. ABSTRACT The abundant availability of bamboos in Indonesia has prompted their possible uses as substitute for conventional raw materials (i.e. woods) which nowadays tend to be dwindling. Bamboo produces a wide range of benefits both tangible and intangible which has not been calculated. The benefits of bamboo do not all have a market price, so that it is necessary to quantify the economic value of bamboo resources in monetary units. This research aims to quantify the total economic value (TEV) of bamboo resources in
C. manghas F. elastica S. macrophyllaPeningkatan konsentrasi CO secara efektif dapat dikendalikan dengan pembangunan hutan kota melalui pemilihan jenis tanaman perkotaan yang memiliki potensi serapan CO tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data potensi serapan CO oleh daun pada sembilan jenis tanaman di jalur hijau Jalan Pajajaran, Bogor. Data primer dikumpulkan melalui survei lapangan dan analisis laboratorium sampel daun menggunakan metode karbohidrat. Studi kasus dan literatur untuk memperoleh data sekunder dari instansi atau literatur terkait, khususnya hasil studi dengan kasus serupa. Data lain yang dikumpulkan terdiri atas jumlah dan luas daun. Hasil analisis menunjukkan memiliki potensi serapan CO per daun tanaman paling tinggi yaitu sebesar 11,86 ton/daun/tahun. Selain itu, dan juga memiliki nilai serapan CO yang relatif baik dibandingkan jenis tanaman lain yaitu masing-masing sebesar 3,83 ton/daun/tahun dan 2,51 ton/daun/tahun. Adapun faktor inheren tanaman yang menentukan besarnya potensi serapan CO adalah luas daun, ketebalan daun, kehijauan daun, jumlah daun dan kadar air. Sedangkan faktor luar (eksternal) antara lain tempat hidup tanaman, ketersediaan air dan hara mineral, serta pengaruh cahaya dan suhu Serapan CO , metode karbohidrat, hutan kota, jumlah daun, luas daun.
The most numerous uses of hardboard are for sound-deadening barrier, insulation wall, furniture, part of electronic appliances, and vehicle interior.Nowadays, in Indonesia the availability of natural-forest woods (the conventional ligno-cellulosic fibrous raw material) for fiberboard manufacture becomes limited and scarce. Thus, non-wood alternative fibers should be considered as raw material for fiber board. In this study, experiment was done using alternative fibers which were Saccharum spontaneum grasses (SSG), empty oil-palm bunches (EOPB), and bamboo. The pulping and mat forming employed consecutively an open-hot soda semi-chemical process and wet-forming process. The additives for hardboard forming comprised wax emulsion and tannin formaldehyde (TF) adhesive.Alkali consumption in the pulping of alternative fibers (SSG, EOPB, and bamboo) for hardboard ranged about 88-99% (regarded as quite high, near 100%). SSG was the most prospective for hardboard, followed by consecutively EOPB and bamboo. Also, physical-strength properties of hardboard from SSG satisfied the JIS and ISO requirement the most. The prospective results of fiberboard manufacture from the alternative fiber materials will expectedly lessen the dependency on naturalforest woods thereby sustaining the natural resources, and alleviating environment concerns. The high alkali consumption and wet-forming implementation hinted that this fiberboard-manufacturing experiment is more suitable for small-medium scale endeavor (SME). Keywords: hardboard, alternative ligno-cellulosic fiber materials, prospective results, sustaining natural resources, small-to-medium scale endeavor (SME)ABSTRAKHardboard banyak digunakan antara lain untuk bahan peredam suara, dinding penyekat, mebel, bagian dari peralatan elektronik dan interior kendaraan. Di Indonesia, ketersediaan kayu hutan alam (bahan baku serat berligno-selulosa konvensional) untuk pembuatan papan serat di Indonesia semakin terbatas dan langka. Oleh karena itu bahan serat alternatif harus dipertimbangkan sebagai bahan baku papan serat. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan papan serat (hardboard) dari bahan serat alternatif, yaitu rumput gelagah (RG), tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan bambu. Pengolahan pulp (pulping) dan pembentukan lembaran untuk papan serat menggunakan proses semi-kimia soda panas terbuka dengan pembentukan cara basah (wet process). Bahan aditif yang digunakan adalah emulsi lilin dan perekat tanin formaldehida (TF) Konsumsi alkali pada pulping adalah 88-99% (dianggap cukup tinggi, mendekati 100%). RG paling berprospek untuk hardboard diikuti oleh TKKS dan bambu, dan sifat fisik-kekuatan hardboard dari RG paling banyak memenuhi persyaratan JIS dan ISO. Hasil prospektif pemanfaatan serat alternatif untuk papan serat diharapkan bermanfaat mengurangi ketergantungan pada kayu hutan alam sehingga ikut melestarikan sumber daya alam. Tingginya konsumsi alkali dan penerapan cara basah berindikasi bahwa pengolahan papan serat ini lebih sesuai untuk usaha kecil menengah (UKM).Kata kunci: hardboard, bahan baku serat alternatif, hasil prospektif, melestarikan sumber daya alam, usaha kecil menengah (UKM)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.