Corruption is an extraordinary crime in Indonesia that is contrary to the values of religious education. This study aims to explore anti-corruption education models based on religious ethics which are implemented in the pesantren of Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep. This study analyzes the roles of the pesantren of Annuqayah in building anti-corruption characters in students from an early age. The research was conducted at the pesantren of Annuqayah which is one of the oldest Islamic boarding schools in Madura. The study uses a qualitative method to elaborate anti-corruption education models based on religious ethics at the pesantren of Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep, Madura. Researchers used observation, interviews, and documentation in collecting research data. The study found that the anti-corruption education models applied in the pesantren of Annuqayah are role models, habituation of behavior, integration between subjects and behavior, and models of rewards and punishments. Meanwhile, the roles of Annuqayah pesantren in shaping the students’ anti-corruption character are building values of Aswaja (Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah), establishing an honest canteen, giving trust to manage pesantren finances, and providing rewards and punishments. The research is valuable as feedback for the government in the field of education in its efforts to fight corruption in Indonesia.
Besides being a Qur’an teacher, the leader of village (Kiai) become community leaders; almost all aspects of people's lives were deferred to the kiai, ranging from religious, educational, social, political, and so on, including the village kiai becoming the traditional leaders of the Kompolan. village kiai use the characteristics of charismatic-collective leadership and transformative leadership. While the capital used is cultural, symbolic modality, which then gives birth to economic capital. Under his leadership, Kompolan was able to contribute to creating an atmosphere of togetherness and unity among individuals in society, developing and strengthening religious knowledge, contributing to empowerment in the economic sector of society, creating a space of actualization for the community. Selain menjadi guru ngaji, kiai kampung juga menjadi pemimpin masyarakat; hampir dalam semua aspek kehidupan masyarakat ditangguhkan kepada kiai, mulai dari persoalan keagamaan, pendidikan, sosial, politik, dan seterusnya, termasuk kiai kampung menjadi pemimpin tradisi kompolan. kiai kampung menggunakan karakter kepemimpinan karismatik-kolektif dan kepemimpinan transformatif. Sedangkan modal yang digunakan adalah modalitas kultural, simbolik, yang kemudian melahirkan modal ekonomi. Di bawah kepemimpinannya, kompolan mampu memberikan kotribusi dalam menciptakan suasana kebersamaan dan kebersatuan antar individu di masyarakat, pengembangan dan pemantapan ilmu keagamaan, memberikan sumbangsih pemberdayaan di bidang ekonomi masyarakat, menciptakan ruang aktualisasi bagi masyarakat. Kata Kunci (Keyword): Kepemimpinan, Kiai Kampung, Tradisi Kompolan.
Penelitian ini menganalisis peran generasi muda dalam upaya mempromosikan kesenian batik Pamekasan Madura sebagai bagian destinasi wisata berbasis budaya dan agama. Festival dan pelestarian kesenian batik memiliki relasi yang sangat kuat dengan harmoni budaya, spiritualitas, dan agama. Festival dan pelestarian kesenian batik bukan sekadar bagian dari warisan nenek moyang, melainkan bisa menjadi peluang promosi wisata batik berbasis budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam mempromosikan kesenian batik Pamekasan sebagai wisata berbasis budaya dan agama. Diantara peran penting generasi muda adalah mempromosikan festival kesenian batik melalui media sosial, memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya mamakai produk budaya lokal, melakukan promosi tentang nilai-nilai filosofis dari kesenian batik, mendirikan komunitas pecinta budaya lokal, belajar kesenian membatik, memakai batik di lingkungan pendidikan dan instansi pemerintahan, dan mengikuti lomba fashion dan menjadi duta batik sebagai promo wisata berbasis budaya dan agama.
Ilmu pengetahuan telah membuktikan perannya dalam membangun kehidupan manusia. Untuk menguraikan lebih detil tentang kegunaan dari ilmu pengetahuan, tentu harus dilihat dari perspektif filsafat, yaitu dari sudut pandang aksiologi sebagai cabang filsafat yang membahas teori tentang nilai-nilai; Etika (Etika Filosofis, Etika Teologis, dan Etika Deontologis) dan Estetika (keindahan dan kesenian). Dalam hal ini, penulis akan menjbarkan pandangan berbagai pakar filsafat Islam dalam menyikapi etika dan estetika ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia, sehingga ilmu pengetahuan tidak hanya dapat berkembang tetapi memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kehidupan manusia. Kata kunci: Aksiologi, Filsafat Islam, Etika, Estetika, dan Ilmu Pengetahuan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.