Objective: This study aims to investigate the effect of an integrated intervention of art activities and Qigong exercise on the well-being of older adults in nursing homes in Indonesia. Method: We employed a randomized controlled trial with 4 specific groups, i.e. art, Qigong, integration of art and Qigong, and control group. A total of 267 participants aged 50 years or older were recruited from 9 nursing homes in Jakarta, Indonesia. The participants were randomly allocated to one of the four groups, attending two intervention sessions per week for eight weeks (16 sessions), lasting 90 minutes each. Measurements were administered at baseline (T 0) and post-intervention (T 1). The primary outcome was well-being (WHOQOL-Bref) and secondary outcomes were satisfaction with life (SWLS), depression (BDI-II), and health status (SF-36). Results: The art intervention had a significant positive effect on well-being, in particular in the domain of social relations. It also led to a decrease in depressive symptoms, as did the integration intervention. No significant effects were visible in the Qigong group nor in the integrated intervention compared to either art or Qigong alone. Conclusion: Interventions such as art programs and an integration of art and Qigong may give psychological benefits to older adults. Yet, results of the study need to be interpreted with caution and need to be replicated. A qualitative approach would be welcome to get an in-depth understanding of why art intervention is especially beneficial. (Trial registration: Clinicaltrials.gov NCT02957773, registered
Adler mengatakan kepribadian juga dapat ditentukan dengan melihat urutan kelahiran. Setiap anak memiliki kecemasan yang ditimbulkan karena urutan kelahiran tersebut. Terdapat 2 jenis kecemasan yang sering dipakai state dan trait anxiety. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecemasan berdasarkan urutan kelahiran, dan melihat masalah anak berdasarkan perannya sebagai anak tertua, tengah, bungsu atau tunggal. Penelitain ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif pada 100 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi X Jakarta. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa secara umum baik untuk dimensi stait dan trait semua partisipan memiliki kecemasan yang rendah. Berdasarka dimensi state, anak tunggal memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan anak dengan urutan lahir lainnya (M=2.27, SD=0.66). Kemudian tingkat kecemasan tertinggi kedua adalah anak sulung (M=2.14, SD=0.51). lalu anak tengah (M=2.10, SD=0.52), dan yang terakhir adalah anak bungsu (M=2.04, SD=0.42). Hal ini dapat diartikan bahwa anak tunggal memiliki kecenderungan akan kecemasan yang lebih tinggi secara subyektif dibandingkan dengan anak anak tengah, sulung dan bungsu. Berdasarkan analisis, data juga ditemukan bahwa pada dimensi trait, anak tengah dan anak bungsu memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan anak sulung dan anak tunggal. Anak tengah memiliki skor mean 2.31 dengan standar deviasi sebesar 0. 49. Anak bungsu memiliki skor mean 2.31 dengan standar deviasi sebesar 0.41. Sedangkan skor mean pada anak sulung adalah 2.30 dengan standar deviasi sebesar 0.36 dan anak tunggal memiliki skor mean 2.26 dengan standar deviasi sebesar 0.59. Hal ini dapat diartikan bahwa anak tengah dan bungsu memiliki kecenderungan memiiliki kecemasan yang sifatnya relatif menetap dan penghayatan kecemasannya cenderung sebagai sifat dari kepribadian.Kata kunci: kecemasan, state, trait, urutan kelahiran.
There are around 46 million people who had bipolar disorder in the world. The number of people diagnosed with bipolar disorder are also increaseasing. Misdiagnosis due to depression episode in bipolar disorder is also a common problem. This misdiagnosis could have a negative effect to the bipolar patient. One of the common way in detecting mania/hypomania in bipolar is using a screening tool. Mood Disorder Questionnaire (MDQ) is the most widely known and used for bipolar screening. However, bipolar screening tool is not commonly used because there was no available screening tool that has been develop or adapt correctly to be used in Indonesia. That is why the purpose of this study is to adapt the Mood Disorder Questionnaire in Indonesia. After MDQ is going through adaptation process, it is been try out to 20 participants with bipolar diagnosis and 20 participants without diagnosis. Try out data than been processed with SPSS 20.0. The result of reliability analysis shows a good result (13 items; α = .82). MDQ-INA also show a good sensitivity = .95 and a good specificity = .90. Based on the results, MDQ-INA is good enough to be used as bipolar screening tool and can also be used in future research about bipolar or validation study. Terdapat sekitar 46 juta orang di seluruh dunia memiliki gangguan bipolar. Di Indonesia sendiri peningkatan jumlah individu dengan diagnosis bipolar cukup banyak. Episode depresi yang mendominasi pada penderita bipolar seringkali menyebabkan kesalahan diagnosis yang diberikan dan hal ini berdampak buruk bagi individu tersebut. Oleh karena itu, salah satu cara untuk membantu mendeteksi symptom mania atau hypomania pada individu dengan bipolar adalah dengan menggunakan alat ukur skrining. Mood Disorder Questionnaire merupakan alat ukur skrining bipolar yang paling sering digunakan di seluruh dunia. Namun, di Indonesia belum ada alat ukur skrining yang dikembangkan maupun di adaptasi dengan baik sehingga penggunaan alat ukur skrining masih belum diberikan kepada pasien dengan kecenderungan bipolar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengadaptasi MDQ ke dalam bahasa Indonesia dan mendapatkan gambaran sensitivity dan specificity dari alat ukur skrining bipolar MDQ yang telah di adaptasi. Uji coba alat ukur diberikan pada 20 partisipan dengan diagnosis bipolar dan 20 partisipan tanpa diagnosis bipolar. Data yang diterima kemudian diolah menggunakan SPSS 20.0. Hasil pengolahan data menunjukkan skor reliabilitas yang baik (13 item; α = .82). MDQ-INA juga menunjukan skor yang baik pada sensitivity = .95 dan specificity = .90. Berdasarkan hasil yang didapatkan MDQ-INA merupakan alat ukur yang layak untuk digunakan untuk skrining bipolar maupun digunakan pada penelitian mengenai bipolar maupun penelitian mengenai validasi alat ukur.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan hortikultura guna meningkatkan self-efficacy pada lansia di panti werdha Y. Lansia merupakan orang dewasa yang telah memasuki umur 60 tahun ke atas. Lansia yang berdaya merupakan lansia yang aktif dalam beraktivitas. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh lansia sangatlah beragam. Salah satunya adalah kegiatan bercocok tanam. Kegiatan bercocok tanam yang dilakukan adalah kegiatan menanam kangkung. Partisipan penelitian ini berjumlah tiga orang lansia berusia lebih dari 60 tahun yang berada di Panti Werdha Y. Namun karena pengaruh kesehatan yang memburuk hanya menyisakan dua partisipan. Pengukuran dengan MMSE dan wawancara dilakukan dalam pengambilan data. Hsil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy sesudah melakukan kegiatan hortikultura meningkat.
Buss (dalam Baron & Richardson, 2004) mengatakan bahwa perilaku agresi merupakan sebuah tindakan yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Perilaku agresi paling tinggi berada pada masa perkembangan remaja, khususnya pada usia 14 sampai dengan 18 tahun (Farrel et al., 2005; Karriker-Jaffe, Foshee, Ennett, & Suchindran, 2009). Terapi musik merupakan proses penyembuhan yang menggunakan media musik untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, kognitif, dan sosial pada individu di segala umur (AMTA, 2005). Terapi musik diprediksi dapat menurunkan perilaku agresi pada remaja, terbukti dari berbagai penelitian terdahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan perilaku agresi pada remaja di Jakarta. Pada penelitian ini, peneliti menyertakan 30 siswa di SMA X, Jakarta dengan menggunakan teknik purposive-criterion sampling dan quota sampling. Partisipan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu (a) kelompok terapi musik aktif, (b) kelompok terapi musik pasif, dan (c) kelompok kontrol. Desain penelitian adalah true experiment dengan three-group pretest-posttest, yang menganalisis data dengan Uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terapi musik dapat menurunkan perilaku agresi secara signifikan (p<0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa baik terapi musik aktif maupun terapi musik pasif dapat diterapkan untuk menurunkan perilaku agresi pada remaja. Buss (in Baron & Richardson, 2004) says that aggressive behavior is an action that aims to hurt others. The highest aggression behavior is occur when the adolescence developed itself time to time, especially at ages 14 to 18 years (Farrel et al., 2005; Karriker-Jaffe, Foshee, Ennett, & Suchindram, 2009). Music therapy is a healing process that uses music media to meet physical, emotional, cognitive, and social needs in individuals of all ages (AMTA, 2005). Music therapy is predicted can be reduce aggressive behavior in adolescence, as evidenced by various previous studies. The purpose of this research is to determine the result of the decreasing aggressive behavior toward the adolescence in Jakarta. In this study, researchers included 30 students at SMA X, Jakarta using purposive-ciretrion sampling and quota sampling techniques. Participants were divided into 3 groups, and the groups are; (a) active music therapy group, (b) passive music therapy group, and (c) control group. The design of this experiment is using a true experiment with three-group pretest-posttest, which analyzes data with ANOVA test. The results showed that music therapy can significantly reduce aggressive behavior (p <0.05). This shows that both active music therapy and passive music therapy can be applied to reduce aggressive behavior in adolescence.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.