Buss (dalam Baron & Richardson, 2004) mengatakan bahwa perilaku agresi merupakan sebuah tindakan yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Perilaku agresi paling tinggi berada pada masa perkembangan remaja, khususnya pada usia 14 sampai dengan 18 tahun (Farrel et al., 2005; Karriker-Jaffe, Foshee, Ennett, & Suchindran, 2009). Terapi musik merupakan proses penyembuhan yang menggunakan media musik untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, kognitif, dan sosial pada individu di segala umur (AMTA, 2005). Terapi musik diprediksi dapat menurunkan perilaku agresi pada remaja, terbukti dari berbagai penelitian terdahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan perilaku agresi pada remaja di Jakarta. Pada penelitian ini, peneliti menyertakan 30 siswa di SMA X, Jakarta dengan menggunakan teknik purposive-criterion sampling dan quota sampling. Partisipan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu (a) kelompok terapi musik aktif, (b) kelompok terapi musik pasif, dan (c) kelompok kontrol. Desain penelitian adalah true experiment dengan three-group pretest-posttest, yang menganalisis data dengan Uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terapi musik dapat menurunkan perilaku agresi secara signifikan (p<0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa baik terapi musik aktif maupun terapi musik pasif dapat diterapkan untuk menurunkan perilaku agresi pada remaja. Buss (in Baron & Richardson, 2004) says that aggressive behavior is an action that aims to hurt others. The highest aggression behavior is occur when the adolescence developed itself time to time, especially at ages 14 to 18 years (Farrel et al., 2005; Karriker-Jaffe, Foshee, Ennett, & Suchindram, 2009). Music therapy is a healing process that uses music media to meet physical, emotional, cognitive, and social needs in individuals of all ages (AMTA, 2005). Music therapy is predicted can be reduce aggressive behavior in adolescence, as evidenced by various previous studies. The purpose of this research is to determine the result of the decreasing aggressive behavior toward the adolescence in Jakarta. In this study, researchers included 30 students at SMA X, Jakarta using purposive-ciretrion sampling and quota sampling techniques. Participants were divided into 3 groups, and the groups are; (a) active music therapy group, (b) passive music therapy group, and (c) control group. The design of this experiment is using a true experiment with three-group pretest-posttest, which analyzes data with ANOVA test. The results showed that music therapy can significantly reduce aggressive behavior (p <0.05). This shows that both active music therapy and passive music therapy can be applied to reduce aggressive behavior in adolescence.
<p>Perkembangan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap penggunanya. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah munculnya perilaku bermain online game sampai kecenderungan kecanduan. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game remaja akhir di Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah penelitian korelasional dengan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik non <em>random sampling</em> dengan jenis adalah <em>Purposive sampling</em>. Penelitian korelasional dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game remaja akhir (18-21 tahun) di Jakarta. Pada pengumpulan data penelitian, peneliti mengunakan kuesioner <em>The Development of Indonesian Online Game Addiction Questionnaire</em> yang dikembangkan oleh Jap et al. dan Construction and Validation of PS-FFQ (<em>Parenting Style Four Factor Questionnaire</em>) yang dikembangkan oleh Shyny. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game pada remaja akhir berdomisili di Jakarta. Jadi semakin tinggi pola asuh orangtua, maka semakin tinggi kecenderungan adiksi online game yang ia rasakan. Hasil uji korelasi antara setiap dimensi pola asuh orangtua dengan kecenderungan adiksi online game, hanya ada dimensi <em>authoritative</em> yang menunjukkan tidak ada hubungan dengan kecenderungan adiksi online game. Sedangkan hasil uji korelasi dengan dimensi <em>authoritarian, neglect</em>, dan <em>permissive</em> terdapat hubungan positif dan ada hubungan dengan kecenderungan adiksi online game.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.