Pengunjung wisata pantai selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan tersebut menyebabkan pemerintah terus meningkatkan sarana dan prasarana, seperti meningkatkan kualitas jalan raya, sarana prasarana keselamatan dan keamanan aktivitas laut serta keadaan darurat. Pantai Parangtritis dan Pantai Baron merupakan destinasi wisata yang sangat populer di Yogyakarta, aktivitas yang dapat dinikmati yaitu berenang dan aneka jasa wisata. Aktivitas ditempat wisata mempunyai risiko bahaya bagi wisatawan yang dapat berdampak pada keselamatan dan keamanan. Untuk itu perlu didukung dengan sarana prasarana yang menunjang keselamatan dan keamanan pada destinasi wisata tersebut agar risiko yang ada dapat diminimalisir. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesesuaian sarana prasarana keselamatan dan keamanan wisatawan pada destinasi wisata Pantai Parangtritis dan Pantai Baron dengan pedoman acuan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif sedangkan untuk metode pengumpulan data di lakukan dengan observasi dan wawancara pada pengelola. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan bantuan lembar observasi lapangan. Terdapat 4 pedoman acuan yang digunakan yaitu UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas, Australian Coastal Public Safety Guidelines 2007 tentang keselamatan pantai, Pedoman Perencanaan Jalur dan Rambu Evakuasi Tsunami BNPB 2014, serta pedoman Asosiasi Toilet Indonesia 2016. Hasil penelitian yaitu: Sarana prasarana keselamatan lalu lintas wisata pantai Parangtrtis dan Pantai Baron telah sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas, namun beberapa masih perlu perbaikan. Sarana prasarana keselamatan dan keamanan Pantai Parangtrtis dan Pantai Baron telah sesuai dengan pedoman Australian Coastal Public Safety Guidelines 2007, kecuali warna seragam, bendera keselamatan pantai, pelampung pembatas, dan tas pinggang P3K. Kemudian sarana prasarana keselamatan bencana tsunami di Pantai Parangtritis dan Pantai Baron telah sesuai dengan standar Pedoman Perencanaan Jalur dan Rambu Evakuasi Tsunami BNPB 2014. Sarana prasarana fasilitas umum toilet di Pantai Parangtritis dan Pantai Baron telah sesuai dengan Standar Asosiasi Toilet Indonesia 2016.
Hypertension is a disease defined as a persistent increase in blood pressure. From the results of Community Diagnosis, hypertension is the main problem in RT 04 Gebang Village because there are still many people who refer to this disease. The purpose of this activity is to explore the main problems faced by the community based on existing facts and to take strategies and follow-up plans to resolve these problems. At the time of identifying the problem using Indepth Interview or in-depth interviews conducted door to door to the community at the community home of RT 4 Gebang Village. From the interviews that have been conducted, there are several indicators in it, namely regarding non-communicable diseases, infectious diseases, occupational safety and health, environmental health, mental disorders, traditional health services and covid-19. The method used in determining the priority of the problem is the USG (Urgency, Seriousness and Growth) method. Based on the results of the ultrasound assessment in determining the priority of problems, from 7 non-communicable disease problems, they were reduced to one biggest problem, namely hypertension.
Menurut WHO pada tahun 2014 angka kejadian kelelahan mata (astenopia) berkisar 40% sampai 90%, WHO juga menambahkan sebanyak 285 juta orang atau 4,24% dari total populasi di dunia mengalami gangguan penglihatan berupa low vision/ ketajaman penglihatan yang rendah dan kebutaan dengan distribusi sebesar 246 juta orang atau 65%, sedangkan di Indonesia diperkirakan 3 juta orang mengalami gangguan penglihatan (WHO, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, jarak penglihatan dan masa kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pembatik di industri batik tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo, Bantul Jenis penelitian analitik observational dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 responden. Cara pengukuran menggunakan penggaris untuk mengukur jarak penglihatan, serta kuesioner untuk mengetahui usia, masa kerja dan keluhan kelelahan mata. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji alternatif fisher’s exact test. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value usia sebesar 0,265 (p value >0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata, nilai p value jarak penglihatan sebesar 0,028 (p value <0,05) yang artinya ada hubungan antara jarak penglihatan dengan keluhan kelelahan mata dan nilai p value masa kerja sebesar 0,011 (p value < 0,05) yang artinya ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pembatik di industri batik tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo, Bantul. Tidak ada hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata, ada hubungan antara jarak penglihatan dan masa kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pembatik di industri batik tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo, Bantul.
Abstract Background: Visitors activities and the environment on the market have potential hazards that pose safety and health risk. Some market visitors lack awareness and often ignored potential hazard and risks due to lack of knowledge. This study aims to analyze the potential hazards and determine the hazard control efforts that have been made by the manager. Met This research is a qualitative study, by an observational approach. Research informants selected by purposive, they were head of the staffing subdivision, security officers, traders/seller, and porter at the Beringharjo Market. The instruments used were checklist and interview guidance. Risks were analyzed with the AS / NZS 4360 standard. Results: The results of the study contained 40 types of potential hazards and 48 types of potential risks. The risk of market fires due to electricity installation failures and gas usage has an extreme rating. Low Back Pain (LBP) risk to the porter and injured by a coconut grater machine included in the high-risk rating. Control efforts undertaken were replacing the gas stoves to charcoal for cooking, forbidding smoking and the use of matches, training when lifting weights, disposing of garbage regularly, using seat belts and hooks when working at height. Conclusion: Market Managers have made several control efforts but inadequate and uncomfortable for. Advised to provide seat facilities for visitors to rest, safety talk to educate visitors about fires and training traders to use a fire extinguisher, activating the Occupational Health and Safety efforts organized by the community in the informal sector, making Standard Operational Procedure for each trading activity. Keywords: Hazard identification, risk assessment, hazard control, market, tourism Abstrak Latar belakang : Kegiatan pengunjung dan lingkungan di pasar memiliki potensi bahaya yang menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan. Kebanyakan pengunjung pasar memiliki kesadaran yang rendah dan sering mengabaikan potensi bahaya karena kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya dan mendapat gambaran upaya pengendalian bahaya yang telah dilakukan oleh manajer Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan observasional. Informan dipilih secara purposive, yaitu kepala bagian Kepegawaian, petugas keamanan, pedagang, dan buruh gendong di Pasar Beringharjo. Instrumen yang digunakan adalah checklist dan panduan wawancara. Risiko dianalisis dengan standar AS/NZS 4360 Hasil: terdapat 40 jenis potensi bahaya dan 48 jenis potensi risiko. Risiko kebakaran pasar akibat kegagalan instalasi listrik dan penggunaan gas memiliki peringkat risiko yang sangat tinggi (Extreme). Risiko Low Back Pain (LBP) pada aktivitas buruh gendong dan terluka oleh mesin pemarut kelapa yang termasuk dalam peringkat risiko tinggi (High). Upaya pengendalian yang telah dilakukan adalah mengganti penggunaan kompor gas dengan arang untuk memasak, melarang merokok dan penggunaan korek kecuali untuk memasak, pelatihan tentang beban kerja dan postur tubuh yang benar saat mengangkat beban, membuang sampah secara teratur, menutup makanan yang dijajakan, menggunakan sabuk pengaman dan tali pengait saat bekerja di ketinggian. Kesimpulan: Pengelola Pasar sudah melakukan beberapa upaya pengendalian, namun belum memadai dan belum memberikan kenyamanan pada pengunjung, disarankan menyediakan fasilitas kursi untuk beristirahat pengunjung, edukasi melalui safety talk kepada pengunjung mengenai kebakaran dan pelatihan penggunaan APAR kepada pedagang, mengaktifkan pos Usaha Kesehatan Kerja untuk mengelola kegiatan K3 pasar, pembuatan SOP bagi setiap aktifitas perdagangan. Kata kunci: Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian bahaya, Pasar, Wisata.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.