This research was conducted in an international company engaged in iron and steel products manufacturing industries. One of the equipment that is often damaged is a hot roller table machine in the furnace section mill unit. The availability results obtained in hot roller table equipment is 96.571% and is still below the company standard which is set at 98%. Therefore, we need an analysis of the root causes of the problem and search for the best solution to fix the existing problem by applying the method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). FMEA is a method that can systematically and structurally analyze and identify the consequences of a system or process failure, and also reduce or analyze the probability of failure. The purpose of this study is to identify and analyze the level of damage and its causes with the application of the FMEA method. Based on the pareto diagram the damage to the hot roller table machine, it was found that the highest frequency of damage was in the rotary coupling with a down time percentage of 26.9%. From the FMEA Analysis, two components that have very high RPN values are categorized as potential severit i.e. bearing as the first with an RPN value of 392 and the second is a seal ring with an RPN value of 294. The two components are the main priority for repair of the furnace section. mill, especially for machine and human aspects.
Abstrak -Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui nilai risiko potensi bahaya kerja dan level risiko potensi bahaya kerja pada area produksi hot metal treatment plant divisi blast furnace yang saat ini dalam tahap commissioning. Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) untuk mengetahui nilai risiko potensi bahaya kerja dan level risiko potensi bahaya kerja. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) didapatkan sebanyak 26 risiko yang digolongkan berdasarkan potensi bahaya yaitu 9 risiko termasuk dalam kategori high (H), 7 risiko kategori moderate (M) dan sisanya sebanyak 10 risiko termasuk dalam kategori low (L). Rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan melakukan mitigasi secara terperinci terhadap risiko kategori high (H) dan kategori moderate (M) sampai level risiko tersebut turun menjadi risiko kategori low (L) sebelum plant blast furnace dioperasikan secara penuh. Kata kunci: Blast Furnace, Hazard Identification and Risk Assessment, RisikoAbstract --This study aims to determine the value of the risk of work hazard potential and the level of risk of potential occupational hazards in the blast furnace division of hot metal treatment plant which is currently in the commissioning stage. This study uses an approach with the HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) method to determine the value of the risk of potential occupational hazards and the level of risk of potential occupational hazards. The results obtained by using HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) obtained 26 risks classified by potential hazards, namely nine risks included in the high category (H), seven risks moderate category (M) and the remaining ten risks involved in the low category ( L). The recommendation that can give is to carry out detailed mitigation of the risk of high (H) and moderate (M) categories until the risk level falls to the risk of the low (L) category before the blast furnace plant is fully operating.
CV. XYZ is one of the welding workshops that serves the manufacture of iron products with 4 (four) welding workers. Welding work carries risks for experiencing Musculoskeletal Disorders (MSDs) for the welding worker. This can be caused by work posture factors that often bend and squat when doing welding. Based on the calculation results, REBA score results obtained with action level 3 (three) which states that the welding work in the CV. XYZ is at a high level of risk so immediate corrective action is needed by CV. XYZ Proposed improvement of the worker's posture when welding work is a redesign of the work station or the addition of work aids based on ergonomic principles such as the procurement of a work table for the welding work process so as to reduce the risk of workers' posture to a low risk level. Keyword : Musculoskeletal Disorders, REBA, Welding, Work PostureCV. XYZ merupakan salah satu bengkel pengelasan yang melayani pembuatan produk besi dengan 4 (empat) orang pekerja pengelasan. Pekerjaan pengelasan memiliki risiko untuk mengalami Musculoskeletal Disorders (MSDs) bagi pekerja pengelasan tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor postur kerja yang sering membungkuk dan jongkok saat melakukan pengelasan. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan hasil skor REBA dengan action level 3 (tiga) yang menyatakan bahwa pekerjaan pengelasan di CV. XYZ berada pada level risiko tinggi sehingga diperlukan tindakan perbaikan secepatnya oleh CV. XYZ. Usulan perbaikan postur tubuh pekerja saat pekerjaan pengelasan adalah perancangan ulang stasiun kerja atau penambahan alat bantu kerja berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi seperti pengadaan meja kerja untuk proses pekerjaan pengelasan sehingga dapat mengurangi risiko postur tubuh pekerja menjadi level risiko rendah. Kata Kunci: Musculoskeletal Disorders, Pengelasan, Postur Kerja, REBA
PT. KPS adalah salah satu perusahaan baja di Indonesia yang memproduksi produk baja berupa slab dan plate yang dipasarkan di dalam negeri hingga ke luar negeri. Mesin cold leveller merupakan mesin yang berfungsi meratakan permukaan plate yang tidak rata. Permasalahan yang terjadi pada mesin tersebut yaitu sering mengalami breakdown sehingga plate dengan permukaan yang tidak rata semakin banyak karena waktu bekerja mesin semakin berkurang.Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai overall equipment effectiveness (OEE), menghitung nilai faktor six big losses dan mengetahui akar penyebab masalah yang dominan dari faktor six big losses dengan fishbone diagram. Nilai OEE yang didapat pada mesin cold leveller adalah sebesar 82%. Faktor terbesar yang menyebabkan rendahnya efektifitas mesin yaitu reduced speed losses sebesar 11,59% dan equipment failure losses sebesar 6,04%. Tindakan perbaikan yang diusulkan adalah memprioritaskan 3 pilar utama TPM yaitu autonomous maintenance, quality maintenance, training dan education. Kata Kunci: fishbone diagram, overall equipment effectiveness (OEE), pareto, six big losses , total productive maintenance (TPM)
PT. ABC merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak dibidang penjualan gas alam untuk industri dan reciprocating compressor merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan di PT. ABC. Kompresor memiliki fungsi untuk menaikkan tekanan gas alam dari tekanan gas rendah menjadi tekanan gas tinggi dan jenis kompresor yang dipakai oleh PT. ABC adalah jenis reciprocating compressor. Penggunaan reciprocating compressor mempunyai berbagai potensi bahaya baik itu saat proses operasional yang bersifat rutin maupun saat proses operasional yang bersifat tidak rutin sehingga penggunaan reciprocating compressor memiliki risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Dari data kejadian kecelakaan kerja pada pengoperasian reciprocating compressor di PT. ABC terdapat 13 kejadian kecelakaan kerja dan ini menggambarkan masih tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. Metode SWIFT (Structural What If Analysis) adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi bahaya dengan pendekatan bertanya menggunakan kata kunci what if (bagaimana jika). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada di reciprocating compressor dengan menggunakan metode what if analysis, mengetahui risiko kecelakaan kerja yang ada pada pengoperasian reciprocating compressor dan memberikan rekomendasi perbaikan yang menjadi prioritas utama pada pengoperasian reciprocating compressor. Analisa lembar kerja menggunakan Metode SWIFT (structural what if analysis) menghasilkan 18 potensi bahaya pada pekerjaan pengoperasian reciprocating compressor dan berdasarkan perhitungan RRN (Risk Rating Number), terdapat 9 bahaya prioritas utama, 5 bahaya prioritas menengah, 3 bahaya prioritas rendah dan 1 bahaya prioritas paling rendah. Rekomendasi perbaikan dibuat berdasarkan tingkat risiko dengan prioritas utama untuk mencegah dan mengurangi tingkat risiko kecelakan kerja pada pengoperasian reciprocating compressor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.