Postur pekerja bagian penggorengan melakukan aktivitasnya dengan punggung membungkuk, tubuh memutar kekanan dan kekiri, jangkauan lengan terlalu lebar. Aktivitas kerja meliputi proses memasukkan irisan tempe pada wajan penggorengan, menggoreng dan meniriskan keripik tempe. Hasil wawancara saat observasi awal pekerja merasakan sakit paling banyak pada bagian pantat/paha serta punggung. Hal ini terjadi karena pekerja melakukan aktivitasnya dengan posisi statis dalam durasi lama sehingga menyebabkan munculnya keluhan sistem otot rangka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keluhan – keluhan yang dirasakan pekerja, mengetahui postur kerja sesuai dengan kaidah ergonomi atau tidak, dan mengetahui seberapa besar tingkat risikonya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisoner Nordic Body Maps (NBM), metode Rapid Uupper Limb Assessment (RULA) dan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil analisis menggunakan kuisioner NBM menunjukkan bahwa pekerja merasa sakit pada bagian bahu sebesar 50%, punggung bawah sebesar 50%, pantat/paha sebesar 60%, dan lutut sebesar 50%. Kesimpulan lanjutan dari kuisioner NBM, postur kerja pekerja bagian penggorengan belum memenuhi kaidah ergonomi. Hasil penilaian dengan metode RULA menunjukkan aktivitas kerja bagian penggorengan memiliki tingkat risiko sangat tinggi dengan skor 7, sedangkan hasil penilaian dengan metode REBA menunjukkan risiko sangat tinggi dengan skor 11. Tindakan lanjutan yang diperlukan adalah investigasi dan lakukan tindakan perubahan segera/secepatnya. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kursi yang ada sandaran dan sesuai antropometri pekerja, melakukan gerakan peregangan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pada anggota tubuh, dan menata ulang area kerja agar barang-barang berada dalam jangkauan.
Kata kunci: postur kerja di stasiun penggorengan, Nordic Body Maps, RULA, REBA