Indonesia Cooperative is believed as the most appropriate institution in increasing the welfare of its members and the society, and also participating to build the national economic in order to create the advanced society, fair, and prosperous society based on Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. In proving, the purpose of this research is to analyze the effect of Indonesia cooperative existence to the welfare of its members. The method of analysis is the data panel regression, where cross section data covers all provinces in Indonesia, and time series data during 2010-2015. The result shows that the main factors that have effect to the members’ welfare are number of members, number of managers, self-capital, and business volume. The variables that have no significant effect to the members’ welfare are numbers of cooperatives, the annual member meeting (AMM), number of employees, outside capital, and macro economy variable in regional level. Economic growth and outside capital variables have indirect effect to the members’ welfare through volume of cooperative business.
Kejahatan perikanan telah berlangsung sejak tahun 1970-an di Indonesia. Studi ini bertujuan (i) menganalisis kebijakan pemberantasan kejahatan perikanan di Indonesia; (ii) menganalisis dampak kebijakan pemberantasan kejahatan perikanan terhadap keberlanjutan sumber daya perikanan dan kesejahteraan nelayan, dan (iii) memberikan rumusan rekomendasi bagi pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan mensejahterakan seluruh rakyat. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif dengan menggunakan data-data sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari instansi terkait Badan Pusat Statistika, publikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Bank Indonesia dan dokumen hasil penelitian relevan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dari kebijakan publik. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel, diagram, histogram, dan persentase yang kemudian diinterpretasikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan pemberantasan kejahatan perikanan di Indonesia selama kurun waktu 2014-2018 belum berjalan secara optimal karena implementasi pada tataran nasional masih menimbulkan resistensi seperti dalam kasus pelarangan cantrang. Kebijakan ini juga berdampak positif terhadap keberlanjutan sumber daya ikan di Indonesia dan kesejahteraan nelayan. Meskipun, kejahatan perikanan masih sering terjadi seperti penangkapan ikan oleh kapal asing ilegal. Pasca 2019, kebijakan ini harus tetap dilanjutkan agar melindungi sumber daya ikan dan menjamin kedaulatan Indonesia atas sumber daya lautnya. Hasil studi ini merekomendasikan bahwa penanganan kasus kejahatan perikanan tidak selamanya dengan mekanisme pengadilan pidana semata, melainkan bisa juga dapat dilakukan melalui meknaisme non pengadilan yaitu mekanisme keadilan restoratif (restorative justice).
Berdasarkan data yang telah diolah dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan dalam sepuluh tahun (2000-2015) dengan tingkat peningkatan sebesar 68,93 persen. Dalam mendapatkan informasi tentang perkembangan koperasi saat ini masih menggunakan cara manual yaitu dengan mengumpulkan data koperasi dari masing-masingkemudian diproses untuk dianalisis. Belum ada aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan koperasi di Indonesia. Pada penelitian ini akan dikembangkan aplikasi berbasis web yang dapat memberikan informasi perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia. Aplikasi yang dibangun akan memetakan koperasi berdasarkan provinsi. Pengembangan aplikasi ini didasarkan padaMetode Bahasa Pemodelan Web (WebML). Penulisan kode program menggunakan konsep pemrograman PHP Model-View-Controller (MVC) dengan framework Codeigniter versi 3.1.9 dan pemetaan digital menggunakan Openstreetmap. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh koperasi dalam memperbaharui data perkembangan dan pertumbuhan, sedangkan bagi pemerintah dan masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses informasi tentang perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia.
Margin dan pangsa pasar rajungan memiliki peran penting secara ekonomi, sosial, dan kelembagaan bagi kehidupan para pelaku usahanya baik nelayan maupun pengolah rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis margin dan pangsa harga pemasaran rajungan pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner, studi literatur, dan data dari berbagai instansi pemerintah dan swasta. Seluruh data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskripsi untuk mengetahui margin dan pangsa pasar rajungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa margin tataniaga rajungan bervariasi antar tingkat lembaga pemasaran, yaitu nelayan (Rp34.500,00-Rp50.200,00), pengumpul kecil (Rp5.000,00-Rp15.000,00), pembina (Rp35.000,00-Rp60.000,00), miniplant (Rp27.500,00-Rp125.676,00), dan UPI (Rp901.511,00-Rp971.511,00). Nilai Fisherman’s share juga bervariasi berkisar antara 16,43-22,97. Dari keseluruhan komoditas ekspor perikanan di Provinsi Lampung, rajungan menempati urutan kedua setelah udang dengan pangsa pasar sebesar 19,76% dan sebagian besar (92,67%) dengan volume 1.070.237 kg diekspor ke Amerika Serikat dalam bentuk olahan daging rajungan pasteurisasi. Lembaga pemasaran rajungan yang terlibat diharapkan lebih mengutamakan kualitas dan kuantitas produk agar margin dan pangsa pasar rajungan semakin meningkat.
PT. Java Suisan Indah is an agribusiness company engaged in eel farming where the products are purposed to export market. The company is still facing difficulties in fulfilling the quality stock of eel raw materials, due to high mortality in the cultivation stage and availability of eel seeds as well. The goals of this study are (i) to identifies internal and external factors that influence the business development system of PT. JSI and, (ii) to formulating the alternative strategies in order to prioritize business development that can be applied at PT. JSI. The sampling method uses a purposive sampling technique where respondents act as expert adjustments. The results of this study are concluded; (i) PT JSI must maintain prices and improve the quality of eel processed products by prioritizing distinctive flavors accompanied by diverse product variants to increase international consumer loyalty to PT JSI's products. This strategy based on QSPM analysis obtained a STAS value of 6.862 ; (ii) intensifying and promoting processed eel products through social media for the domestic market to expand sales and be widely known to the public. This strategy based on QSPM analysis obtained a STAS value of 6.514. And (iii) applied a plasma core-core partnership model between PT JSI as the core and eel farmers as plasma. This partnership process is carried out to meet and increase the need for a stock of raw materials to produce eel forceps. This strategy based on QSPM analysis obtained a STAS value of 6.426.Keywords: Eel, STAS, Sukabumi, QSPM
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.