Public understanding of the use of drugs that are not true can cause new health problems. This empowerment activity aims to increase people's understanding on medicine. This activity was conducted at SD Muhammadiyah Demangan Yogyakarta. The activities were conducted in stages, including joint program planning, tutorials (lectures), practice of recognizing and understanding medicine, mentoring, and recitation on understanding medicine. The main topic of discussion is knowledge about medicine, then added knowledge about healthy snacks, vitamins and their benefits for the body, as well as the role of the pharmacist profession in pharmaceutical services. The results of this service show an increase in the understanding of elementary school students about the use of drugs, healthy snacks, vitamins and their functions for the body as well as knowledge related to the pharmacist profession. There were 26 students of the 30 students who participated in the drug use assistance whose posttest scores improved compared to the pretest scores.
Dusun Polaman adalah salah satu dusun di Desa Argorejo, Sedayu, Bantul yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi dusun wisata, dikarenakan ada BUMDes yang mengelola usaha wisata Polaman River Tubing. Salah satu kendala dalam pengembangan menjadi dusun wisata adalah belum memiliki produk khas yang bisa dijadikan ikon dari Dusun Polaman tersebut. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mengadakan pelatihan pembuatan es krim jamu dan pelatihan pengemasan yang diharapkan dapat menjadi produk khas Dusun Polaman serta meningkatkan kapasitas dari KWT Sedyo Rahayu. Metode yang digunakan berupa sosialisasi dan pelatihan. Es krim jamu yang dihasilkan memiliki citarasa yang khas yaitu memiliki rasa khas es krim namun tidak menghilangkan citarasa khas jamu yang digunakan. Kegiatan ini memberikan wawasan baru dan skill kepada anggota KWT dan masyarakat Dusun Polaman pada umumnya berkaitan pengolahan jamu menjadi sediaan es krim, sehingga masyarakat khususnya anak-anak yang kurang menyukai rasa jamu akan menjadi menyukai rasa jamu jika dikemas dalam bentuk sediaan es krim. Produk ini dapat dikembangkan oleh KWT Sedyo Rahayu sehingga dapat menjadi produk khas Dusun Polaman sebagai dusun wisata. Dilaksanakan juga kegiatan pelatihan pengemasan, sehingga dapat mempercantik kemasan pada makanan cemilan yang sudah diproduksi oleh KWT Sedyo Rahayu. Kegiatan tersebut mampu meningkatkan potensi penjualan produk-produk tersebut di pasaran.
Dusun Polaman terletak di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Polaman merupakan salah satu tujuan wisata di Kecamatan Sedayu dan sudah memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mengelola Polaman River Tubing. Dusun ini juga sudah memiliki Kelompok Wanita Tani (KWT) Sedyo Rahayu yang sudah memiliki kebun percontohan Tanaman Obat Keluarga (toga). Dusun Polaman diresmikan menjadi dusun mitra unit kegiatan mahasiswa Islamic Research Pharmacy Club (IRPC). Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Dusun Polaman berkolaborasi dengan mahasiswa farmasi anggota IRPC. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan peresmian Dusun Polaman sebagai dusun mitra IRPC yang dilakukan bersamaan dengan penyuluhan pemanfaatan toga pada anggota kelompok KWT Sedyo Rahayu serta perangkat Desa Argorejo. Kegiatan pengabdian selanjutnya dilakukan dengan penyuluhan cara pengolahan dan konsumsi toga dan pembuatan display percontohan toga dan kebun budi daya toga. Metode kegiatan yang digunakan berupa sosialisasi dan pelatihan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa diketahuinya ragam toga dan manfaatnya berikut cara budi dayanya serta dipahaminya cara pengolahan toga menjadi bentuk sediaan siap konsumsi. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan meningkatkan pengetahuan sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas pertanian toga dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di Dusun Polaman secara khusus dan masyarakat Desa Argorejo, Sedayu, Bantul pada umumnya.
Gencarnya gaya hidup back to nature berdampak pada perilaku masyarakat dalam konsumsi tanaman obat baik yang masih alam maupun yang sudah dalam bentuk sediaan. Minimnya pengetahuan mengakibatkan penggunaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang kurang bijak, selain itu minimnya lahan terbatas juga membuat sulit untuk membudidayakan. Untuk itu pengabdi tergerak untuk meluruskan dari penyimpangan penggunaan TOGA dan mengajarkan tanaman tumbuh dalam pot (Tambulampot). Mitra yang digaet adalah Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (LLHPB PWA DIY) yang memiliki fokus terhadap permasalahan lingkungan, dengan menggerakkan potensi wanita. LLHPB memiliki 5 kader Aisyiyah di tiap kabupaten sehingga harapannya bisa ditularkan di tingkat ranting. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2020 di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dihadiri oleh 35 peserta dari LLHPB. Pada kegiatan ini juga menyosialisasikan Modul SALING TOGA di mana tiap peserta diukur dari pretes dan postes untuk evaluasi tingkat pemahaman. Pada kesempatan ini tiap daerah/POS diberikan paket TOGA sesuai penyakit yang marak dikalangan masyarakat diantaranya gangguan pada Nafas, Hormon, Cerna, Jantung dan Syaraf. Hasil program ini menunjukan adanya peningkatan pemahaman sebesar 13,7% tentang TOGA. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan bagi para kader dan harapannnya bisa secara rutin.
Introduction: Relapse is one of the undesirable effects of orthodontic treatment. Prevention of relapse has been carried out with the use of retainer devices. Several studies also have been carried out to prevent relapse with pharmacological agents such as bisphosphonates. One of the strongest bisphosphonates is risedronate. Systemic use of bisphosphonates can cause bisphosphonate-related necrosis of the jaw (BRONJ). Systemic effects can be minimised by topical preparations locally, where the virgin coconut oil (VCO) emulgel is one of the topical preparations which controls the release of drugs. This study aims to analyse the release profile of risedronate emulgel as a material to inhibit relapse movement. Methods: This research was conducted in an experimental laboratory. Group 1 was emulgel without bisphosphonate risedronate with virgin coconut oil (VCO), Group 2 was VCO emulgel with bisphosphonates risedronate, and Group 3 was a pure bisphosphonate risedronate solution. Each group weighing 100 mg was placed in 10 ml PBS, and the release test was conducted with UV/VIS Spectrophotometer wavelength λ 262 nm at intervals of 1, 2, 4, 8, 24, 48, and 96 hours with three replications at each group. Results: Grup 2 yielded a controlled drug release of risedronate until 96 hours, while a pure solution of risedronate resulted in an uncontrolled drug release of risedronate, which was released entirely in 4 hours. Conclusion: Risedronate emulgel with VCO had a controlled drug release compared to pure bisphosphonate solution to potentially be applied topically to inhibit relapse movement.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.