This writing aims to examine the development of Umawy and Abbasy literary criticism. The method used in collecting data in this historical research is the literature method, the researcher looks for all the data related to this research and then records the data into a notebook. The method used in this research is descriptive qualitative method, this method uses interpretation through descriptive media. Meanwhile, the approach applied in this research is a historical approach, in which the researcher looks for history related to the development of literary criticism in Umawy and Abbasy The results of this study are that we can find out the definition and division of literary criticism, and find out about the purpose of prose and poetry Umawy or Abbasy. In addition, this research produces information about literary criticism in Umawi and Abbasy. In Umawy, literary criticism is still in a developmental stage, whereas in Abbasy, literary criticism is in a perfect state.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, bentuk, makna, dan kaidah dari nahy. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan yakni metode analisis isi dengan unsur interpretasi dan deskripsi. Dalam tulisan ini ditemukan hasil berdasarkan pada pembacaan terhadap kitab-kitab yang memuat perihal makna-makna kalimat larangan bahwa nahy adalah meninggalkan suatu perbuatan karena haram atau makruh dari pihak yang lebih tinggi. Sedangkan bentuk dari larangan atau nahy sangat beragam. Di antara ragam shigat atau bentuk nahy yakni berupa fi’il mudhari’ yang didahului oleh la nahy, berupa nafi, berupa fi’il amr yang menunjukkan sebuah larangan, berupa fi’il dari kata nahy, berupa bentuk pernyataan menggunakan kalam khabariyah. Di samping makna nahy adalah pelarangan, namun terkadang bisa berubah makna menjadi: do’a, karohah, ihtiqar/ya’s, irsyad, dawam, bayanul aqibah, tamanny, tahdid, tubikh, i’tinas, dan iltimas. Sedangkan kaidah nahy meliputi: pertama, makna awal dari nahy adalah pengharaman, seketika dan langgeng; kedua, ketika bentuk pelarangan merupakan perkara yang tidak mungkin dihindari maka memuat dilalah atas nahy yang diharuskan menjahui; ketiga, ketika ada pelarangan secara global maka berlaku untuk keseluruhannya; keempat, ada pelarangan berbentuk kalam khabar; dan kelima, nahy menunjukkan kemafsadat-an.
The aim of this article is to analyze a feminist Arabic literary criticism research from a philosophical perspective, which includes the ontology, epistemology, and axiology of the research. The research subject analyzed was the poem "Sihru Sītā" which was translated by Usman Arrumi from Indonesian poet; Sapardi Djoko Damono. It can be seen that the diction used in poetry seems to corner the image of women in the form of women's oppression over men. As for the philosophical framework in completing the scientific research process, at least it needs to go through various stages, which include identifying problems, formulating problems, compiling a conceptual framework, formulating hypotheses, research methods that include data collection and analysis methods, and finally in the form of conclusions from research. Scientific knowledge, including Arabic literary research, can be said to be correct when a combination of rationalism and empiricism appears. Rationalism provides a coherent and logical framework of thought, whereas empiricism provides a testing framework to ascertain the correctness of that knowledge.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan alegori kematian dalam puisi Janāzah Imra’ah karya Adūnīs berdasarkan perpektif teori strukturalisme genetik dari Lucien Goldmann. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer berupa puisi Janāzah Imra’ah dan sumber data sekunder berupa buku-buku pendukung lainnya. Peneliti menggunakan teknik baca dan catat untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan data yang benar-benar valid, peneliti menggunakan teknik validasi data dengan menggunakan triangulasi data, ketekunan membaca, dan diskusi ahli; yakni menggali pemahaman terkait penelitian dari teman sejawat dan dosen yang ahli di bidangnya. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif yang meliputi reduksi, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah (a) fakta kemanusiaan ditegaskan melalui hakikat kematian dan refleksi cinta manusia terhadap kebaikan dalam hidup demi menujunya; (b) subjek kolektif dielaborasikan dalam paradoks makna kematian berdasarkan persepsi peran dan karakter setiap entitas; (c) pandangan dunia diuraikan dalam rekognisi kematian dengan letupan cinta yang menggerakkan manusia untuk menjawab segala persoalan hidup; (d) struktur karya sastra dijabarkan dalam bentuk interaksi antara personalitas tokoh dengan objek-objek dalam setiap sekat bait puisi; dan (e) dialektika pemahaman-penjelasan dirumuskan selaras dengan konsep puisi, yaitu pandangan dunia pengarang tentang rekognisi kematian dengan letupan cinta yang menggerakkan manusia untuk menjawab segala persoalan hidup digunakan untuk menjelaskan strukturasi karya sastra.
<p><strong>This article aims to describe the chemical weapons conflicts in Ghouta East, Syria based on the perspective of Edmund Husserl. The problems to be studied are the chemical weapons conflict in East Ghouta; the impact of chemical weapons use, and media in Indonesia's view of the chemical weapons conflict in East Ghouta through the line of phenomenology theory of Edmund Husserl. The research method used is the qualitative method. Data collection is used with watching, seeing, reading, and note techniques. The data analysis technique used is the descriptive analysis technique. To examine the validity of data, the technique used is the triangulation technique. As for the result of this research is the armed conflict occurred because of the opposition in East Ghouta and Assad's regime with its soldiers trying to eradicate the opposition; chemical weapons caused many injured victims to die, especially children; a dispute between the Western media and the Indonesian media in the news of the conflict in East Ghouta.</strong></p><p><strong><em>Keywords</em></strong> - <em>p</em><em>henomenology, Indonesia</em><em>n m</em><em>edia, </em><em>c</em><em>hemical </em><em>w</em><em>eapon, East Ghouta, Edmund Husserl</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.