Pondok pesantren kerap dipersepsikan sebagai lembaga pendidikan yang hanya mengajarkan pengetahuan Agama. Padahal, pada kenyataannya tidak demikian. Meskipun pandangan tersebut tidak sepenuhnya juga salah, sebab, kenyataannya persepsi itu muncul disebabkan oleh watak dan karakteristik pondok pesantren yang selama ini bertahan dalam menjaga nilai-nilai tradisionalisme. Menjadi tidak tepat, manakala ada pandangan yang menyudutkan lembaga pondok pesantren sebagai institusi yang jumud dan anti perubahan, sehingga dianggap menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. Artikel ini memfokuskan pada pokok bahasan tentang pondok pesantren sebagai institusi yang berorientasi pada keseimbangan antara pengetahuan agama dan umum. Temuan dalam tulisan ini adalah, (1) pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang unggul. Keunggulannya itu dibuktikannya, secara struktural, institusional, dan kebudayaan, bahwa pondok pesantren mampu mengelaborasikan model pendidikan Islam terintegratif sebagai wujud nyata dalam mempraktikkan prinsip-prinsip pendidikan non dikotomi. (2) secara paradigmatis, kultur, praktik, bahwa persepsi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dikotomi, terbantahkan. Sebab, pondok pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan Islam yang sukses dalam mewujudkan keunggulan modernisme dan kearifan tradisionalisme.
Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh islam populer, dengan pemikirannya tentangpendidikan yang berdasarkan agama. Sehingga mampu menjadikan pendidikansebagai alat dan media yang strategis dalam transformasi doktrin-doktrin keagamaan.Pemikiran al-Ghazali dalam bidang pendidikan itu lebih cenderung bersifat empirisme,hal ini disebabkan karena al-Ghazali sangat menekankan pengaruh pendidikan terhadapanak didik. Menurutnya seorang anak itu tergantung kepada orang tua dan orang yangmendidiknya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang keutaman-keutamaan ilmu, bagian-bagiannya dan cara yang seharusnya untuk menghasilkan ilmu itu. Karena mencari ilmu itu ibadah maka, niat tholabul ‘ilmi yang faridhotun itu tidak boleh ditinggalkan. Tentu saja yang dilakukan pencari ilmu (tholib) agar mendapatkan pahala disamping dimaksudkan pula untuk memicu dan memacu semangat pencarian, menangkal pembiasaan malas tidak semangat, menjaga konsistensi, mendorong dan menuntun keberhasilan dan serta tujuan ritualistik yang lain. Dari sinilah seharusnya kandungan kitab Ta’lim al-Muta’alim didekati sehingga tuduhan kurang menyenangkan atas kitab tersebut bisa dihindari. Secara umum kitab ini berisikan tiga belas pasal yang singkat-singkat.Dari ke tiga belas fasal atau bab pembahasan di atas, dapat kita lihat bahwa dari segi metode belajar yang dimuat Zarnuji dalam kitabnya itu meliputi dua kategori. Pertama, metode bersifat etik. Kedua, metode yang bersifat strategi. Metode yang bersifat etik antara lain mencakup niat dalam belajar, sedangkan metode yang bersifat teknik strategi meliputi cara memilih pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam belajar. Apabila dianalisa maka akan kelihatan dengan jelas Az-Zarnuji mengutamakan metode yang bersifat etik, karena dalam pembahasannya beliau cenderung mengutamakan masalah-masalah yang bernuansa pesan moral
Proses pembelajaran pada anak usia dini dianggap sebagai masa emas. Berbagai macam dukungan pembelajaran mambantu menyempurnakan perkembangannya. Perkembangan yang terjadi pada anak dapat dilihat dari tumbuhnya kreativitas dalam dirinya. Kreativitas merupakan aktivitas anak dalam merespon kegiatan pembelajaran yang dialami. Munculnya pembelajaran berbasis edutaiment merupakan langkah strategis dalam mengembangkan kreativitas. Intepretasi pembelajaran berbasis eduataiment memiliki sinergitas dengan pola pembelajaran anak usia dini. Penekanan pembelajaran edutaiment memberikan suasana aktif dan menyenangkan bagi anak. Emplementasi pembelajaran berbasis edutaiment perlu dilakukan sacara konsisten dan berkelanjutan agar capaian perkembangan kreativitas berkembang secara baik. Standar kompetensi pendidik berperan penting dalam mengoptimalkan pembelajaran berbasis edutaiment. Tenaga pendidik sesuai kompetensi dapat menjalankan proses internalisasi pembelajaran dengan berbagai variasi pengajaran. Secara mandiri, kreativitas dapat tumbuh dalam diri anak melalui suasana pembelajaran yang menyenangkan. Tenaga pendidik memberikan arahan dan ruang seluasnya bagi tumbuh kembangnya kreativas anak usia dini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.