Konsep townscape dikembangkan oleh Cullen untuk mengkaji bentuk fisik dari arsitektur kota melalui pengalaman visual. Penelitian Konsep townscape dengan studi kasus Kampung Arab Pekalongan ini mencoba menyajikan pengalaman visual arsitektur kota dengan kerangka townscape. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif desktiptif, data primer didapatkan melalui observasi, dengan tambahan informasi melalui studi literatur. Dengan analisis berdasarkan komponen-komponen townscape, ditemukan bahwa Kampung Arab Pekalongan memiliki berbagai jenis komponen townscape. Komponen townscape yang dominan adalah possession, occupied territory, vista, closed vista, focal point, dan themaw. Posession dan occupiedterritory memberikan unsur humanity, inklusivitas, dan belonging. Vista dan closed vista memberikan orientasi berupa proyeksi menerus pada elemen pembentuk visual kota. Sementara itu, focal point dan the maw menjadi benchmark sekaligus bangunan signifikan yang memberikan karakter dan identitas pada Kampung Arab. Dengan menelusuri pengalaman visual pada Kampung Arab di Pekalongan, penelitian diharapkan berkontribusi dalam membuka penggunaan pendekatan townscape dalam menelaah arsitektur kota.
Perbedaan perilaku dan karakter mahasiswa arsitektur generasi Z dengan generasi sebelumnya menyebabkan perubahan preferensi mengenai tempat untuk mengerjakan tugas. Ruang studio arsitektur dianggap tidak sesuai dengan preferensi dari mahasiswa arsitektur generasi Z akibat dari ketidakpuasan terhadap pemenuhan kebutuhan oleh ruang studio arsitektur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu aspek yang mempengaruhi keinginan mahasiswa arsitektur untuk mengerjakan tugas di ruang studio arsitektur, dan apa kekurangan yang dimiliki ruang studio berdasarkan preferensi pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Pengumpulan data dilakukan dengan metode snowball sampling, dengan analisis opencoding dan distribusi. Hasil analisis menunjukkan aspek-aspek yang menjadi kekurangan maupun kelebihan dari ruang studio. Aspek tersebut kemudian diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan yang disimpulkan berdasarkan jumlah frekuensi distribusi. Urutan aspek-aspek tersebut berdasarkan tingkat kepentingannya adalah fasilitas, kebersihan, kerapihan, dan perawatan, kenyamanan termal, koneksi, kelapangan, interaksi, teman, kenyamanan visual, suasana, keamanan dan teritori, produktivitas, serta aksesibilitas. Hasil penelitian mengungkap aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dan dijadikan pertimbangan agar ruang studio dapat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang telah berubah. Dengan temuan ini, pertimbangan dalam mendesain ruang studio diharapkan dapat diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan tersebut.
Rachnamatra adalah perusahaan rintisan arsitektur yang berpusat di Bandung. Meskipun baru berdiri, proyek yang sudah dikerjakan Rachnamatra berjumlah cukup banyak dan bervariasi. Dengan mengambil beberapa proyek yang dianggap representatif, penulis ingin menguraikan benang merah dari proses desain yang dilakukan Rachnamatra pada proyek yang dikerjakannya. Melalui wawancara secara langsung dengan arsitek prinsipal, didapatkan data yang kemudian dianalisis dengan metode analisis Problem-Solution dari buku How Designers Think oleh Bryan Lawson. Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa Rachnamatra tidak memiliki ciri khas dalam mendesain dari segi arsitektural, namun selalu berusaha memberikan solusi pada permasalahan dan memberikan nilai lebih pada rancangannya sehingga keuntungan terus diperoleh setelah proses produksi selesai. Rachnamatra berpikir visioner melalui penambahan nilai jual pada setiap proyek yang dilakukannya, agar mendapatkan kepercayaan dari klien yang menjadi sebagai perusahaan rintisan arsitektur.
Konsep Townscape dikembangkan oleh Cullen (1961) untuk mengkaji bentuk fisik dari arsitektur kota melalui pengalaman visual. Dengan Townscape studi kasus pada Kampung Arab Pekalongan, penelitian ini mencoba menyajikan pengalaman visual arsitektur kota dengan kerangka Townscape. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif desktiptif, data primer didapatkan melalui observasi, dengan tambahan informasi melalui studi literatur. Dengan analisis berdasarkan komponen-komponen Townscape, ditemukan bahwa Kampung Arab Pekalongan memiliki berbagai jenis komponen Townscape Komponen Townscape yang dominan adalah possession, occupied territory, vista, closed vista, focal point, dan the maw. Posession dan occupied territory memberikan unsur humanity, inklusivitas, dan belonging. Vista dan closed vista memberikan orientasi berupa proyeksi menerus pada elemen pembentuk visual kota. Sementara itu, focal point dan the maw menjadi benchmark sekaligus bangunan signifikan yang memberikan karakter dan identitas pada Kampung Arab. Dengan menelusuri pengalaman visual pada Kampung Arab di Pekalongan, penelitian diharapkan berkontribusi dalam membuka penggunaan pendekatan Townscape dalam menelaah arsitektur kota.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.