Pemakaian setengah volume reagen dan sampel pada pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP diketahui tidak memiliki perbedaan terhadap nilai simpangan baku dan koefisien korelasi dibandingkan dengan metode standarnya. Metode GOD-PAP setengah volume reagen dan sampel ini lebih efisien dalam segi ekonomi namun belum tervalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja metode GOD-PAP setengah volume reagen dan sampel terhadap pemeriksaan glukosa darah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan melakukan pengumpulan dan analisis data dari hasil pengujian terhadap delapan parameter validasi yaitu presisi, akurasi, linearitas, reportable range, LoD, LoQ, recovery, dan interferen. Sampel yang digunakan berupa serum kontrol komersial normal (Level 1) dan patologis (Level 2). Data yang diperoleh diolah dengan uji statistik deskriptif menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan nilai presisi berupa CV Level 1= 1,66%, Level 2= 1,37% (CV<0,33 TEa); akurasi berupa TE Level 1= 3,84%, Level 2= 3,76% (TE
No abstract
Kesalahan terbanyak dalam pemeriksaan laboratorium klinis yaitu pada tahap pra analitik dapat terjadi saat penanganan sampel. Salah satu pemeriksaan laboratorium klinis yaitu pemeriksaan aktivitas ALT. Berdasarkan wawancara, spesimen biasanya disimpan di laboratorium pada suhu 2-8oC sebelum dimusnahkan dengan waktu yang berbeda tiap laboratorium. Spesimen yang dapat digunakan untuk pemeriksaan aktivitas ALT adalah serum, plasma heparin, dan plasma EDTA. Penelitian ini bertujuan untuk melihat stabilitas pada 3 jenis sampel yang berbeda terhadap parameter ALT. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 2400 µL untuk masing-masing sampel. Metode penelitian ini adalah sampel serum, plasma heparin, dan plasma EDTA diperiksa langsung dan ditunda selama total 15 hari yang disimpan pada suhu refrigerator. Data yang diperoleh hasilnya tidak terdapat perbedaan secara statistik pada sampel serum antara yang diperiksa langsung dan yang ditunda (p >0.050). Pada sampel plasma heparin dan plasma EDTA terdapat perbedaan secara statistik antara yang diperiksa langsung dan yang ditunda (p <0.050) masing-masing pada hari ke-7 dan ke-9, terdapat juga perbedaan secara klinis pada plasma heparin dan plasma EDTA antara yang diperiksa langsung dan yang ditunda masing-masing pada hari ke-9 (25.2%) dan hari ke-15 (22.3%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ALT pada serum stabil sampai 15 hari, pada plasma heparin stabil sampai 7 hari, dan pada plasma EDTA stabil sampai 13 hari pada suhu simpan 2-8oC.
Salah satu upaya yang harus dilakukan laboratorium untuk menghasilkan hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya adalah dengan melakukan quality control (QC) yang dalam arti luas adalah suatu tindakan atau proses yang dilakukan untuk menjamin hasil pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan pelaksanaan QC di laboratorium. Peneliti telah melakukan survei dengan kuesioner dengan jumlah populasi sebesar 30 laboratorium yang berada di wilayah Kota Bandung. Data yang didapat diolah menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan pelaksanaan QC dan bivariat (chi-square) untuk mencari hubungan antara faktor-faktor dengan pelaksanaan QC di laboratorium. Kesimpulan yang didapat dari survey tersebut adalah sebagian besar laboratorium belum menerapkan QC atau sebesar 72% (21). Selain itu, dari survei ini didapatkan faktor yang paling berhubungan dengan implementasi QC di laboratorium, yaitu faktor kebijakan manajemen (sig 0,024), sedangkan faktor sarana dan prasarana (sig 0,642) serta pengetahuan ATLM terhadap QC (sig 0,561) tidak berpengaruh signifikan terhadap terlaksananya QC di laboratorium.
Pengendalian mutu internal laboratorium, dapat digunakan bahan kontrol untuk memantau ketepatan dan mengawasi kualitas hasil pemeriksaan. Bahan kontrol dapat dibuat sendiri menggunakan sisa serum pasien yang dikumpulkan atau disebut pooled sera. Untuk menjaga kestabilan pooled sera, dibutuhkan pengawet. WHO menyarankan untuk menggunakan pengawet etilen glikol, selain itu natrium azida sering dijadikan pengawet dalam serum. Adapun parameter analit yang dipakai dalam penelitian ini adalah glukosa darah sehingga tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui perbandingan kadar glukosa darah pada pooled sera dengan konsentrasi etilen glikol 7,5% dan natrium azida 1%. Hasil penelitian secara statistik maupun secara klinis diperoleh bahwa pooled sera dengan konsentrasi etilen glikol 7,5% masih stabil hingga 30 hari dan pooled sera yang ditambah natrium azida 1% dapat stabil hingga 8 hari. Secara klinis, pada pooled sera yang ditambah natrium azida stabil hingga 25 hari. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa terdapat perbedaan stabilitas antara kedua pengawet pada pemeriksaan glukosa darah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.