The development of a city has had an impact on decreasing the quantity of vegetation cover and green area. The purpose of this study was to determine the thermic comfort level using the Temperature Humidity Index (THI), Discomfort Index (DI), and Humidex for the Banda Aceh City and its climatological trend during the period 1985-2012. The analysis of thermic comfort level using air temperature and humidity data for the period 1989-2018. Based on THI, the index value ranged from 23.2 to 25.8 o C. Based on DI, the index value ranged from 23.5 to 26.3 o C. Based on Humidex, the index value ranged from 28.1 to 33.5 o C. Trend of the increasing of index value indicated that condition have been increasingly uncomfortable. Trend of the increasing of index value has been as a result of the changing on land-use becoming a built-up land (reducing the green open space), the rate of development, and urbanization. The analysis of thermic comfort level in Banda Aceh can be used as a consideration for adding the green open space and developing the city area based on the comfort of the resident population.
Gempabumi menjadi salah satu fenomena alam yang terus menjadi topik kajian menarik untuk dikaji. Kajian mengenai tanda-tanda sebelum terjadinya gempabumi merupakan topik yang telah lama dikaji. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kejadian gempabumi Pidie Jaya dengan aktivitas listrik udara. Data penelitian terdiri dari data aktivitas listrik udara yang dikumpulkan menggunakan LD2000, data citra satelit Himawari8 dan data curah hujan dari model GSMaP. Hubungan antara listrik udara dan gempabumi dianalisis dengan menghitung koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut. Hasilnya, diketahui adanya peningkatan aktivitas listrik udara H-2 sebelum terjadinya gempabumi. Kesimpulan bahwa peningkatan aktivitas listrik udara menjadi tanda-tanda sebelum gempabumi didasari pada hasil korelasi antara listrik udara dan curah hujan yang bernilai negatif. Hal ini menunjukan hubungan lemah antara peningkatan aktivitas listrik udara dengan curah hujan. Sebagaimana umumnya kejadian listrik udara yang diakibatkan awan-awan konvektif dengan diikuti oleh aktivitas hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Pulau Lombok berada di antara dua lempeng besar yaitu lempeng Asia dan lempeng Australia sehingga Pulau Lombok sangat rawan terhadap guncangan gempa bumi dan pergeseran tanah. Faktor yang mempengaruhi nilai percepatan tanah maksimum yaitu kondisi geologi dan karakteristik wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai percepatan tanah maksimum menggunakan rumus empiris Donovan, Guirre, dan Mickey di Pulau Lombok dengan data sekunder gempa bumi Lombok dari Juli September 2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai percepatan tanah maksimum paling tinggi sebesar 0,11191 gal yang terjadi di daerah Lombok Utara yang setelah kejadian gempa termasuk kategori mengalami kerusakan berat. Nilai percepatan tanah maksimum terkecil terjadi didearah Lombok Tengah dengan besar 0,03441 gal dan termasuk kategori sangat ringan. Dari ketiga rumusan, yang mendekati nilai percepatan tanah maksimum berdasarkan peta Shakemap yaitu rumusan Guirre.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.