Kualitas pelayanan keperawatan ditentukan kinerja perawat. Kinerja perawat dapat didorong dengan self-efficacy yang tinggi sehingga kepercayaan perawat terhadap kemampuannya tinggi karena sifat pantang menyerah dalam menyelesaikan permasalahan. Tujuannya untuk menganalisis literatur yang berhubungan dengan self-efficacy dan kinerja perawat dalam lima tahun terakhir. Database yang digunakan yaitu PubMed, Science Direct, EBSCO dan Emerald. Kata kunci yang digunakan (“nurse” OR “registered nurse” OR “nursing” OR “nurses” OR “nursing”) AND (“self-efficacy” OR “efficacy” OR “self belief OR “confidience” OR “success”) AND (“nurse performance” OR “work performance” OR “performance” OR “job performance”). Hasil pencarian literatur didapatkan 1.363 artikel. Hasil pencarian melewati proses penyaringan dengan elemen PICO dan metode CRAAP. Studi inklusi berjumlah lima jurnal. Hasil yang didapatkan berbeda-beda, namun mayoritas dari hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara self-efficacy dengan kinerja perawat. Penting untuk meningkatkan self-efficacy dengan mengadakan pelatihan kepada perawat sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi dalam bekerja.
Kepuasan kerja merupakan hal yang penting untuk diteliti karena kepuasan pekerjaan akan meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit. Semoga sistem dokumentasi komputer akan memudahkan dan memuaskan penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengaruh asuhan keperawatan menggunakan Electronic Health Record dengan kepuasan kerja perawat di unit rawat inap RSUD Pasar Minggu, Jakarta. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dimulai dari bulan April hingga Juni 2018 hingga perawat tingkat sarjana dengan teknik Total Sampling. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara metode dokumentasi Laporan Kesehatan Elektronik dengan kepuasan kerja perawat (Pvalue 0,006). Menurut penelitian ini, semoga rumah sakit akan tetap menjadi sistem EHR untuk memudahkan prosedur dokumenter perawat mereka.
Pendahuluan: Identifikasi pasien digunakan untuk ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien, serta bagian dari keselamatan pasien sebagai tolok ukur mutu pelayanan kesehatan. Ketidak patuhan mengidentifikasi pasien berisiko menciderai fisik dan psikis, bahkan berakibat kematian.
Tujuan: Penelitian untuk mengetahui faktor penentu kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dalam proses pemberian obat.
Metode: Desain penelitian descriptive Colrelation dengan teknis analisis Regresi Linier ganda. Teknik pengambilan sampel mengunakan Total sampling sebanyak 48 perawat.
Hasil: Kelima dimensi dari kepatuhan betidak berkorelasi dengan kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien (p value > 0,005), dan hanya 18,9% faktor identifikasi pasien dilakukan oleh perawat dimana nilai R Square (R2) sebesar 0,189, sisanya 81,9% disebabkan karena hal lain yang perlu digali lebih jauh.
Kesimpulan:. tidak dapat ditentukannya faktor penentu yang utama kepatuhan perawat pelaksana karena faktor tersebut, bukanlah faktor penentu utama kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dalam pemberian obat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.