Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan obat Kepuasan pasien adalah suatu tingkat kepuasan yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Oebobo Bulan Maret - April tahun 2018. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif (penelitian survey), jenis penelitian purposive sampling dengan menggunakan lembar kuesioner sebagai instrumen penelitian, kemudian dihitung presentase rata-rata tingkat kepuasan pasien dan diklasifikasikan. Analisis data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 345 responden maka diperoleh hasil, tingkat kepuasan pasien terhadap variabel kehandalan 84 %, variabel ketanggapan 85 %, variabel keyakinan 86 %, variabel empati 85 % dan variabel penampilan 82 %, sehingga rata-rata Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Oebobo Kota Kupang Bulan Maret-April Tahun 2018 secara keseluruhan sebesar 84 % dengan klasifikasi kepuasan yaitu sangat puas.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobakterium tuberkulosis. Pengobatan penyakit ini membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar 6-7 bulan, jangka waktu pengobatan yang lama ini memungkinkan penderita tidak patuh dalam minum obat. Untuk mencegah hal tersebut, maka dalam pengobatan tuberkulosis dibutuhkan Pengawas Minum Obat (PMO). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Pengawas Minum Obat terhadap keberhasilan pengobatan tuberkulosis dengan strategi DOTS selama 6 bulan (Juli 2017 - Januari 2018) di Puskesmas Oebobo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan sampel berjumlah 30 orang, terdiri dari laki-laki 20 orang (66,66 %) dan perempuan 10 orang (33,34%). Hasil penelitian ini menunjukan presentase angka kesembuhan 100% dan persentase PMO aktif (60%) dan tidak aktif (40%). Hal ini menunjukan bahwa kesadaran penderita untuk sembuh cukup tinggi karena ada 40% PMO tidak aktif namun kesembuhan penderita mencapai angka 100%.
Indonesia has biodiversity potential to be developed as medicinal plants, such as basil leaves (Ocimum sanctum L.). Basil was reported to have a very high antioxidant activity in vitro. The aim of this study was to determine the effect of basil leaves (Ocimum sanctum L.) infusion to liver based Aspartate Aminotransferase (AST) and Alanine Aminotransferase (ALT) value in each dose. 18 rats were divided into 6 groups., control group, negative control group treated with CMC Na 0.5%, positive control group treated with Curcuma 3.6 mg/200gBB, groups of 4-6 consecutive given a 80 mg dose infusion basil/200 gBB, 160 mg/200 gBB, 320 mg/200 gBB for 8 consecutive days, on the day of the 4th and 8th all treatment groups induced by toxic doses of paracetamol (500 mg/200 gBB) except the normal control group 1, The research data in the form of enzyme activity of AST and ALT were analyzed using parametric and nonparametric ANOVA, and Friedman test with the level of trust then followed by SNK test and Bnj test. The statistical test result with a 95% of level of trust that shown basil infuse with a dose of 80mg/200gBB, 160mg/200gBB, 320mg/200gBB have hepatoprotective effects in rats induced by paracetamol 500mg/200gBB. Based on the result of changes in average levels of AST on the fourth day and the eighth day of the three treatment infusion, infusion at a dose of 160 mg/200gBB most effectively reduce average levels of AST and a group that has the average AST closest to the control group is positive, but infusion at a dose of 320mg/200gBB the group that has the closest average ALT positive control group.
Salah satu indikator pelayanan farmasi di puskesmas adalah waktu tunggu. Waktu tunggu pelayanan obat adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan pasien menerima obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan resep di Puskesmas Pasir Panjang. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif (penelitian survey) terhadap pasien rawat jalan di Puskesmas Pasir Panjang dan pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Waktu penelitian pada bulan april 2018. Hasil yang diperoleh kemudian di lakukan analisis terhadap kesesuaian waktu tunggu resep obat jadi dan obat racikan dengan standar pelayanan minimal dan indikator pelayanan farmasi di puskesmas kategori lama waktu tunggu. Jumlah resep dalam penelitian ini sebanyak 353 resep dengan rincian 267 resep obat jadi dan 86 resep racikan. Waktu tunggu rata-rata obat jadi adalah 11,38 menit dan rata-rata waktu tunggu obat racikan adalah 13.45 menit. Hal tersebut sudah sesuai dengan indikator pelayanan farmasi di puskesmas dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh KEPMENKES No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang pelayanan resep obat jadi yaitu ≤ 30 menit dan pelayanan farmasi untuk obat racik yaitu ≤ 60 menit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.