Pembelajaran matematika yang selama ini memang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Hasil kontes PISA beberapa tahun ini skor siswa Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan jawaban siswa pada kemampuan pemahaman matematis siswa, untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menjawab soal matematika melalui pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran pendekatan kontekstual ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mencari sendiri permasalahan yang berikan guru dari serangkaian materi atau masalah yang berbentuk kontekstual. Sehingga dapat memotivasi siswa supaya dalam menyelesaikan suatu masalah dalam matematika. Materi yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian yaitu materi lingkaran pada semester genap kelas VII SMP. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan grounded theory. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen tes (instrumen tes dan observasi). Lembar jawaban siswa untuk dianalisis jenis kesalahan yang dilakukan siswa yang sesuai dengan indikator kemampuan pemahaman matematis. Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang dilaksanakan dalam delapan pertemuan diberikan perlakuan berupa pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil kesalahan yang banyak ditemukan pada indikator menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaannya, dan mengembangkan konsep yang telah dipelajari. Jenis kesalahan yang telah dilakukan siswa dalam menjawab soal pemahaman matematis siswa sebagian besar pada kesalahan biasa dan miskonsepsi. Hasil analisis lembar observasi menunjukkan bahwa selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa. Dengan demikian pembelajaran kontekstual dapat mengurangi kesalahan siswa dalam menjawab soal kemampuan pemahaman matematis. Hasil analisis kesalahan jawaban siswa, diperolah bahwa siswa masih banyak kesalahan dalam indikator mengidentifikasi sifat-sifat konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep sebanyak 53,05%. Kata Kunci: kemampuan pemahaman matematis, analsis kesalahan jawaban, kontekstual.
Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, serta untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran CPS yang digunakan adalah quasi eksperimen semu dengan desain Non Equivalent Group Pretest-Posttest Desaign. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku semester genap tahun 2017/2018. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII D sebagai keals eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol yang ditentukan menggunakan teknik Sampling Purposive. Untuk pengolahan data menggunakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan angket siswa. Berdasarkan hasil analisis data,dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran CPS lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran biasa dan sikap siswa terhadap model pembelajaran CPS adalah positif.Kata kunci: Pemecahan masalah matematis siswa, Creative Problem Solving (CPS)Andriatna, R. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Melalui Menulis Matematika Dalam Pembelajaran Bebasis Masalah. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Depdiknas. Fitriani, N. (2010). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.Jursa, H. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII SMPMelalui Pendekatan Metacognitive Nter Speech. Desertasi SPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.Purbawanto, S.. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi DanSelf-Efficacy Matematis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Metacognitive Scaffolding. Desertasi SPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.CVSyaban, M. (2009). Menumbuhkan Daya Matematis Siswa. [Online]. Tersedia: http://educare.e-fkipunla.net[10 Januari 2018].Syaripudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: FIP UPI.
Komunikasi matematis memiliki peranan penting karena dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan berbagai bentuk antara lain merefleksikan gambar, tabel, grafik ke dalam ide-ide matematika, memberikan penjelasan ide, konsep atau situasi matematika dengan bahasa sendiri dalam bentuk penulisan secara matematis dan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa, serta untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine. Penelitian dilakukan pada SMP Negeri 2 Warungkondang. Metode penelitiannya adalah metode eksperimen dengan jenis penelitiannya adalah Quasi Experiment. Desain penelitian berbentuk Two Group Randomized Posttest-Only Control Design. Setelah dilakukan tes awal (pretest) pada kedua kelas, selanjutnya dilaksanakan pembelajaran dengan perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Match Mine beserta pemberian lembar kerja siswa (LKS), sedangkan pada kelas kontrol hanya dilaksanakan pembelajaran biasa tanpa adanya LKS. Pokok bahasan yang disajikan dengan materi Statistika. Setelah proses pembelajaran selesai, selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest). Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh 1) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran biasa; 2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa; dan 3) Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Match Mine positif.
Abstract. The purpose of community service activities is to provide insight and knowledge about the importance of scientific publications for teachers, introducing an open journal system (OJS) for scientific publications, teachers can create scientific articles published online and find out teachers' responses to the activities of article preparation scientific and introduction to the open journal system (OJS). The method used is the socialization, practice training in the use of the open journal system (OJS), mentoring by the team and evaluation. The participants of this activity are 50 mathematics teachers at the Cianjur. The evaluation instrument used teachers' response sheets to the activities of preparing scientific articles and the introduction of the open journal system (OJS). As a result of this activity, teachers gain insight and knowledge about the importance of scientific publications, 84 % of mathematics teachers can apply the open journal system (OJS) for scientific publications, 78% of mathematics teachers can make scientific articles published online and teachers' responses to the activities of preparing scientific articles and the introduction of the open journal system (OJS) by 88% or good category.Keywords: Scientific Publications, Mathematics, Open Journal System.Abstrak. Tujuan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya publikasi ilmiah bagi guru, memperkenalkan open journal system (OJS) untuk publikasi ilmiah, guru dapat membuat artikel ilmiah yang dipublikasikan secara online dan mengetahui respon guru-guru terhadap kegiatan penyusunan artikel ilmiah dan pengenalan open journal system (OJS). Metode yang digunakan yaitu dengan sosialisasi, latihan praktik penggunaan open journal system (OJS) , pendampingan oleh tim dan evaluasi. Peserta kegiatan ini yaitu guru-guru matematika pada jenjang Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten Cianjur sebanyak 50 orang. Instrumen evaluasi menggunakan lembar respon guru-guru terhadap kegiatan penyusunan artikel ilmiah dan pengenalan open journal system (OJS). Hasil kegiatan ini, guru mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya publikasi ilmiah, 84 % dari guru-guru matematika dapat mengaplikasikan open journal system (OJS) untuk publikasi ilmiah, 78 % dari guru-guru matematika dapat membuat artikel ilmiah yang dipublikasikan secara online dan respon guru-guru terhadap kegiatan penyusunan artikel ilmiah dan pengenalan open journal system (OJS) sebesar 88 % atau kategori baik.Kata Kunci: Publikasi Ilmiah, Matematika, Open Journal System.
Students still have difficulty in solving contextual math problems. It is because students are not used to solving problems using diverse mathematical representations. The representation can make it easier for students to solve abstract math problems. This study aims to determine and identify the types of errors and factors made by students in mathematical representation ability test questions. This study's subjects were 20 students of class VIII-H at SMPN 1 Cugenang on the Surface Area of Cube and Cuboid. The method used is qualitative. The process of collecting data is observation, written test, interview. The results showed that the level of students' mathematical representation ability based on indicators: (1) was 41% on the indicator using visual representations to solve problems and make geometrical drawings to clarify problems and facilitate resolution, (2) by 64% on indicators of problem-solving by involving mathematical expressions, (3) 61% of indicators create problem situations based on data or representations given. Furthermore, based on the analysis of students' answers in tests on a matter of mathematical representation ability, students making mistakes that are data errors, using definitions or theorems, and technicalities. Factors causing students to make mistakes are forgetfulness, lack of accuracy, learning difficulties, family environment.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.