AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kontribusi minat baca tinggi dan rendah, dengan model pembelajaran SQ3R dan konvensional dalam keterampilan membaca pemahaman siswaPengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampiling, yaitu siswa kelas VII.4 sebagai kelas eksperimen berjumlah 32 orang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SQ3R dan siswa kelas VII.7 sebagai kelas kontrol berjumlah 32 orang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil thitung sebesar2,48 dan ttabel 1,746 pada taraf nyata α 0,05 dan dk 16 Jadi, th> tt maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat kontribusi yang signifikan model pembelajaran SQ3R terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca tinggi. Keterampilan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca tinggi yang dibelajarkan dengan model SQ3R lebih baik daripada siswa yang memiliki minat baca tinggi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil t hitung9,47 dan t tabel 1,746 pada taraf nyata α 0,05 dan dk 16. Jadi, th> tt maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat kontribusi yang signifikan model pembelajaran SQ3R terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca rendah. Keterampilan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca rendah yang dibelajarkan dengan model SQ3R lebih baik daripada siswa yang memiliki minat baca rendah yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Disimpulkan bahwa minat baca berkontribusi terhadap keterampilan membaca pemahaman.Kata kunci : Kontribusi, Minat Baca, Membaca Pemahaman
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai-nilai karakter jujur yang perlu dididikan kepada setiap peserta didik melalui pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap pendidik. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi literatur, yakni mengumpulkan data-data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur, catatan-catatan, laporan-laporan, hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber lain, baik cetak maupun elektronik yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan. Peneliti sebagai instrument penelitian, dan melakukan analisis pada tiap pendapat serta mengkaji informasi tambahan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter jujur yang perlu didikan kepada peserta didik melalui setiap pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap pendidik adalah karakter cerdas: berkata apa adanya, berbuat atas dasar kebenaran, membela kebenaran, bertanggung jawab, memenuhi kewajiban dan menerima hak, lapang dada, dan memegang janji, agar peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter cerdas jujur.
Hoax atau berita bohong meresahkan bahkan merugikan masyarakat. Penyebaran luaskan hoax sangat mudah, melalui media online dan dengan waktu singkat masyarakat dapat mengakses dan dengan mudahnya mempercayai berita ini bahkan tidak tertutup kemungkinan membagikan kembali. Hoax dapat menipu siapa saja, mulai dari yang buta huruf, berpendidikan tinggi, mempunyai jabatan, bahkan orang taat beragama sekalipun dapat tertipu. Berita ini juga merupakan usaha untuk menipu dan mengakali pembaca atau pendengar supaya mempercayai sesuatu berita, palsu. Pemicu meletusnya Perang Dunia II, penyerangan yang dilakukan Amerika pada tahun 1964 ke Vietnam yang menelan korban sebanyak 3 juta jiwa, melakukan operasi badai gurun dan menewaskan lebih dari 20.000 tentara Irak. Di Indonesia Kalimantan Barat, pria berumur 53 tahun tewas diamuk massa karena di tuduh menculik anak, kejadian ini semua disebabkan oleh hoax. Mempercayai hoax terjadi karena tidak memahami dengan jelas konteks yang di dengar di baca. Hasil penelitian menungkap bahwa 70% responden dewasa di Indonesia memiliki kemampuan literasi sangat rendah berada pada level 1 artinya orang dewasa hanya mampu membaca teks singkat dengan topik yang familiar baginya. Hanya mampu menangkap satu buah pesan atau informasi dari teks tersebut sedangkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pada level ini, hanya membutuhkan perbendaharaan kata yang sederhana. Artinya kemampuan membaca pemahaman pada level 1 ini hanya sedikit mampu mengekstrak dan memperoleh arti dari teks yang di baca. Sedangkan proses pemahaman simbol tertulis serta pengertian pesan yang di maksud penulis bahkan pemahaman isi bacaan yang melibatkan kemampuan motoris berupa gerakan mata, pikiran atau penalaran dalam rangka menemukan atau memahami informasi yang dikomunikasikan oleh penulis belum mampu. Juga belum memiliki empat tingkat kategori pemahaman membaca yakni literal, inferensial, kritis, dan kreatif.
This study aims at revealing the difference in the ability to reading to the aloud two groups of students, design true experimental is posttest only control design and pretest-postest control group design. The data collection instrument was a test given to the 7 th grade SMPN students of North Mandrehe. Reading is a basic skill to master various fields of study and the primary key to learning other skills. Whereas reading aloud is a voice reading skill, activating, and using the mouth, eyes, and brain. Reading aloud in uttering the sound of language requires various skills, namely, pronunciation and intonation in saying it include vowels, consonants, diphthongs and clusters / consonant clusters. The results showed that there were significant differences in the ability to the students' reading aloud who were taught by Explicit Instruction Learning methods better than students who were taught by conventional methods. So it is strongly recommended for Indonesian language subject teachers to use the Explicit Instruction method to improve students' reading ability.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi menggunakan model pembelajaran Concept Sentence di kelas X MIPA-II SMA Negeri 2 Gunungsitoli. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan jumlah siswa 21 orang yang terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 11 orang. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan prosedur pelaksanaannya terdiri dari empat tahap (1). perencanaan, (2). tindakan, (3). observasi, dan (4). refleksi. Instrumen penelitian yaitu lembar observasi, tes esai, dokumetasi, catatan lapangan. Hasil penelitian ini yang dilakukan dilapangan maka kemampuan siswa menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi menggunakan model Concept Sentence. Hasil tes evaluasi siswa nilai rata-rata pada siklus I adalah 52,38% dengan nilai terendah 25 nilai tertinggi 75. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 81,33% dengan nilai terendah 60 nilai tertinggi 93. Hasil dari lembar observasi siswa siklus I pertemuan I sebesar 54% dan pertemuan kedua sebesar 64% dan siklus II pertemuan pertama sebesar 75% dan pertemuan kedua sebesar 87%. Sedangkan hasil lembar observasi peneliti pada siklus I pertemuan pertama sebesar 53% dan pertemuan kedua sebesar 63% dan siklus II pertemua pertama 74% dan pertemuan kedua sebesar 84%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: penggunaan model pembelajaran Concept Sentence dapat meningkatkan kemampuan siswa menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi kelas X MIPA–II SMA Negeri 2 Gunungsitoli Tahun Pembelajaran 2021/2022.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.