The purpose of this study was to to reveal the differences in honest character of students before and after being taught with a model of learning of inteligent character, using an experimental approach to the one group pretest posttest design method. Subjects, samples, and research data sources are 45 students of Gunungsitoli IKIP. The data collection instrument is a closed questionnaire that is based on seven principles of honest character, namely: speaking as is, acting on the basis of truth, defending the truth, being responsible, fulfilling obligations and accepting rights, being graceful, and keeping promises. The results showed that the intelligent character learning model can improve the honest character of students from not good to very good or from dishonest to very honest. It is recommended that every educator use this intelligent character learning model for all learning activities.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai-nilai karakter jujur yang perlu dididikan kepada setiap peserta didik melalui pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap pendidik. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi literatur, yakni mengumpulkan data-data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur, catatan-catatan, laporan-laporan, hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber lain, baik cetak maupun elektronik yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan. Peneliti sebagai instrument penelitian, dan melakukan analisis pada tiap pendapat serta mengkaji informasi tambahan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter jujur yang perlu didikan kepada peserta didik melalui setiap pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap pendidik adalah karakter cerdas: berkata apa adanya, berbuat atas dasar kebenaran, membela kebenaran, bertanggung jawab, memenuhi kewajiban dan menerima hak, lapang dada, dan memegang janji, agar peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter cerdas jujur.
Hoax atau berita bohong meresahkan bahkan merugikan masyarakat. Penyebaran luaskan hoax sangat mudah, melalui media online dan dengan waktu singkat masyarakat dapat mengakses dan dengan mudahnya mempercayai berita ini bahkan tidak tertutup kemungkinan membagikan kembali. Hoax dapat menipu siapa saja, mulai dari yang buta huruf, berpendidikan tinggi, mempunyai jabatan, bahkan orang taat beragama sekalipun dapat tertipu. Berita ini juga merupakan usaha untuk menipu dan mengakali pembaca atau pendengar supaya mempercayai sesuatu berita, palsu. Pemicu meletusnya Perang Dunia II, penyerangan yang dilakukan Amerika pada tahun 1964 ke Vietnam yang menelan korban sebanyak 3 juta jiwa, melakukan operasi badai gurun dan menewaskan lebih dari 20.000 tentara Irak. Di Indonesia Kalimantan Barat, pria berumur 53 tahun tewas diamuk massa karena di tuduh menculik anak, kejadian ini semua disebabkan oleh hoax. Mempercayai hoax terjadi karena tidak memahami dengan jelas konteks yang di dengar di baca. Hasil penelitian menungkap bahwa 70% responden dewasa di Indonesia memiliki kemampuan literasi sangat rendah berada pada level 1 artinya orang dewasa hanya mampu membaca teks singkat dengan topik yang familiar baginya. Hanya mampu menangkap satu buah pesan atau informasi dari teks tersebut sedangkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pada level ini, hanya membutuhkan perbendaharaan kata yang sederhana. Artinya kemampuan membaca pemahaman pada level 1 ini hanya sedikit mampu mengekstrak dan memperoleh arti dari teks yang di baca. Sedangkan proses pemahaman simbol tertulis serta pengertian pesan yang di maksud penulis bahkan pemahaman isi bacaan yang melibatkan kemampuan motoris berupa gerakan mata, pikiran atau penalaran dalam rangka menemukan atau memahami informasi yang dikomunikasikan oleh penulis belum mampu. Juga belum memiliki empat tingkat kategori pemahaman membaca yakni literal, inferensial, kritis, dan kreatif.
The intelligent character education is a system of values cultivation for the students which encompasses the components of knowledge, awareness, willingness, actions to implement these values and as a way of adjusting the behaviors of the students, in order to become good citizens of the future. These students were being instructed, guided, and toward having some sets of prescribed behaviors, as an explicit learning process from which students in a school community understand, accept, and act on ethical values such as respect for others, justice, civic virtue and citizenship, and responsibility for self and others. To build these characters, it requires a learning model, namely, the Intelligent character learning model. This study aimed at generating a valid, practical and effective model of Learning of Intelligent Characters (LIC) in Higher Education. Research design used was Research & Development equipped with the five cyclical phases of Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation (ADDIE). In conclusion, the learning of the intelligent character has significant contributions to the academic achievement, behavior, self-esteem, soft skills, morality as well as various other academic characters and achievements.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan subjek utama adalah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling sebanyak 30 orang, sekaligus sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data adalah teknik quisioner dengan instrument angket tertutup. Temuan penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor dominan yang mempengaruhikegiatan belajar mahasiswa adalah tergolong sangat bermasalah.Skor tentang faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa adalah 127,23 dari skor standar 180 dengan penilaian angka 4 yang artinya faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa sangat bermasalah. Faktor –faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa ini terdiri dari faktor jasmaniah, psikologis,faktor kelelahan,faktor eksternal, keluarga, sekolah dan masyarakat . Skor tentang faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa sebesar 10,67 atau 35,56% dari seluruh mahasiwa yang berjumlah 30 orang. Persentase ini berada antara 35%-100% dengan penilaian angka 4 yang artinya rata-rata faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa berada pada posisi sangat bermasalah
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.