Keluarga merupakan kunci utama dalam pendidikan karakter, keluarga juga dapat dijadikan sebagai wadah belajar dalam hal mengajarkan nilai toleransi yang merupakan bagian dari kegiatan belajar TK mereka sejak dini . Oleh karenanya perlu adanya model pembelajaran karakter berbasis keluarga yang terintegrasi dengan pembelajaran di sekolah sebagai upaya dalam menanamkan nilai-nilai toleransi pada anak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi model pembentukan karakter berbasis keluarga untuk mengajarkan nilai toleransi pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan sumber data kepustakaan. Bagaimanapun juga, penelitian ini akan menjadi pedoman atau acuan bagi guru dalam melaksanakan pembentukan karakter untuk mengajar pada tingkatan yang dapat diterima sejak usia dini. Langkah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada guru dan orang tua untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini berupa model pendidikan karakter berbasis keluarga yang terintegrasi dalam pembelajaran dilihat dari tujuan pendidikan karakter, program, proses dan evaluasi yang disiapkan oleh guru namun penerapanya dalam keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemilihan media pembelajaran sentra Imtaq yang tepat bagi anak dan bagaimana cara guru memilih media pembelajaran yang menarik bagi anak. Subjek penelitian ini adalah guru disentra Imtaq TK Negeri Pembina 3 Kota Pekanbaru. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini untuk anak adalah Melatih konsentrasi anak, Mengajari anak lebih cepat dengan waktu relatife singkat, Menambah daya pengertian dan ingatan, serta Pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan untuk gurunya adalah (1) media yang digunakan oleh guru sudah meningkatkan antusias anak saat belajar, (2) media yang diterapkan oleh guru sudah baik dan anak bisa menyelesaikan kegiatan yang diberikan oleh guru,(3) guru sudah kreatif dalam pembuatan media pembelajaran.
Financial Literacy merupakan literasi yang penting untuk diperkenalkan dan ditanamkan kepada anak sejak dini. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan meningkatkan kemampuan Financial Literacy anak usia dini dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Augmented Reality (AR). Untuk mengembangkan media pembelajaran ini penelitian ini menggunakan penelitian Research Development (RD) dari Sivasailam Thiagarajan yang disebut 4-D yaitu Define, Design, Develop dan Dissemination. Subjek penelitian siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Pekanbaru. Hasil penelitian adalah tersusunnya media pembelajaran berbasis AR. Media AR ini dapat digunakan dengan mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar bagi guru untuk membuatnya. Adanya penggunaan QR juga memudahkan guru dan siswa dalam memanfaatkan media AR dalam pengenalan Financial Literacy. Penggunaan media juga berpengaruh terhadap peningkatan Financial Literacy anak usia dini, hal ini terlihat dari hasil eksperimen One Group Pretest-Posttest dari hasil uji Uji Wilcoxon yang menunjukkan nilai Asymp. Sig 0.000 0.05 artinya terdapat peningkatan kemampuan literasi finansial siswa dengan menggunakan media AR.
Recently, local wisdom, including Gurindam Twelve, has been neglected. As a Malay community, Muhammadiyah schools in Pekanbaru City through AIK education have a responsibility to develop and preserve the Gurindam Twelve which is a characteristic of Riau Malay culture. This study will reveal the Contribution of AIK Learning to the Development of Local Wisdom Values (Gurindam 12) in Muhammadiyah Middle Schools in Pekanbaru City. This research method is qualitative with a descriptive approach. Meanwhile, in data collection, in-depth interviews,
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.