Antibiotik menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan, dengan penggunaan yang tidak tepat menyebabkan resisten terhadap manusia, sehingga perlu dieksplorasi senyawa antibiotik baru.Salah satu sumber senyawa penghasil antibiotik yaitu Sargassum polycystum yang diambil dari Perairan Pulau Lemukutan, Kalimantan Barat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak Sargassum polycytum.Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi.Hasil dari penelitian ini senyawa metabolit sekunder pada fraksi metanol memiliki alkaloid, saponin, dan steroid, dan fraksi etil asetat memiliki alkaloid, steroid dan tanin sedangkan fraksi n-heksan memiliki alkaloid, saponin, steroid dan tanin. Aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan dan etil asetat S. polycystum terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae,Salmonella typhimurium,Pseudomonas aeruginosa, danEsherichiacoli, pada fraksi n-heksan dan etil asetat diperoleh zona hambat lemah-kuat antara 2,206-12,158 mm dan 4,378-16,508 mm. Sehingga fraksi n-heksan dan etil asetat berpotensi sebagai antibakteri.Kata kunci :Sargassum polycystum, metabolit sekunder, aktivitas antibakteri, dan Lemukutan.
Production of cellulase by Aspergillus niger was carried out by growing the cultureson sago waste. Sago waste contains cellulose that has not been used optimally. Cellulose is a polysaccharide consisting of glucose monomers linked by β-1,4glycosides bonds. Glycoside bonds in cellulose can be enzymatically hydrolyzed into glucose with cellulase enzymes. Solid fermentation used to produce cellulase on sago waste as substrate was influenced by pH (3 to 6), moisture content (40% to 85%), and fermentation time (4 to 10 days). Products of the cellulase enzyme activity was measured by phenolsulfuric acid method. The results showed that the highest cellulase enzyme activity was 0.172 U/mL obtained at 85% moisture content, pH 5, and 8 days of fermentation time.
ABSTRAKProduksi enzim selulase oleh Aspergillus niger pada ampas sagu telah dilakukan. Ampas sagu adalah salah satu bahan yang mengandung selulosa di mana ampas sagu belum dimanfaatkan secara optimal. Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri atas monomer glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4-glikosida. Ikatan glikosida pada selulosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa secara enzimatik dengan enzim selulase. Fermentasi padat digunakan untuk menghasilkan enzim selulase pada substrat ampas sagu yang dipengaruhi oleh faktor pH (3 sampai 6), kadar air (40% sampai 85%) dan waktu fermentasi (4 sampai 10 hari). Produk aktivitas enzim selulase diukur dengan metode fenol-asam sulfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim selulase tertinggi adalah 0,172 U/mL yang diperoleh pada kadar air 85%, pH 5, dan waktu fermentasi 8 hari.
Ale-ale dan cincalok merupakan produk makanan khas Kalimantan Barat yang diolah melalui proses fermentasi secara alami melibatkan Bakteri Asam Laktat (BAL). BAL dikategorikan sebagai foodgrade microorganism karena bersifat non-patogen dan aman bagi manusia, juga mempunyai peranan penting dalam fermentasi makanan daam pengaruh pengawetan dengan hasil peningkatan daya awet pada produk. Karakteristik BAL pada penelitian ini yaitu Gram positif, katalase negatif, mampu memfermentasi glukosa, negatif indol, mampu menggunakan sitrat sebagai salah satu sumber karbon dan energi, non motil, memproduksi karbohidrat dengan cara fermentasi, tipe ferentasi heterofermentatif, tumbuh pada suhu 10 dan 37 , dan tumbuh pada konsentrasi NaCl 4% dan 6.5%. Genus BAL yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari sampel ale-ale dan cincalok adalah Lactobacillus.
Secara administrasi, Pulau Kabung terletak di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Pulau Kabung memiliki potensi sumberdaya laut, termasuk terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kondisi terumbu karang di bagian Selatan Pulau Kabung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Line Intercept Transect (LIT) dari 3 stasiun dengan kedalaman yang berbeda yaitu pada kedalaman 3 m dan kedalaman 6 m. Hasil persentase tutupan karang yang diperoleh pada kedalaman 3 m sebesar 41,3 % dan pada kedalaman 6 me sebesar 41,13 % yang hasil tersebut mendekati kategori baik namun masih masuk dalam kategori sedang. Nilai indeks keanekaragaman diperoleh sebesar 2,53 masuk dalam kategori sedang, indeks keseragaman sebesar 0,85 yang masuk dalam kategori tinggi dan indeks dominansi sebesar 0,17 yang masuk dalam kategori rendah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.