<p>Penyakit Diabetes Mellitus (DM) menempati urutan pertama dari jenis penyakit endokrin dan urutan ke delapan untuk urutan penyakit tidak menular. Salah satu faktor yang dapat berkontribusi adalah kejadian obesitas yang juga meningkat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengankejadian Diabetes Mellitus Tipe II. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan <em>case control</em>. Populasi adalah seluruh penderita DM yang berobat di salah satu rumah sakit di Kota Metro pada bulan Januari-Juni 2017 sebanyak 62 orang. Analisis data menggunakan uji statistik <em>Chi-square</em> (X<sup>2</sup>). Hasil penelitian dengan uji <em>chi-square</em> diperoleh <em>p-value</em>0,000 <em>(p-value</em><em> </em><em>≤ </em>0,05), ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro tahun 2017. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan responden tentang cara pencegahan obesitas sentral, sekaligus sebagai bahan masukanatau sumber data penelitian selanjutnya.</p>
Diabetes mellitus dapat menyebabkan cukup banyak komplikasi seperti kelainan mata, kelainan ginjal, kelainan pembuluh darah dan kelainan pada kaki. Penderita diabetes mellitus yang mengalami komplikasi kronis perlu diberikan upaya preventif untuk mencegah komplikasi, salah satunya adalah kemampuan perawatan kaki. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas supportive educative system dalam meningkatkan kemandirian perawatan kaki pada pasien dengan diabetes mellitus Tipe II di Puskesmas Permata Sukarame, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimen dengan desain pretest-posttest with control group dengan total masing-masing kelompok sebanyak 18 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Penelitian ini diuji menggunakan analisis univariat, bivariat dan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata dalam kemandirian perawatan kaki pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value 0,000. Pendidikan dan praktik perawatan kaki harus diberikan sejak dini sebagai upaya pencegahan untuk komplikasi. Kata kunci : Supportive educative system, kemandirian perawatan kaki SUPPORTIVE EDUCATIVE SYSTEM IN IMPROVING INDEPENDENCE OF FOOT CARE IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS TYPE II ABSTRACT Diabetes mellitus can cause quite a lot of complications such as eye disorders, kidney disorders, vascular disorders and abnormalities in the legs. Patients with diabetes mellitus who have chronic complications need to be given a preventive effort to prevent complications, one of which is foot care ability. This research was conducted to examine the effectiveness of supportive educative systems in increasing the independence of foot care in patients with Type II diabetes mellitus in the Permata Sukarame Health Center Bandar Lampung Working Area. This study used a quasi-experimental method with pretest-posttest with control group design with a total of 18 respondents each. Data collection is done by distributing questionnaires to respondents who meet the research inclusion criteria. This study was tested using univariate, bivariate, T-Test analysis. The results showed that the mean differences in the independence of foot care in the intervention group and the control group in the Permata Sukarame Community Health Center work area with a p-value of 0,000. Education and practice of foot care should be given early as a preventative effort for complications. Keywords: Supportive educative system, independence of foot care
Diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan utama pada masyarakat karena komplikasi yang ditimbulkan bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Diabetes mellitus merupakan kondisi penyakit kronis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah yang disertai dengan muculnya gejala utama yang khas yakni peningkatan jumlah urin dan urine yang berasa manis. Sekitar 80% penderita diabetes mellitus tipe 2 terbukti mengalami obesitas yang dapat meningkatkan resiko komplikasi. Makanan memegang peranan penting dalam peningkatan kadar gula darah, karena makanan yang dimakan akan dicerna didalam saluran pencernaan dan kemudian akan diubah menjadi glukosa. Penyerapan glukosa di dalam tubuh akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik pendekatan cross sectional. Populasi dalam penilitian ini adalah 364 penderita diabetes melitus Di Puskesmas Madukoro. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas madukoro kotabumi lampung utara tahun 2019 dengan p-value sebesar 0,02 dan didapatkan nilai PR= 6,0 artinya responden yang mempunyai pola makan tidak baik beresiko terjadi 6 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pola makan baik.
ABSTRAKAsam urat atau dalam bahasa medis dikenal sebagai hiperurisemia merupakan suatu penyakit yang kasusnya sering terjadi pada seseorang yang sudah lanjut usia. Asam urat menjadi salah satu penyakit yang bisa disebabkan karna proses penuaan selain juga karena adanya gangguan sirkulasi darah, gangguan pada persendian dan berbagai penyakit neoplasma lainnya. Hampir 8% orang yang berusia 50 tahun ke atas memiliki masalah asam urat dengan keluhan berupa nyeri sendi, pegal linu, dan nyeri yang dapat mengganggu aktivitas. Penanganan asam urat dapat dilakukan melalui terapi farmakologi / obat – obatan dan terapi non farmakologi. Akan tetapi, penanganan secara farmakologi pada lansia dalam jangka waktu yang cukup lama juga dapat berdampak terhadap masalah kesehatan lainnya terutama berkaitan dengan masalah ginjal. Penderita asam urat perlu memiliki pemahaman yang baik terkait masalah asam urat yang diderita, bagaimana upaya pengendaliannya, cara mendeteksi asam urat serta pengaturan gaya hidup terutama diit yang tepat bagi penderita asam urat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah agar lansia mengetahui tentang asam urat mulai dari pengertian hingga pengendalian asam urat serta dapat memahami cara mendeteksi dini asam urat melalui gejala – gejala yang dialami. Kata kunci : asam urat; deteksi dini; pengendalian asam urat ABSTRACTGout or in medical language known as hyperuricemia is a disease that often occurs in elderly people. Gout is one of the diseases that can be caused due to the aging process as well as due to blood circulation disorders, disorders of the joints and various other neoplasms. Nearly 8% of people aged 50 years and over have gout problems with complaints of joint pain, aches and pains, that can interfere with activities. Treatment of gout can be done through pharmacological therapy / drugs and non-pharmacological therapy. However, pharmacological treatment in the elderly for a long period of time can also have an impact on other health problems, especially those related to kidney problems. Patients with gout need to have a good understanding of the gout problem they suffer, how to control it, how to detect gout and lifestyle settings, especially the right diet for gout sufferers. The purpose of this community service is so that the elderly know about gout from understanding to controlling gout and can understand how to detect gout early through the symptoms experienced. Keywords: gout; early detection; control of gout
Diabetic foot problems are still the cause of death in several developing countries and prevalence of diabetes mellitus is thought to increase in the next decade in several countries. Adult clients with diabetes mellitus are seen as individuals who have the ability to care for themselves to make ends meet, maintain health and prosper. The ability of self-care in patients with type II diabetes mellitus causes patients to be able make efforts to control type II DM so that this condition can reduce acute and chronic complications. The purpose of this study was to find out the factors that influence the independence of caring for the feet. Type of quantitative research, analytic design cross sectional approach. The samples was type II DM patients with inclusion criteria : willing to be respondents in the study and agreeing to informed consent, can be invited to communicate verbally and understand Indonesian, suffer from type 2 diabetes mellitus, have nut and are not experiencing diabetic foot ulcer and are still carry out their own activities. The number of samples was 36 respondents with purposive sampling technique. Data collection is done by distributing questionnaires to samples included in the work area of the Sukarame Health Center. The analysis carried out was univariate analysis, and multivariate analysis (logistic regression test). The results of the study with logistic regression test found that gender is the variable which is the most influential factor affecting the independence variable caring for the foot with a p value of 0.043. In an effort to improve the independence of foot care, it needs to be done gradually starting from regular education and being introduced early in patients with diabetes mellitus as an effort to prevent diabetic ulcers. In other than, that it needs motivation both the family and health workers to improve their ability to carry out self-care, especially in foot care.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.