Tourism development policies requires the active community participation. This study aims to understand the policy and communication tourism in developing community tourism awareness in Bengkalis Regency. The research method used in this study is a case study. The results show the tourism policy in Bengkalis Regency is based on the laws and regulations of the central government in synergy with the government of Riau Province. The communication tourism of government is done by forming and mobilising some groups in the community as tourism awareness groups. Tourism development requires good communication policy, because both have an inseparable relationship in building a sustainable tourist destination. The government should coordinate and evaluate all the communication activities regularly not only within the internal service of the government, but also carried out together with the stakeholders involved.
Veil usage is not only just a matter of fashion style. Moreover, veils symbolize many great values in Islamic tradition. No wonder if veil-or jilbab-are commonly found in many places, including campus, among students as well as lecturer. This research aimed to investigate the motivation of the girls in wearing jilbab. Using phenomenology approach to know more about subjectivity meanings constructed between research subjects, the research has finally revealed some motivations among the girls in wearing jilbab. There are three motives in wearing jilbab as found among Unisba's students: theological motive, psychological motive, and fashionable motive. Such motive further implied on three different identities constructed by research subjects: Phenomenal Moslem Students, Fashionable Moslem Students, and Tolerant Moslem Students.
<p>ABSTRAK</p><p><br />Kota Pekanbaru merupakan salah satu kota yang banyak didatangi oleh imigran dengan alasan <br />mencari suaka. Imigran asal Afghanistan merupakan pencari suaka yang terbanyak menghuni Rumah<br />Detensi Kota Pekanbaru. Selama berada di Kota Pekanbaru mengakibatkan imigran pencari suaka <br />asal Afganistan ini tidak bisa menghindari kontak antarbudaya, sehingga penyesuaian atau adaptasi<br />komunikasi antarbudaya terjadi karena latar belakang budaya yang berbeda. Salah satu cara dalam<br />berkomunikasi antar budaya untuk mencapai mutual understanding dinamakan dengan akomodasi<br />komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses konvergensi dan divergensi dalam<br />akomodasi komunikasi antarbudaya yang dihadapi imigran gelap asal afganistan dengan masyarakat<br />pribumi selama di Kota Pekanbaru. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Akomodasi<br />Komunikasi dari Howard Giles. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif<br />dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya<br />motivasi konvergensi yang dilakukan imigran asal afganistan untuk mengadaptasikan perilaku verbal<br />dan nonverbal ketika berinteraksi dengan masyarakat pribumi Kota Pekanbaru meskipun mereka<br />memiliki kecenderungan divergensi dalam akomodasi komunikasi antarbudaya dengan masyarakat<br />pribumi Kota Pekanbaru.</p>
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manajemen komunikasi yang dilakukanDisparbudpora yakni perencanaan, pengorganisasi, penggerakan, pengawasan dan evaluasikomunikasi dalam program pengembangan potensi Desa Wisata di Kabupaten Bengkalis. Metodepenelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposifyaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumberdata. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumentasi dan observasi.Teknik analisis data menggunakan model model analisis interaktif Miles dan Hubermann.Teknik keabsahan data melalui triangulasi, dan perpanjangan keikutsertaan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pada proses perencanaan komunikasi dimulai dari pemetaan potensi sumberdaya alam untuk kawasan pedesaan yang layak dikembangkan menjadi Desa Wisata, analisiskesiapan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta, serta perencanaan anggaran dalam kegiatananggaran APBD. Pada proses pengorganisasian dan penggerakan melalui koordinasi berupakomunikasi vertikal dan horizontal dengan pembentukan Unit pelayanan terpadu (UPT), badanpengelola desa wisata dan kelompok sadar wisata. Pelaksanaan pengembangan potensi desawisata dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusiayang ada. Pengawasan dan evaluasi komunikasi belum sepenuhnya dilakukan Disparbudporadikarenakan program pengembangan potensi Desa Wisata Kabupaten Bengkalis baru dimulai dan belum sepenuhnya mendapat dukungan dari, pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.Kata kunci: Manajemen Komunikasi, Komunikasi Pariwisata, Desa Wisata
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.