Seagrass is a coastal ecosystem that has important role as a feeding ground, a spawning ground and a nursery ground for various marine biota. This study aims to examine the biodiversity of seagrass at Gili Air, North Lombok Regency, West Nusa Tenggara. This study was conducted to observe the cover percentage of seagrass, it's composition, the number of seagrass stands, canopy's height, frequency of seagrass presence, and index of importance of seagrass. Seagrass data was collected using a 50cm x 50cm quadrant transect, with a total area of 100 m2, referring to the monitoring standards set by SeagrassNet. Water quality analysis was carried out at the Bioecology Laboratory of the Aquaculture Study Program, University of Mataram, and at the Laboratory of the Marine Aquaculture Center (BPBL) of Sekotong, West Lombok. The results showed that the seagrass communities in Gili Air waters were composed of 5 (five) species: Halophila ovalis, Thalassia hemperichii, Cymodocea rotundata, Halodulea pinifolia, and Halodule uninervis, with the percentage of coverage ranging from 26.88-39.17%, and the average coverage by 31.53%. Thalassia hemperichii is the species that has the highest contribution to the seagrass community at Gili Air.
Research on the effect of garlic extract (allium sativum) to treat tilapia (oreochromis niloticus) seeds which are infected with aeromonas hydrophila bacteria. This research was conducted for 14 days from 18 December to 31 December 2019 which took place at the Wet Laboratory of the Aquaculture Study Program, Mataram University, West Nusa Tenggara (NTB). This study used a completely randomized design (CRD) with an experimental method consisting of 5 treatments and 3 replications. The container used in this study was a 15 liter jar with a volume of 10 liters. The containers used are 15 units, where in treatment one (P1) using without soaking garlic extract and without being infected with Aeromonas hydrophila bacteria, treatment two (P2) without soaking garlic extract and being infected with Aeromonas hydrophila bacteria, (P3) using soaking onion extract white with a concentration of 1% and infected with Aeromonas hydrophila bacteria, (P4) using garlic extract immersion with a concentration of 1.5% and infected with Aeromonas hydrophila bacteria, (P5) using garlic extract immersion with a concentration of 2% and infected with Aeromonas hydrophila bacteria. The parameters observed during the study included survival rate (SR), relative percent survival (RPS), observation of clinical symptoms, and water quality. The results showed that giving garlic extract with different concentrations had a significantly different effect on survival rates and relative percent survival (RPS).
The purpose of this study is to analyze the application of Total Quality Management (TQM) of vegetable and fruit products in PanenMart Makassar, based on the principles of total quality management (TQM) consisting of customer satisfaction, leadership, increased sustainability, respect for all people and fact based management. Informants were selected purposively, with a total of 11 respondents consisting of: Chief Executive Officer (CEO), Chief Operation Officer (COO) and 9 employees involved in the procurement, sorting, grading, packaging and distribution processes. Data processing using a descriptive analysis method with a Likert Scale. The results of this study indicate that the application of Total Quality Management (TQM) applied by PanenMart Makassar company prioritizes customer satisfaction over other variables.
Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan spesies ikan terbesar di dunia yang tidak bersifat agresif bagi manusia sehingga menjadi ikon wisata yang diminati. Keberadaan hiu paus menjadi magnet wisata dan mengubah Desa Botubarani dari desa nelayan biasa menjadi desa wisata yang ramai. Namun, Pandemi Covid19 menjadi pukulan yang telak bagi pariwisata hiu paus di pantai Desa Botubarani. Wisatawan yang berkurang sangat drastis tidak hanya menghilangkan pendapatan wisata namun juga aktivitas pemantauan hiu paus turut terhenti. Rintisan Normal Baru pemerintah menjadi harapan kembalinya gairah pariwisata hiu paus di pantai Desa Botubarani. Persiapan dibukanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di daerah asal wisatawan dan permudahan perjalan dalam/luar negeri akan disambut dengan penigkatan kualitas dan inovasi wisata hiu paus di Pantai Botubarani. Selain itu, adaptasi wisata di masa pandemi dengan memanfaatkan internet cukup menjanjikan sehingga wisata akan tetap hidup. Desa Inovasi Botubarani mengembangkan siaran langsung jelajah virtual bawah air dengan objek hiu paus secara berkala di alam liar. Pengembangan ini adalah yang pertama di indonesia karena belum pernah dilakukan sebelumnya. Pemanfaatan televisi sirkuit tertutup atau closed circuit television (CCTV) bawah air yang dapat diakses di darat dan terintegrasi dengan internet memungkinkan hiu paus di Pantai Botubarani dapat dinikmati oleh siapapun dan dimanapun. Desa dan masyarakat di Pantai Botubarani dapat menerima masukan dari perkembangan wisata yang berlangsung dari wisatawan yang datang maupun secara virtual. Wisatawan juga mungkin akan tertarik untuk datang setelah melihat siaran langsung hiu paus di pantai Desa Botubarani. Selain itu, perekaman video secara langsung hiu paus juga dapat dimanfaatkan oleh pihak intelektual, pemerintah dan industri sebagai bagian dari kolaborasi triple helix.
Kakap Putih Lates calcarifer, Bloch merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting sebagai ikan konsumsi. jumlah pakan yang dihabiskan dalam kegiatan budidaya ikan kakap putih pada tahap pendederan sekitar 50-60%. Lactobacillus casei merukan jenis bakteri asam laktat yang terdapat di dalam probiotik dan dapat mneghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis bahan pakan yang lebih komleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh benih ikan kakap putih. Penambahan probiotik pada pakan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mengefesiensi jumlah pakan dalam kegiatan pemeliharaan ikan kakap putih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan kakap putih. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 Maret-27 April 2019, bertempat di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri adari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan, yaitu P1 dosis 0% (control), P2 0.5%, P3 1% dan P4 2%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf kepercayaan 95% melalui program SPSS dan uji lanjut Tukey untuk mengetahui perlakuan terbaik. Parameter yang diamati meliputi SGR, pertumbuhan mutlak, tingkat kelangsungan hidup, FCR dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan pemberian probiotik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan spesifik dan berat mutlak, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan panjang mutlak, tingkat kelangsungan hidup dan FCR. Dosis terbaik, yaitu 2% yang dapat memberikan pertumbuhan optimum terhadap benih ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.