Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kualitas organoleptik dan tingkat preferensi konsumen bakso nila yang dilengkapi dengan ekstrak karotenoid dari kulit udang putih (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental desain acak lengkap dengan empat perlakuan berbeda. Percobaan dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, kadar ekstrak karotenoid yang digunakan adalah 0,2 g, sedangkan pada tahap kedua adalah 2,0 g. Rasio daging nila dengan pati yang digunakan dalam pembuatan bakso nila adalah: A = 70:30 + karotenoid; B = 60:40 + karotenoid; C = 50:50 + karotenoid; dan D = 70:30 + tanpa karotenoid sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kualitas bakso nila yang dibuat dalam penelitian ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 7266: 2014) untuk bakso ikan. Bakso nila yang dilengkapi dengan ekstrak karotenoid lebih disukai oleh panelis dibandingkan yang lain tanpa karotenoid. Preferensi panelis terbaik diberikan kepada bakso nila yang menggunakan 50% daging nila dengan penambahan ekstrak karotenoid cangkang udang putih. Kata kunci: bakso, ikan nila, ekstrak, karotenoid cangkang udang putih.
Mutu dan keamanan pangan menjadi perhatian pemerintah karena berdampak pada kesehatan dan terciptanya sumber daya manusia yang berdaya saing. Ikan asap adalah produk olahan perikanan yang melalui proses penggaraman dan pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dan keamanan produk ikan asap yang diproduksi di Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. Sampel ikan asap diambil dari pengolah di Kabupaten Bulukumba menggunakan metode Purpossive Sampling. Sampel dianalisis parameter mutu dan keamanannya Laboratorium Balai Penerapan Mutu Produk Hasil Perikanan Sulawesi Selatan. Hasil menunjukkan bahwa, bahwa mutu dan keamanan pangan produk ikan asap yang diproduksi di Kabupaten Bulukumba untuk beberapa parameter sesuai dengan SNI 2725: 2013, yaitu sensory (±7,1), kadar air (45.43-52.42%), kadar lemak (8.88-12.83%), Histamin (17.55-29.23 mg/kg), E. coli (<3MPN/g) dan kadar Timbal (0.00170-0.0254 mg/kg). Angka Lempeng Total (ALT) melebihi persyaratan mutu dan keamanan pangan produk ikan asap yaitu3,4x105-3,7x106 kol/g.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengasapan ikan yang dilakukan oleh pengasap ikan di Desa Singa, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba dan menganalisis kualitas Ikan Cakalang dan Tuna Sirip Kuning Asap di Desa Singa Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan evaluasi. Survei dilakukan untuk mengetahui proses pengasapan dan melihat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pengolah ikan asap yang ada di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Evaluasi untuk mengetahui kualitas organoleptik bahan baku dari produk ikan asap. Data hasil uji organoleptik dianalisa menggunakan uji-t, anova, dan uji tukey dengan menetapkan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan proses pengolahan ikan asap yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Singa menggunakan metode pengasapan panas yang dilakukan secara terbuka dan lama pengasapan yang singkat. Kualitas organoleptik bahan baku ikan cakalang dan tuna sirip kuning setelah dibeli dari penangkap/pelelangan dan sebelum diproses memiliki nilai 8,18 artinya mutu (sangat segar) sesuai dengan SNI 2729:2006, sedangkan kualitas organoleptik bahan baku ikan cakalang dan tuna sirip kuning sesudah pengasapan memiliki nilai 7,2 artinya mutu (segar) sesuai dengan SNI 2725:2013.Ikan cakalang dan tuna sirip kuning asap hanya dapat bertahan 18 - 20 jam disimpan pada suhu kamar, setelah itu produk sudah tidak layak konsumsi. Kata kunci: Asap, cakalang dan tuna sirip kuning, kualitas, pengasapan, tradisional.
Suckermouth catfish (Pterygoplichthys pardalis) is a type of foreign fish (South America) which is prohibited from entering Indonesia because it can endanger ecosystems and the aquatic environment by its invasive nature. The existence of janitor fish threatens the sustainability of the endemic fish of Tempe Lake in Wajo Regency. Until now, there has been no study regarding the quality and food safety for the use of suckermouth catfish in the regency. This study aims to analyzed the heavy metal content of lead (Pb), mercury (Hg) and arsenic (As) of janitor fish in Wajo Regency. Samples of janitor fish were taken from three districts in Wajo Regency used a purpossive sampling technique. Analysis of Pb, Hg and As metals on meat, scales/skin, and bones/fins of suckermouth catfish, refers to SNI 2354.5: 2011, SNI 2354.6-2016 and SNI 01-4866-1998. The results show that suckermouth catfish from the three districts are not contains Pb but contains Hg and As which do not exceed the requirements for metal contamination content limits based on SNI 2729: 2013 concerning requirements for quality and safety of fresh fish
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.