Beberapa alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan antara lain; (1) perkembangan teknologi mengubah perilaku masyarakat, (2) media sosial menjadi faktor pendorong munculnya braggadocian behavior (orang yang aktif di media sosial dengan gaya narsis, update status, sebar link agar dianggap keren), (3) munculnya dampak positif dan negatif berkaitan dengan pemanfaatan dan dampaknya. Penelitian ini punya rumusan masalah adalah "Bagaimana media sosial baru memengaruhi munculnya braggadocian behavior di masyarakat?" Pendekatan penelitiannya adalah kualitatif. Satuan analisisnya adalah individu dengan satuan pengamatan adalah konsekuensi praktik dalam media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Subjek penelitian ini adalah reporter tetap Bestari. Sementara itu, analisis data yang dilakukan dengan analisis interaktif model Miles dan Huberman. Kesimpulan yang dihasilkan antara lain; (1) media sosial telah mengubah sikap dan perilaku masyarakat, (2) media sosial adalah dunia kepura-puraan yang tidak semua masyarakat memahaminya, (3) masyarakat memanfaatkan media sosial untuk personal branding (4) media sosial telah nyata menciptakan sebuah kebohongan di masyarakat dan itu terus dilanggengkan dan dilakukan oleh para penggunanya.
This study aims to know the media communication strategies of Alif.id and IBTimes.id as website media with a moderate Islamic background. The approach adopted in this study is a descriptive qualitative approach. The results of this study indicated that the strategies used by the media Alif.id and IBTimes.id are the strengthening of the character and the branding of each media by using a cultural approach. Thus, Alif.id and IBTimes.id are also consistent in maintaining the quality of the Islamic missionary (da'wah) content presented through articles and readings. In addition, the publication through social media becomes an important strategy because it is able to reach a broad and fast target audience. Again, the presentation of variations in content such as events, presentations, news, and inspirational videos can also increase engagement and awareness of target audience. As an implication, this study recommends the necessity of using media in an effort to spread the values of religious moderation in the midst of a lot of counter-productive content with universal religious spirit.***Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi media Alif.id dan IBTimes.id sebagai media Islam moderat. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Studi menunjukkan hasil bahwa strategi yang digunakan oleh media Alif.id dan IBTimes.id, yaitu penguatan karakter dan branding media masing-masing dengan menggunakan pendekatan secara kultural. Alif.id dan IBTimes.id konsisten dalam menjaga kualitas muatan dakwah yang disajikan melalui artikel dan bacaan. Publikasi melalui media sosial menjadi strategi yang penting karena mampu menyentuh target khalayak secara luas dan cepat. Selain itu, penyajian variasi konten seperti event, sajian, berita, video inspiratif juga mampu meningkatkan ketertarikan dan keterikatan target audience. Sebagai implikasinya, studi ini menganjurkan keharusan penggunaan media dalam upaya menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah banyaknya konten yang kontra-produktif dengan semangat keagamaan universal.
Permasalahan yang terjadi di pandemi menjadi topik yang relevan dalam sebuah penelitian. Pertama. adanya pandemi COVID-19 membuat cara orang berkomunikasi menjadi berubah. Kedua, berlakunya Physical Distancing membuat dua orang dalam pasangan menjalani hubungan jarak jauh sementara. Komunikasi di pandemi menjadi permasalahan penting, karena merupakan fenomena menarik pada konteks perilaku sosial. Pentingnya penelitian ini mendatangkan beberapa manfaat, di antaranya diharapkan studi penelitian menjadi tinjauan studi berikutnya, khususnya pada topik self disclosure dan komunikasi antar pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana self disclosure dan komunikasi antar pribadi pasangan jarak jauh dalam mempertahankan hubungan saat physical distancing era pandemic COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan model interaksi analisis data oleh Miles & Hubberman.Kesimpulan yang didapatkan antara lain: pertama, esensi komunikasi ketika sedang LDR pandemi menjadi lebih luas dibandingkan ketika sedang melakukan tatap muka. Kedua, adanya pengalaman antar diri masing-masing mempengaruhi unsur ketepatan self disclosure. Ketiga, penentuan topik dan waktu adalah aspek paling diprioritaskan dalam proses self disclosure dan komunikasi. Keempat, dalam proses pengungkapan diri, kepribadian pasangan mempengaruhi esensi dari self disclosure itu sendiri. Kelima, perubahan sikap sebagai efek dari komunikasi tidak terlihat dan tidak bisa didefinisikan secara pasti.
ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh (1) kemajuan teknologi komunikasi yang telah mengubah perilaku masyarakat dalam berkomunikasi; (2) semakin maraknya kegiatan swafoto (selfie dan wefie) yang diunggah di media sosial; dan (3) muncul gejala sosiopat bagi para pengguna media sosial. Rumusan masalah yang dikedepankan adalah: (1) bagaimana munculnya gejala sosiopat di kalangan mahasiswa; (2) apa dampak sosiopat dalam kehidupan sehari-hari? Menggunakan pendekatan kualitatif, penelian berlangsung di Malang Raya di lingkungan aktivis mahasiswa Mazhab Djaeng, yaitu kelompok diskusi aktivis mahasiswa yang dilaksanakan seminggu sekali di luar kampus dan diikuti oleh seluruh mahasiswa di Malang dan masyarakat umum. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Hasil penelitian menunjukkan (1) foto selfie memperkuat gejala narsisme di kalangan mahasiswa; (2) narsisme yang kelewat batas memunculkan gejala penyakit sosial di masyarakat, yaitu antisosial; (3) perlunya gerakan literasi media dan masyarakat untuk menekan dampak munculnya sosiopat.Kata Kunci: Media Sosial, sosiopat, swafoto ABSTRACTThe background of this research is (1) the advancement of communication technology that has changed people's behavior in communication;(2) the increasing number of selfie activities that uploaded on social media; and (3) sociopathic symptoms appear for social media users. The formulation of the problems is: (1) how the symptoms of sociopaths arise among students;(2) what is the impact of sociopaths in everyday life? Using a qualitative approach, the study took place in Malang Raya in the Djaeng School student activist environment, namely a student activist discussion group held once a week outside the campus and attended by all students in Malang and the general public. The data analysis technique used is interactive analysis model Matthew B. Miles and A. Michael Huberman. The results of the study showed (1) selfie photos strengthened the symptoms of narcissism among students; (2) overarching narcissism raises symptoms of social disease in the community, namely antisocial; (3) the need for media and community literacy movements to reduce the impact of the emergence of sociopaths. PENDAHULUANSejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, revolusi media sosial pun turut mengalami perkembangan yang tak kalah pesatnya. Ini tidak saja ditunjukkan pada kuantitas pengguna media sosial, tetapi juga dapat dilihat pada pesatnya perkembangan layanan smartphone dan penyedia layanan komunikasi yang mengembangan aneka fitur semenarik mungkin. Di Asia Tenggara saja, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 87,75 juta pada
beritanya yang ditunjukkan melalui elemen pendefinisan masalah hingga solusi yang ditawarkan. Selain itu, kedua media ini juga menunjukkan keberpihakannya dengan memilih narasumber dari elite pendidikan saja. Kemudian masing-masing media menekankan penyelesaian masalah untuk sekolah-sekolah di Surabaya segera menyiapkan aturan dan skenario pembelajaran tatap muka di sekolah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.