The purpose of this study is to analyze the application of Lean Production implementation in Kopi Pak Tani. Waste and a big map of the production process originated from Kopi Pak Tani will be used as data. While the big map of the production process is obtained by observation. The background of this research is to achieve a competitive advantage in the production process in order to compete with other competitors. This research applies the qualitative method which consists of 2 different ways for gaining data. First, data obtained by the interview process will proceed to the data reduction method, data presentation method, and conclusion determination method. Second, data from observation will through VALSAT Process Activity Mapping Analysis. The results of this study will become a guideline to implement a lean business process by looking at the mapping analysis of process activity. Furthermore, from this study, the discovered wastes are in lead time, inventory, defect, and transportation.
Penelitian ini berfokus pada proses produksi sapu di UMKM. Tujuan utama penelitian adalah mengidentifikasi waste yang terjadi dalam proses produksi sapu sehingga dapat dilakukan usulan peraikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk sapu di UD ini. Penelitian ini menggunakan lean manufacturing dalam mengeliminasi waste dengan menggunakan tool value stream mapping dan diagram Fishbone. Hasil dari analisa ini menunjukkan aktivitas non value added (NVA) sebesar 88,7%. Aktivitas value added (VA) sebesar 10,7% dan aktivitas necessary but non value adding (NNVA) memilik persentase paling rendah dari ketiga aktivitas lainnya yaitu 0,6%. Terdapat empat jenis waste yang terjadi, yakni pada waste of defects sebesar 21,95%, waste of overproduction sebesar 19,51%, waste of waiting 17,07%, danwaste of unnecessary inventory sebesar 17,07%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang efektif dan efisien untuk pengembangan bisnis Bebys Coffee. Penelitian ini menggunakan data primer dengan penyebaran kuesioner kepada 6 responden yang bergerak di bidang industri kopi, menggunakan pendekatan konsumen dimana pendekatan kualitatif deskriptif. Pengujian rumusan masalah menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dengan Neutrosophic Analytic Hierarchy Process (NAHP). Hasil penelitian menunjukkan perumusan strategi pengembangan bisnis Kopi Bebys berupa strategi keunggulan komparatif (SO) dengan perluasan merek; strategi investasi (WO) in-store dan infrastruktur pemasaran; strategi mobilisasi (ST) di ceruk pasar dengan diferensiasi produk linier dan strategi pengendalian kerusakan (WT) dengan strategi perang harga untuk meningkatkan kesadaran dan menutupi biaya operasional. Keterbatasan penelitian ini adalah hanya bersifat deskriptif dan kualitatif yang menitikberatkan pada pengembangan strategi manajemen yang komprehensif dan tidak mengembangkan strategi manajemen yang lebih detail pada hal-hal teknis. Maka, Bebys Coffee memerlukan analisis SWOT menggunakan NAHP untuk menangkap peluang dari tingginya permintaan minuman kopi dan menghadapi ancaman kompetitor yang memiliki brand kuat dan toko yang lebih nyaman
Penelitian ini dilakukan pada UMKM Nanda Beton yang merupakan industri pengolahan bahan dasar bangunan berupa hiasan beton jenis roster. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui sumber kecacatan pada produk hiasan beton roster dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan untuk memberikan usulan perbaikan kepada UMKM Nanda Beton. Analisis produk defect pada hiasan beton roster dilakukan dengan menggunakan dua metode analisis yaitu FTA adalah pendekatan analisis kegagalan untuk mengetahui sumber kegagalan pada proses produksi dengan mencari top event kemudian menyusunnya ke dalam pohon kesalahan dan FMEA yang merupakan teknik analisis untuk identifikasi potensi penyebab kegagalan dengan melakukan penilaian untuk memperoleh Risk Priority Number (RPN) yang selanjutnya dilakukan usulan perbaikan. Kedua metode ini digabungkan untuk memperoleh hasil analisis yang lebih baik. Data menunjukkan bahwa terdapat tiga proses produksi yang memiliki jumlah produk gagal (defect) di atas batas toleransi 1% per fungsi produksi, antara lain proses pelepasan cetakan dengan jumlah defect terbanyak sebesar 2,14% dari setiap produksi, proses pencetakan sebanyak 1,77% dari setiap produksi, dan proses pemadatan beton sebesar 1,48% dari setiap produksi. Pada proses produksi terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya kecacatan produk seperti faktor human error maupun faktor alat. Sehingga dilakukan usulan perbaikan berupa pengawasan dan pengecekan secara berkala, penerapan standarisasi terhadap setiap proses produksi dan melakukan pelatihan pekerja serta pemeliharaan terhadap alat produksi untuk menghasilkan produk kualitas baik bebas cacat (defect). Kata kunci: defect, FTA, FMEA ABSTRACT This research was conducted on “Nanda Beton” MSME a building materials processing industry in form of rooster concrete decoration. The purpose of the research is to know the source of a defect in the rooster concrete decoration use Fault Tree Analysis (FTA) and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) methods and also to provide improvement suggestions to “Nanda Beton” MSME. The analysis of defect product in rooster concrete decoration was done using two analysis methods, namely FTA is a fault analysis to identify the source of failure in the production process by looking for the top event, and then arrange it into a fault tree. FMEA is an analytical technique for identifying potential causes of failure by conducting an assessment to get a Risk Priority Number (RPN) then make further improvement suggestions. Both of the methods are combined to get a better analysis result. The data showed that there are three production processes have the number of defect product above the tolerance limit 1% each production function, including the mould release process with the most number of defects 2.14% of each production, the moulding process 1.77% of each production and the concrete compaction process 1.48% of each production. Production process has the factors that influence the occurrence of product defects in each production such as human error factor and equipment factors. So, improvement suggestions needed, there are made the regular supervision and checking periodically, standardization of each production process, conducting worker training and maintenance of the production equipment to produce a good quality product without any defects. Keywords: defect, FTA, FMEA
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.