Prestasi dalam olahraga dapat ditingkatkan apabila seseorang memiliki rasa percaya diri yang baik, terutama pada olahraga beregu maupun olahraga perorangan. Oleh karena itu penting untuk mengkaji tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh atlet cabang olahraga beregu ataupun cabang olahraga perorangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan tingkat kepercayaan diri siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga perorangan. Metode pada penelitian ini mengguakan metode deskrptif dengan instrumen peneliitan berupa angket kepercayaan diri. Populasi dan sampel berjumlah 30 orang dengan rincian siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler cabang olahraga beregu sepak bola berjumlah 15 orang dan siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga perorangan karate berjumlah 15 orang. Hasil analisis menunjukan bahwa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler beregu dan perorangan memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik, akan tetapi siswa yang mengikuti ekrakurikuler olaraga beregu sepak bola meiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga perorangan karate. Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak tedapat perbedaan yang signifikan pada tingkat percaya diri pada siswa ekstrakurikuler olahraga beregu maupun perorangan di SMAN 1 Jatinangor. Saran dari penelitian ini rasa percaya diri perlu dimiliki dan ditingkatkan pada diri siswa untuk menunjang prestasi yang diperoleh pada bidang pendidikan maupun olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara kebugaran jasmani dengan kemampuan konsentrasi dan respon kortisol sebagai penanda biomolekuler pada siswa apakah mengalami tekanan atau tidak. Seseorang yang mempunyai kebugaran jasmani yang baik akan mengalami suplai darah yang membawa nutrisi dan kaya akan oksigen menuju otak akan lebih lancar dan mengakibatkan respon metabolisme seluruh tubuh yang baik sehingga dalam hal ini siswa yang mempunyai kebugaran jasmani yang tinggi akan mempunyai kemampuan konsentrasi yang lebih tinggi dan lama, selain itu respon kortisol akan mengalami penurunan yang sejalan dengan penurunan stres. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi expost facto, dengan rentang waktu ± 20 (duapuluh) bulan. Pengambilan data secara acak berdasarkan letak geografis atau wilayah dataran tinggi dan dataran rendah berbagai wilayah kabupaten kota yang berada di provinsi Jawa Barat. Subjek penelitian melibatkan siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan total jumlah subjek penelitian sebanyak 339 siswa, laki-laki 151 orang dan perempuan 137 orang. Hasil pengukuran kebugaran jasmani berdasarkan wilayah dataran tinggi dan rendah sebesar (199,99±24,68) vs (198,51 ± 25,01); kemampuan konsentrasi sebesar (81,34±30,14) vs (69,22±27,09); respon kortisol sebesar (0,145±0,151) vs (0,141±0,103). Berikutnya hasil analisis statistik uji korelasi spearman’s rho antara kebugaran jasmani dengan kemampuan konsentrasi berdasarkan wilayah dataran tinggi dan rendah menunjukkan (r 0,438**; kontribusi 19,18%) vs (r-0,055; besar 0,30%) kebugaran jasmani dengan respon kortisol (r -0,203*; kontribusi 4,12%) vs (r -0,291**; kontribusi 8,47%). Kesimpulan 1) terdapat korelasi positif dan kontribusi yang signifikan pada level 0,01 antara kebugaran jasmani dengan kemampuan konsentrasi di daerah dataran tinggi; 2) tidak terdapat korelasi dan kontribusi antara kebugaran jasmani dengan kemampuan konsentrasi pada daerah dataran rendah; 3) terdapat korelasi negatif dan kontribusi yang signifikan pada level 0,05 antara kebugaran jasmani dengan respon kortisol di daerah dataran tinggi; 4) terdapat korelasi negatif dan kontribusi yang signifikan pada level 0,01 antara kebugaran jasmani dengan respon kortisol di daerah dataran rendah.
This research is aimed to identify the experiment of psychological training on football players to improve their performance. The method used in this research is experimental. This research participant is two football teams, namely Persigar and Porda Garut, consisting of 46 football players. The instrument in this research is Mental Skills Test-football (MST-f) and Evaluation Football Performance. The results revealed that the implementation of psychological training is affected, performance players. That means there is a significant relationship between psychology and football performance. The experimental group's psychological test results (Porda Garut) showed an average score of 3.75 points, those higher than the control group (Persigar Garut), which had an average score of 3.16 points. The experimental group's performance test (Porda Garut) had a higher increase of 73.11%, while the control group (Persigar Garut) experienced a lower growth of 15.54%. This research concludes that psychological training can be implemented in football training as well.
Haornas merupakan momentum keberhasilan olahraga, yang digambarkan sebagai simbol kebangkitan nasional dan juara olahraga menjadi ikon nasional. Hal ini merupakan pembudayaan olahraga yang dilakukan secara koheren, terpadu, dan berkesinambungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta mengungkap sejarah yang berkaitan dengan catatan perjalanan Haornas beserta perkembangan olahraga di Indonesia. Pendekatan kualitatif dengan deskriptif eksploratif dipilih dalam penelitian ini. Partisipan berjumlah 8 responden, terdiri dari pejabat publik, akademisi, atlet, dan masyarakat, yang diambil dengan menggunakan teknik qualitative purposive sampling. Lokasi bertempat di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat, pelaksanaan pada bulan Juli-Agustus. Observasi dan wawancara semi terstruktur digunakan dalam pengumpulan data. Temuan ini menunjukkan bahwa upaya olahraga untuk semua, mengintegrasikan jalur pembinaan dan pengembangan olahraga di Indonesia yang mengarah kepada pergeseran paradigma dari ‘pengembangan olahraga’ menjadi ‘pengembangan melalui olahraga. Dengan demikian, olahraga sebagai instrumen pembangunan yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Sehingga, peringatan Haornas dengan gerakan “sport for all” perlu dikembangkan menjadi pembangkit budaya olahraga di tanah air.
This study aims to determine the difference in leadership development among a group of futsal players that was integrated with leadership and not. The research used a quasi-experimental research method with The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Samples were taken using purposive sampling technique which was divided into three groups. Analysis of the effect of leadership treatment into the futsal training program was carried out with one way ANOVA and further tests with Scheffe and the t test. Based on the results of data processing and analysing, there was the effect of development in the group that were integrated with leadership as much 98.78. Analysis of the effect of leadership treatment was done by Gain Score. The result of leadership treatment effect analysis was the group that was integrated with leadership gave the effect towards leadership development as much 77,18% that was included in effective category.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.