Kegiatan belajar anak usia dini wajib menghadirkan suasana yang nyaman dan menyenangkan dengan cara bermain sambil belajar. Bermain adalah stimulasi yang sangat tepat bagi anak karena melalui kegiatan bermain, anak dapat menggunakan seluruh emosinya, perasaannya, dan pikirannya. Salah satu kegiatan bermain sambil belajar adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis otak dengan permainan puzzle. Pembelajaran berbasis otak identik dengan pendekatan yang menggunakan sistem fungsi otak dalam kegiatan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Penerapan pembelajaran berbasis otak pada anak usia dini dapat dilakukan dengan permainan puzzle. Puzzle merupakan bentuk permainan yang dimainkan dengan cara menyusun kepingan-kepingan yang dimainkan menjadi satu kesatuan utuh, sehingga terbentuk gambaran aslinya secara keseluruhan. Pembelajaran berbasis otak melalui permainan puzzle dapat membantu anak dalam koordinasi cara berpikirnya untuk menghubungkan dan bertindak menggunakan angka, bilangan, simbol, warna, bentuk, pola, anak juga dapat belajar menyelesaikan suatu masalah, melatih kemampuan daya ingat dan konsentrasi, melatih kesabaran anak, menambah pengetahuan serta melatih koordinasi motorik halus dan pengelolaan emosi anak. Penerapan permainan puzzle pada anak usia dini juga sejalan dengan teori perkembangan menurut Piaget yaitu tahapan perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun mengarah pada penggunaan simbol-simbol, anak juga dapat memahami identitas, memahami hubungan sebab akibat, dan anak mampu mengklasifikasikan serta memahami angka, anak dapat mengekspresikan pikiran dan ide-ide, anak dapat leluasa bertanya dan menjawab, serta anak dapat memahami konsep berhitung sederhana.
<p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>Early Childhood Education is an early education that facilitates children to get the right stimulation, guidance, nurturing, and learning so that the child's abilities and skills can develop optimally. Teachers play a role in stimulating the quality care and education that early childhood needs. When the teacher provides education and develops the character of the child, the teacher needs confidence in his or her abilities called self-efficacy. Self-efficacy refers to an individual's belief that he is capable of performing tasks, in this case the higher his or her efficacy the more confident or confident he is able to achieve success. This research method is a literature study that examines scientific literature related to the role of teacher efficacy in Early Childhood Education. Based on literature studies, teacher self-efficacy can be used to develop teacher innovation behavior in their work. Teachers with higher self-efficacy showed a higher level of innovation behavior. By building the teacher's self-efficacy, it will affect the teacher's confidence when doing teaching objectives, preparing teaching materials, class interaction patterns, roles, classroom practices and others.</em></p><p><em> </em></p>
<p class="JW31text">Pendidikan Anak Usia Dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak pada usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Penguatan nilai agama sebaiknya dikembangkan sejak dini agar saat dewasa anak dapat menghadapi dilema kehidupan dan dapat menjaga keseimbangan hidup. Agama mencakup keyakinan atau kepercayaan, pemujaan terhadap apa yang diyakini, dan aturan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang berdasarkan sistem kepercayaan dan sistem ibadah. Tertanamnya nilai moral yang mapan pada anak-anak akan membuatnya mampu berperilaku sopan dan santun kepada siapa pun, dan mampu menghormati orang lain. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka. Penguatan nilai agama tercermin dalam perkembangan moral anak sehingga anak menjadi tahu yang baik dan buruk, benar maupun salah. Penguatan nilai agama dalam perkembangan moral dapat diberikan kepada anak sesuai dengan usianya menggunakan metode keteladanan, diskusi, bermain peran, outbond, bernyanyi, karyawisata, pembiasaan, bermain, dan bercerita.</p><p class="JW18keywords"><strong>Kata Kunci: </strong>nilai agama, perkembangan moral, anak usia dini</p>
Driving behavior is one of the routine activities carried out by individuals on a daily basis, both with two wheeled and four wheeled vehicles. A driver who drives his vehicle can see driving activity is a complex activity. So to be able to drive safely, responsibly and have good driving ethics and behavior, one must also have certain psychological aspects to support soft skills consisting of cognitive, affective and personality. Based on this, the researcher tried to arrange a Form A Psychological Test to obtain a Driver’s License. Psychological Test Form A is administered both online and offline. The construction of the test was carried out based on three aspects of the National Police Chief Regulation No. 5 Year 2021. The items of the psychological test form A have gone through field testing with 41 participants who already have a driving license (SIM) and were selected based on the results of the content validity evaluation with expert judgment, the level of diffilcuty and discriminatory power of the item, and the reliability of each sub aspect. Psychological test form A consist of three aspect and nine sub aspects with a total of 57 items, which has a reliability coefficient of each moving between 0.639 to 0.936.
Lingkungan masyarakat Hindu di Bali yang yakin dan hidup dengan menjalankan konsep Tri Hita Karana, memberikan potensi yang dapat dijadikan sebagai dasar guna memberikan pendidikan bagi berbagai tingkatan usia pendidikan, salah satunya pada pendidikan PAUD. Potensi tersebut dapat diadopsi dalam upaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Segala hal yang menjadi implementasi dari konsep Tri Hita Karana bisa dijadikan media dalam memberikan stimulus terhadap perkembangan anak usia dini. Tri Hita Karana merupakan konsep dasar yang mengharapkan manusia untuk menjaga hubungan diantara ketiga unsur (Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan) sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Pengembangan Keterampilan Guru Sadar Lingkungan Berbasis Konsep Tri Hita Karana bagi Guru PAUD di wilayah Denpasar Utara yang dilaksanakan dalam rentang waktu 5 pertemuan, yaitu dimulai dari tanggal 9 Mei sampai dengan 13 Mei 2022. Pengabdian masyarkat ini ruang lingkupnya pada beberapa kegiatan diantaranya: penyampaian materi dan diskusi singkat mengenai pemahaman konsep guru sadar lingkungan dengan basis konsep Tri Hita Karana, praktek pengembangan kegiatan berbasis konsep Tri Hita Karana, gerak dan lagu, serta unjuk hasil karya. Pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan mendapat respon yang sangat baik dan didukung sepenuhnya oleh Pengawas TK wilayah Denpasar Utara yang sekaligus ikut terlibat sebagai perserta. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat kehadiran peserta pada setiap pertemuan mencapai 100% dan respon dari evaluasi kegiatan yang sangat baik dengan penyajian kegiatan yang sangat bermanfaat serta adanya permintaan pelaksanaan kegiatan sejenis secara berkelanjutan yang menyasar lebih banyak lembaga PAUD di wilayah Kota Denpasar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.