Kegiatan pelatihan diversifikasi produk olahan jagung manis telah dilaksanakan di Kelurahan Kalampangan Kota Palangka Raya. Keberhasilan pertanian lahan gambut Desa Kalampangan, salah satunya ditunjang oleh sektor hortikultura. Umumnya pemenuhan kebutuhan sayuran sekitar Kota Palangka Raya dipasok dari Desa Kalampangan. Desa Kalampangan merupakan sentral produksi jagung manis di wilayah Kota Palangka Raya. Luas areal penanaman jagung manis menempati urutan teratas yaitu seluas 205 ha dengan produksi sebesar 215 ton/ha. Produksi ini sesuai dengan deskripsi varietas jagung manis dataran rendah Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2019 dengan kelompok sasaran ibu - ibu petani Desa Kalamapnagan. Metode kegiatan meliputi : 1) Sosialisasi dan Penyuluhan, 2) Pelatihan dan demontrasi, 3) Pembinaan/ pendampingan, 4) Monitoring. Tujuan dari kegiatan pelatihan diversifikasi produk olahan jagung manis. berupa puding dan kue talam diharapkan menjadi rintisan wirausaha bagi ibu - ibu petani Desa Kalampangan, adapun untuk pengolahan produk makanan ini hanya perlu teknologi yang sederhana. Sedangkan kontribusi yang diberikan kepada ibu – ibu petani mitra adalah dengan pelatihan pembuatan dua produk makanan yang terbuat dari jagung manis (puding dan kue talam jagung manis), diharapkan menjadi rintisan wirausaha baru skala home industri sehingga dapat menambah pendapatan income keluarga sekaligus untuk konsumsi sendiri guna memenuhi gizi keluarga. Dari kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menjaga kestabilan harga jagung manis di tingkat petani serta ada nilai tambah dari hasil produk olahan jagung manis. Adapun kekurangan yang perlu diperbaiki guna menunjang keberlanjutan rintisan usaha produk olahan puding dan kue talam jagung manis adalah perlu perbaikan pada wadah/tempat kemasan produk. Produk hasil olahan yang dikemas dengan wadah/ tempat yang cantik dan menarik serta tertutup sangat mempengaruhi kualitas hasil produk yaitu meningkatkan daya tarik bagi pembeli dan lebih higienis serta meningkatkan harga jual. Dari hasil kegiatan pengabdian ini disarankan perlu dicari inovasi teknologi guna peningkatan waktu saji yang lebih tahan lama (produk tidak mudah basi) karena produk olahan puding dan kue talam hanya bertahan setengah hari saja
Tujuan kegiatan untuk menerapkan teknologi pengendalian penyakit busuk buah melalui demplot tiga varietas cabe rawit yang dipadukan dengan trichokompos dan fungisida nabati ekstrak daun gelinggang bagi kelompok tani di Kelurahan Kalampangan. Metode kegiatan dengan memberikan pelatihan: 1) teknologi pembuatan fungisida nabati ekstrak daun gelinggang menggunakan EM4, 2) teknologi pembuatan trichokompos, dan 3) pendampingan aplikasi tricho kompos dan fungisida nabati ekstrak daun gelinggang pada demplot 3 varietas tanaman cabe rawit, serta pengamatan intensitas serangan penyakit busuk buah, bobot panen cabe rawit (kg) dan analisa ekonomi sederhana. Hasil penerapan teknologi pengendalian penyakit busuk buah (Colletotrichum sp.) menunjukkan intensitas serangan penyakit yang terjadi antara 6,3 – 19,5%, termasuk dalam ketegori serangan ringan dimana intensitas serangannya <25%. Berusaha tani cabe rawit varietas Cakra Putih tampak lebih menguntungkan dibanding varietas Dewata dan Baskara, dimana serangan penyakit yang terjadi lebih rendah sedangkan yang tertinggi terdapat pada varietas Baskara.
Budidaya tanaman padi merupakan salah satu pekerjaan utama bagi masyarakat di Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru, Kabupaten Kotawaringin Timur. Petani dalam melakukan usaha pertaniannya sering berhadapan dengan serangan hama dan penyakit yang menjadi faktor pembatas dalam meningkatkan produksi tanaman. Tindakan pencegahan dan pengendalian hama maupun penyakit yang menyerang tanaman padi yang dilakukan petani adalah mengaplikasikan pestisida kimia. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah transfer pengetahuan (transfer knowledge) memberikan pemahaman kepada petani tentang bahaya penggunaan pestisida kimia secara terus menerus dan memberikan solusinya berupa cara pengendalian lain yang lebih ramah lingkungan melalui pengelolaan serangga musuh alami dan mikrohabitatnya serta pengunaan biopestisida. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah anggota Kelompok Tani Ujung Pandang, Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru. Metode kegiatan berupa sosialisasi dan penyuluhan secara langsung menggunakan Power Point Presentation tentang 1) Pengenalan musuh alami dan perannya pada ekosistem budidaya tanaman; 2) SosialisasiPengendalian OPT menggunakan Pestisida Nabati; 3) Pestisida Hayati Mikroba mengendalikan Penyakit Tanaman; dan 4) Diskusi terkait Konsep PHT dan Pengendalian Hama Penyakit Ramah Lingkungan. Hasil yang diperoleh adalah kesadaran petani akan bahaya pengaplikasian pestisida kimia secara terus menerus dan meningkatnya pemahaman petani tentang Musuh Alami Hama maupun Biopestisida yang dapat menjadi alternatif mengurangi penggunaan pestisida kimia, bahkan lebih aman dan ramah lingkungan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses kegiatan telah berjalan baik. Peserta yang hadir sangat antusias dalam sesi diskusi, materi yang disampaikan oleh tim merupakan pengetahuan baru yang belum pernah diperoleh sebelumnya. Hal ini menjadi motivasi bagi Tim pengabdian masyarakat melakukan koordinasi dengan Ketua Kelompok Tani untuk mendukung keberlanjutan program pada waktu yang akan datang, melalui praktek langsung di lahan budidaya
This study aims to determine the best interaction between watermelon varieties and the application of liquid organic fertilizer from fruit waste, the best dose, and the suitable varieties for cultivation on peat soils. The design used was a 4 x 2 factorial RCBD (Randomized Completely Block Design) with 3 replications. The factors studied arethe variety (V) consists of two levels, namely: V1: Amara F1, V2: Garnis F1, and liquid organic fertilizer (P), consists of four levels, namely: P0: 0/liter of water, P1: 30 mL +970 mL of water/plot, P2: 60 mL+940 mL of water/plot, P3: 90 mL+910 mL of water/plot. The results showed that there was no interaction between varieties and liquid organic fertilizers. The varieties had a significant effect on plant length, the number of leaves, flowering time, and fruit length. The suitable variety was Garnis F1. The liquid organic fertilizers had a significant effect on fruit weight per plot, and fruit diameter with the best dose of 30 mL+970 mL of water/plot on the Garnis F1 variety. The highest fruit sweetness rate (7.72 Brix) at the best dose 90 mL+910 mL of water/plot on the Garnis F1 variety
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.