Esophageal foreign body is sharp or blunt objects or food stuck and stuck in the esophagus due to ingested, either deliberately or accidentally. Esophagoscopy extraction is the common treatment. This study aimed to obtain the occurance of foreign bodies in esophagus in the THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado during period January 2010-December 2014, and the pattern of age, gender, and type of foreign bodies that impact esophageal foreign bodies. This study used descriptive-retrospective. Samples were all patients who seek treatment in the THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado diagnosed as esophageal foreign body, during period January 2010-December 2014. Fivety-two patients had diagnose with esophageal foreign bodies during period January 2010. The group of age 0-10 years had a highest number of patients with 17 cases (32.7%). There was no different between male (25 patients) and female (27 patients). The most common esophageal foreign bodies in all patient was dentures with 25 cases (48.1%) and coins become the second most common foreign bodies in 18 cases (34.6%). Conclusion: The number of patients with esophageal foreign bodies was a small part of the total number of THT-KL cases because these cases were more incidental.Keywords: foreign bodies. esophagus. esophagoscopy.Abstrak: Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Penatalaksaan yang lazim adalah esofagoskopi ekstraksi untuk mengeluarkan benda asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian benda asing esofagus di Bagian/SMF THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mulai bulan Januari 2010-Desember 2014 dan untuk mengetahui jenis kelamin, golongan umur dan jenis benda asing tersering dalam kasus benda asing esofagus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-retrospektif. Sampel penelitian adalah semua penderita yang berobat di Bagian/SMF THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang terdiagnosis sebagai benda asing esofagus, mulai bulan Januari 2010-Desember 2014. Lima puluh tiga pasien telah terdiagnosis sebagai benda asing esofagus selama periode Januari 2010-Desember 2014. Golongan umur 0-10 tahun adalah yang paling banyak menjadi pasien benda asing esofagus dengan 17 kasus (32,7%). Tidak ada perbedaan yang cukup berarti antara pasien pria (25 pasien) dan perempuan (27 pasien). Benda asing tersering yang menjadi penyebab benda asing esofagus adalah gigi palsu dengan 25 kasus (48,1%) dan uang logam menjadi benda asing tersering kedua dengan 18 kasus (34,6%). Simpulan : Penderita benda asing esofagus memiliki jumlah yang sedikit dari jumlah keseluruhan kasus THT-KL, karena kasus ini lebih bersifat insiden.Kata kunci: benda asing, esofagus, esofagoskopi
Ear is one of the five senses that functions as hearing and body balance device. The health status of human ear is influenced by lifestyle, activities, and environmental factors. Noise is one of the hazardous physical factors that could cause hearing problems ranging from temporary to permanent deafness depending on the intensity of noise, duration of exposure, and individual sensitivity towards noise. Ear health status can be determined through investigation problems or abnormalities of the ear and the hearing function. This study was aimed to obtain the profile of ear health among students of State Police Academy Karombasan Manado. This was a descriptive observational study with a cross-sectional design. There were 30 students as respondents. Data were analyzed by using Microsoft Excel 2010. The results showed that only one respondent (3%) had abnormal outer ear shape (preauricular fistula) meanwhile 29 respondents (97%) had normal outer ear shape. Based on the ear canal, 25 respondents (83%) had normal ear canal and 5 respondents (17%) had cerumen. Investigation of tympanic membrane showed that all respondents had normal tympanic membrane. All respondents had good ear function based on Rinne and Weber tests. Conclusion: Ear health status among students of State Police Academy Karombasan Manado was categorized as good.Keywords: ear abnormality, hearing function abnormality Abstrak: Telinga merupakan indera yang berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Status kesehatan telinga manusia dipengaruhi oleh perilaku hidup, aktifitas, dan faktor lingkungan. Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran mulai dari ketulian sementara sampai ketulian permanen bergantung pada intensitas, lama waktu paparan, dan kepekaan individu terhadap kebisingan. Status kesehatan telinga dapat ditentukan dengan pemeriksaan gangguan atau kelainan telinga, dan pemeriksaan gangguan fungsi pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kesehatan telinga mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah 30 mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Data hasil penelitian diolah menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Hasil penelitian menunjukkan pada pemeriksaan telinga luar hanya 1 responden (3%) yang memiliki bentuk telinga luar abnormal yaitu fistula preaurikular, sedangkan 29 responden (97%) memiliki kondisi telinga luar normal. Pemeriksaan membran timpani mendapatkan hasil normal telinga kiri dan telinga kanan pada semua responden (100%). Pemeriksaan tes fungsi pendengaran Rinne dan Weber mendapatkan hasil normal pada 30 responden (100%) baik telinga kiri dan kanan. Simpulan: Status kesehatan telinga mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado tergolong baik. Kata kunci: gangguan atau kelainan pada telinga, gangguan fungsi pendengaran
Physiologically, nose has several important functions for protecting our body from the disadvantageous conditions surrounding us. This study aimed to obtain the nose health status of students at Binsus 9th Senior High School Manado. This was a descriptive survey study with a cross sectional approach. Nose health status was determined by examination of the nasal cavity, conchae, mucous layer, secret, septum, and post nasal drip. The results showed that most of the students had normal nose health result. Conclusion: Nose health status of most students at Binsus 9 Senior High School Manado was good. Keywords: health survey, nose examination Abstrak: Secara fisiologik hidung mempunyai beberapa fungsi penting sebagai penyaring, pertahanan lini pertama, dan pelindung tubuh terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kesehatan hidung pada siswa SMA Negeri 9 Binsus Manado. Desain penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif survei dengan pendekatan potong lintang. Gambaran kesehatan hidung setiap sampel diperoleh dengan memeriksa kavum nasi, konka, mukosa, sekret, septum dan post nasal drip. Hasil pemeriksaan hidung menunjukkan bahwa sebagian besar gambaran kesehatan hidung siswa SMA Negeri 9 Binsus Manado normal. Simpulan: Sebagian besar siswa di SMA Negeri 9 Binsus Manado memiliki status kesehatan hidung yang baik. Kata kunci: survei kesehatan, pemeriksaan hidung
Allergic Rhinitis is an atopic condition which most often occurred. The incidence of allergic rhinitis is estimated at about 10% of the general population. This study aims to know the profile of allergic rhinitis patients in Ear, Nose and Throat – Head and Neck Surgery Department at Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital, Manado period January 2010 – December 2012 by using descriptive retrospective study method. The overall number of objects in this study are 209 patients. The result, distribution by year obtained the highest number of patients in the year 2011 as many as 80 patients of 4.295 visitors (1,86%), age group 21-30 years old had the highest percentage (23,92%). Percentage of patients with allergic rhinitis was higher in woman (56,48%) than men (43,54%), jobs of patients which employees have highest percentage (34,93%), sneezing clinical symptom has highest percentage (39,40%), antihistamine treatment has highest percentage (42.70%). Conclusion, Age group 21-30 years is the most frequent suffer from allergic rhinitis. Woman is more frequent suffer from allergic rhinitis than in men. The job of patients which most frequent to get allergic rhinitis is an employee. Clinical symptoms which are most frequent complained are sneezing, rhinorrhea and nasal congestion. Treatment which most frequent given is antihistamine drug. Keywords: Allergic rhinitis ABSTRAK: Rinitis alergi merupakan keadaan atopi yang paling sering dijumpai. Insiden rinitis alergi diperkirakan menyerang sekitar 10% dari populasi umum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil penderita rinitis alergi di poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R. D Kandou Periode Januari 2010 – Desember 2012 dengan menggunakan metode retrospektif deskriptif. Keseluruhan jumlah objek penelitian adalah 209 penderita. Hasil penelitian, distribusi menurut tahun didapatkan jumlah penderita tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 80 penderita dari 4.295 pengunjung (1,86%), golongan umur 21-30 tahun memiliki presentase tertinggi (23,92%). Rinitis alergi tinggi pada perempuan (56,48%) dari pada laki-laki (43,54%), pekerjaan terbanyak adalah pegawai (34,93%), gejala klinik bersin sebesar 39,40%, penanganan antihistamin memiliki presentase tertinggi sebesar 42.70%.Kesimpulan, golongan umur 21-30 tahun ialah yang paling sering menderita rinitis alergi. Perempuan lebih sering menderita rinitis alergi daripada laki-laki. Jenis pekerjaan yang paling sering terkena rinitis alergi ialah pegawai. Gejala klinik yang paling sering dikeluhkan yaitu bersin-bersin, rinore dan hidung tersumbat. Penanganan yang paling sering diberikan ialah obat golongan antihistamin. Kata Kunci: Rinitis alergi
Abstrack : Teenagers are ages who learn to try, both emotionally, spiritually, and socially andusually teenagers start looking for identity and associating with their environment. The role ofparents is very important to guide and educate children. Teenagers are very interested in onlinegames, if left unattended by parents, they will become addicted. Game addiction is a game thatcan give gamers a feeling of happiness to have a tendency to keep playing and ignore reality.The purpose of this study was to find out the relationship of parenting parents with online gameaddiction in adolescents in the Olives of Manado Senior High School. The research methoduses cross sectional. The respondents consisted of 60 teenagers with a total sampling technique.Data collection uses parenting and online game addiction questionnaires. The Chi-square testresults obtained were smaller than the significant values (α = 0.05) in parenting parents withonline game addiction (ρ = 0.021). The conclusion of the research shows that there is acorrelation between parenting parents and online game addictions.Keywords: Parenting Parents, Addicted To Online Games, TeenagersAbstrak : Remaja adalah usia yang belajar mencoba, baik secara emosi, spiritual, maupunsosial dan biasanya usia remaja mulai mencari jati diri dan bergaul dengan lingkunganya. Peranorang tua sangatlah penting untuk membimbing dan mendidik anak. Remaja sangat tertarikdengan game online, jika di biarkan tanpa pengawasan orang tua, akan berdapak menjadikecanduan. Kecanduan game adalah permainan game yang dapat memberikan perasaan bahagiaterhadap gamer untuk memiliki kecenderungan terus bermain dan mengabaikan realitas.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua denga kecanduan gameonline pada anak usia remaja di SMA Kristen Zaitun Manado. Metode Penelitianmenggunakan cross sectional. Responden terdiri dari 60 remaja dengan teknik pengambilantotal sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pola asuh dan kecanduan game online.Hasil Uji Chi-square yang di dapatkan lebih kecil dari nilai signifikan (α=0,05) pada pola asuhorang tua dengan kecanduan game online (ρ=0,021). Kesimpulan hasil penelitianmenunjukkan terdapat ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecanduan gameonline.Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecanduan Game Online, Remaja
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.